Transmigrasi Alice||19

145 4 0
                                    

"sial, Darimana kau tau namaku!"

Plot sebelumnya.

"Kau tak perlu tau!" Tanya pria itu berpindah menarik kerah baju lawannya, Alex.

"Biar ku tebak" ucap Alex menyingkirkan tangan pria itu. "Kau pasti ada kaitannya dengan putri Alice"

"Kalo iya kenapa?"

"Kalo iya, menyingkir lah dari jalan ku!"

"Tidak akan, kau pasti akan membuat keributan" bantah pria itu. "dan kau pasti akan merusak hari spesial nya Alice"

"Itu tidak akan pernah ku biarkan!!" Tambahnya lagi.

"Dasar badebah!, Aku tak ingin membuat keributan !" Sela Alex.

"Yang ku inginkan hanya mendapat kannya" tambahnya.

•••

"Yang mulia, king Edward, ada seseorang yang ingin berbicara dengan Anda" ujar salah seorang kesatria kerjaan Morel, Gilbert.

"Bawa dia kemari" perintah Edward.

Gilbert mengangguk.

"Ayahanda, apa yang sedang terjadi?" Tanya Alice dengan wajah kekhawatiran.

"Tenanglah putriku, hanya ada seseorang yang ingin berbicara dengan ayah" jawab Edward.

Edward menatap Liam seolah-olah menyampaikan ' tolong bawa Alice ke suatu tempat ' yang langsung dimengerti nya.

Liam membawa Alice dengan segera ke meja tempat makanan kesukaan Alice berjejer.

"King Edward, ia sudah disini" sela Gilbert.

"Ada keperluan apa sampai kau ingin berbicara dengan saya?" Tanya Edward pada laki-laki yang ada di depannya.

"Begini Baginda raja....--"

•••

"Malam ini, kita harus tidur dalam satu kamar yang sama" Tegas galix.

Spontan Alice yang sedang duduk manis di bangkunya langsung berdiri melebarkan bola matanya.
"Benarkah?, Galix apa engkau habis ke Picut sesuatu?" Ledek Alice.

"Atau kau ingin--"

"Tidak, ini perintah dari king Edward" jelas galix sebelum Alice mengutarakan hal yang tidak tidak.

Alice kembali duduk, namun kali ini ia duduk dengan melipatkan tangannya di dada dan memanyunkan bibirnya.

"Kapan kita punya seorang putri atau putra yang bisa mewariskan kerajaan kita, galix?" Tanya Alice.

"Aku menginginkannya, seperti Bella..." Tambahnya lagi. "Ia sudah memiliki seorang putra yang sangat tampan, aku juga ingin"

"Aku ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang ibu dari anak-anakku"

Alice mengutarakan semua isi hatinya, walaupun aslinya jiwa ia berumur 16 tahun, tapi tubuh yang ia tempati sudah berusia 22 tahun.

Entah mengapa hatinya ingin mengutarakan nya. Mungkin ini lah perasaan yang di rasakan semua wanita yang sudah menikah.

Ingat yang sudah M-E-N-I-K-A-H!!

Galix diam, dia bingung harus menjawab apa. Sebenarnya dia juga menginginkan hal yang sama, memiliki keturunan.

Tetapi, ia masih belum punya keberanian untuk menyentuh istrinya.

Alice bangkit dari duduk nya, dengan berlari kecil, gadis itu memeluk galix dari belakang. "Sudah tak mengapa kalau dirimu belum menginginkan nya" kekehnya.

_Bersambung_

Halo guys..

Terima kasih banyak ya buat yang selalu stay di cerita aku, dan yang sudah memberikan vote nyaaa~~~

Lope buat kaliaann♡♡♡

Another World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang