Transmigrasi Alice||6

160 8 1
                                    

Paginya alice dibuat terkejut dengan pantulan dirinya di depan cermin. Sosok bak bidadari ini sekarang adalah dirinya, rambut kuningnya yang mengkilap, mata biru secerah langit dengan manik mata berbentuk bulat lebar, serta bibir mungil bak boneka berwarna peach tanpa dioleskan lipstik.

Tak kusangka sosok antagonis ini cantik melebihi perkiraan ku

Antagonis?

Disetiap novel, komik atau cerita fiksi manapun itu seharusnya ada tokoh protagonis didalamnya. Tapi mengapa sejak awal alice masuk kesini ia belum bisa merasakan keberadaan tokoh itu. Apakah ia berubah menjadi pemeran utamanya?

Itu tidak mungkin, sejauh ini takdir kematiannya belum berubah sama sekali. Hukuman eksekusi tetap akan mengambil nyawanya, baru permulaan saja alice mengubah kisah pertunangan nya.

"Nona duches" suara lembut milik varra memanggilnya, pelayan ini sedikit berbeda dengan ghina.

Ghina lebih cenderung tegas padanya, sedangkan varra sejak ia tiba disini selalu bersikap lemah lembut.

Alice terdiam, dari wajahnya yang cantik menerbitkan senyuman lembut dengan maksud membalas panggilan varra.

"Apakah tuan muda belum kembali?" Tanya alice.

"Sepertinya tuan muda masih berada di hutan shian, bagaimana kalau saya menemani nona untuk berkeliling di mansion milik tuan muda?" Tawar varra.

Berkeliling mansion bukan hal buruk, lagi pula alice baru tiba bukan. Ia perlu dibimbing agar tidak tersesat.

Sangat konyol jika ada seseorang tuan putri yang tersesat didalam mansion. Bisa bisanya malah merusak nama baiknya.

"Oke, mohon bantuannya varra"

"Kalau begitu kita mulai dari yang terdekat..."

"...disebelah kamar nona terdapat perpustakaan yang merupakan jantung bagi para bangsawan, tidak semuanya karena yang memiliki perpustakaan hanya pihak kerajaan dan bangsawan teratas..."

"... Setelah itu jika nona berjalan sedikit lagi, nona akan menemukan kamar tuan muda..."

"... Setelah melewati kamar tuan muda, kita akan beralih menaiki lantai tiga, yang dimana setelah tangga nona akan menemukan ruang tempat karya seni disimpan, kyarang lebih seperti museum..."

"Lalu seelah melewati lorong ini dan itu, nona akan bisa menemukan ruang tempat seluruh permata disimpan..."

"... Nona bisa menggunakan permata permata ini juga disaat menghadiri pesta pesta penting..."

"... Tak jauh dari sini nona bisa menemukan ruang persenjataan..."

"... Dan lalu setelah itu, coba nona lihat kebawah, di bawah sana ada taman indah tempat berbincang santai, biasanya sering di gunakan buat perjamuan teh..."

"... Nah disampingnya nona akan menemukan tempat dimana tuan muda sedang berlatih..."

Uhuk!

"Hem, sepertinya tenggorokan ku sedikit kering" potong alice tiba tiba.

"Maaf kan saya nona, saya terlalu antusias menjelaskannya sampai saya lupa bahwa kita sudah terlalu lama" ucap varra, pelayan itu membungkuk sebagai tanda permintaan maaf nya.

"Tidak papa varra, penjelasan kau sangat baik. Karena itu aku mungkin tidak akan pernah tersesat"

"Saya benar benar minta maaf nona"

"Lupakan saja, mending kita minum teh bersama yuk"

"Baik nona"

Minum teh bersama varra tidak masalah bukan, pelayan tua itu sepertinya juga kelelahan. Lagian dari rumor rumor yang kudengar, tuan Duke tidak suka dengan wanita, yah pasti sulit bekerja disini sebagai pelayan wanita.

"O iya varra, disini apakah ada kepala pelayan?" Tanya Alice.

Varra mengangguk kecil sebelum menjawab pertanyaan Alice. "Ada nona ducchess, kantornya berada tak jauh dari lorong ini"

"Hmm, bolehkah saya izin bertemu dengannya sebentar?"

"Boleh, biar saya antarkan"

"Tidak usah, varra bikinkan saya teh saja" ucap alice tersenyum menggunakan senyuman andalannya. Senyuman yang biasa ia gunakan agar orang lain dapat mempercayainya.

"Kalau begitu saya permisi, kantornya sebelah sini nona"

_Bersambung_

My quote

Dont forget to gift me with your vote

Thank youu

Another World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang