"bawa dia sekarang!" Titahnya seraya menahan darah yang terus mengalir dari kening Alice dengan sehelai kain putih.
"P-permisi t-tuan Duke" Ucap sang tabib dengan pakaian putih khasnya memasuki kamar pribadi milik tuan Duke.
"Kau terlalu lamban, cepat periksa kondisi istri saya" titahnya yang kesekian kalinya.
Tabib itu mengangguk ia segera memeriksa denyut nadi di leher nona duchess lalu berpindah ke pergelangan tangan.
"Istri tuan hanya pingsan karena mengalami benturan yang amat kuat" ujar sang tabib sembari mengobati luka di kening Alice.
Galix sempat bernafas lega, tetapi mendengar penjelasan sang tabib yang kedua membuatnya sedikit syok.
Tetapi ekspresi itu tidak bisa di lihat dengan mata telanjang. Karena wajahnya benar-benar datar sedatar lantai di Mansion besar miliknya.
"Tetapi, akibat dari benturan itu nona duchess akan mengalami amnesia selama 2 bulan, tuan Duke"
"Baik terima kasih bantuannya" ucap Ghina yang sudah menduga Bahwa galix tidak akan mengucapkan kata 'terima kasih' pada sang tabib.
Sebelum pergi, tabib yang berjenis kelamin perempuan memberikan pesan kepada tuan Duke.
"Yang mulia, anda harus menjaga nona duchess. Ia adalah hadiah terbaik yang diberikan Tuhan untuk anda, maaf saya bersikap lancang" pesannya berlalu pergi.
Pesan yang membuat galix serasa tertampar secara tidak langsung. Galix duduk di pinggir kasur tanpa membuat guncangan.
Mengusap pelan wajahnya yang sedikit berkeringat, lalu manik matanya melihat wajah Alice yang terlihat cantik meski tertidur
Seakan-akan wajahnya menggambarkan kebahagiaannya dan ketenangan hidupnya.
Sedikit tersenyum, tetapi kembali memasang wajah lantainya kala menyadari ghina yang masih berdiri di depan pintu.
"Apa yang kau tunggu?!" Tanyanya tanpa melirik ke ghina sedikitpun.
"Menunggu nona duchess kembali sadar, yang mulia" ujarnya.
"Tak perlu, cukup siapkan makanan untuknya, sekarang!" Titahnya.
Ghina mengangguk, lalu dengan langkah terburu-buru ia berjalan menuju dapur yang ada di lantai bawah nomor 3.
"Sekarang, kita sudah kembaran" gumamnya menyentuh kening Alice yang sudah di perban dan menyentuh keningnya.
Oke, sepertinya ia akan mengulangi kejadian di kereta.
Keberanian itu kembali terkumpul, secara perlahan Galix mendekatkan kepalanya ke kepala Alice.
Cup!
Mendaratlah kecupan singkat di pipi Alice, lalu ia beranjak menuju meja kerjanya membuka lembaran buku bersampul coklat gelap.
Ghina kembali datang dengan senampan makanan yang berisi seluruh makanan kesukaan nona duchess di tangannya.
Tak lupa secangkir jus strawberry yang di buat khusus untuk sang nona.
Meski sudah siap, Alice masih belum menunjukkan tanda-tanda sudah bangun.
Tetapi baru saja nampan hendak di letakkan di atas meja yang berada di samping kasur.
Kelopak mata Alice berkedut kedut tanda ia akan membuka ke dua matanya.
Tetapi terhalang oleh sinar matahari siang yang cukup terik. Akhirnya kembali memejamkan matanya.
Baru saat ia rasa sudah agak teduh, Alice membuka kedua matanya.
Pemandangan yang harus ia lihat adalah sepasang tangan kekar yang berada tepat diatas kepalanya.
"Siapa kamu?!" Tanya Alice yang langsung bangkit dari pembaringan.
__Bersambung__
Haiii, thanks ya yang udah mau baca cerita aku apalagi yang sudah vote.
Walau mungkin ada beberapa yang hanya mampir tapi tetap love banget dehh.
🥰🥰🥰
![](https://img.wattpad.com/cover/338759149-288-k887144.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World
Viễn tưởngAlicia seorang anak yang lahir dari keluarga yang berantakan dan di besarkan tanpa rasa kasih sayang yang ia rasakan dari kedua orang tua nya. Beruntungnya ia masih memiliki sosok Abang yang menyayanginya dengan tulus. Namun, naas kecelakaan besar m...