02.

16 1 0
                                    

gua ngetik ini di kereta
wkwkwkwk biar vibesnya kerasa klo gua baca ulang

🌨🌨🌨🌨🌨

Jean dan Indri itu ibaratnya bunga dan lebah. Sama-sama saling membutuhkan dan saling menguntungkan.

Tapi,

Kadang mereka itu seperti Tom and Jerry yang selalu bertengkar hanya karena masalah sepele.

Jean memang peduli tapi jangan salah. Cowo itu jahilnya minta ampun. Dia pernah bikin Indri nangis 3 jam karena masukkin rumah kelomang yang ngga ada kelomangnya di kamar Indri dengan sengaja, karena Jean tahu Indri takut kelomang.

Indri yang di jahili pun tidak mau kalah. Dia tahu Jean tidak akan pernah bisa menolak permintaannya dari dulu, makanya Indri selalu memanfaatkan kesempatan itu.

Contohnya, membangunkan Jean tengah malam cuma karena iseng ingin mie ayam. Atau minta di beliin susu full cream sekardus tiap minggu.

"Je, ikan kalo malem tidur ngga?"

"Ikan gue tidur, gatau ikan yang lain,"

Mereka berdua berjalan beriringan di lorong sekolah tepatnya menuju kelasnya masing-masing.

Ini hari pertama masuk sekolah setelah kenaikan kelas di semester 4 dan sekarang mereka sudah memasuki semester 5.

"Gua pengen deh jadi ikan," kata Indri sambil melihat aquarium besar dekat ruang guru. "Seru gitu kan,"

"Kenapa?"

"Just blubub, blubub,"

Jean mendengus geli. Tangannya dengan jahil menarik kerah Indri dari belakang karena cewek itu berjalan di depannya. "Ikan gue bunyinya kukuruyuk," guraunya.

Indri berdecak sebal. "Itu ayam,"

"Iya tapi namanya ikan,"

"Terus ikan lo namanya siapa?"

"Ayam,"

Nah, dua orang ini emang kalo lagi ngobrol bener-bener random. Biasanya Indri duluan yang memulai percakapan aneh dan Jean akan membalasnya dengan lebih aneh lagi.

"Ndri," Jean menarik belakang tas Indri agar mereka bisa berjalan sejajar. "Bentar gua mau ngomong,"

"Apa?" Indri pasrah-pasrah aja dari tadi di tarik-tarik.

"Ayam warna-warni tuh belinya dimana selain SD?" tanya Jean kembali random.

"Ayam?" beo Indri. "Lo mau beli?"

"Mau,"

"Gua tau kok tempatnya,"

"Dimana?"

Indri sengaja berjinjit. "Toko ikan," jawabnya polos.

"Orang gua nyarinya ayam," Jean melemaskan bahunya. "Gajelas lu di ajak ngomong,"

"Dih," Indri meliriknya sinis. "Ayam itu ikan kan?"

"Bukan,"

"Lah, tadi katanya ayam itu ikan? Ikan itu ayam?"

"Mana ada ikan warna-warni,"

"Ada dih,"

Jean kembali menarik tas Indri ke belakang karena lagi-lagi Indri selalu jalan duluan tanpa menunggunya.

"Lo jalan cepet amat, santai ngapa sih," gerutunya. "Ikan totol-totol tau ngga?"

"Ayam?"

"Ikan Indriiii,"

"Emang ada ikan begitu?"

"Ada, ikannya di pilok, hahaha,"

Jean tertawa ngakak sampai memegangi perutnya sementara Indri berdiri mematung menatap Jean tak habis pikir.

Perahu KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang