Setelah video pertengkaran antara Hugo dan Jean, sesuai dugaan, Jean betulan di panggil ke ruang kesiswaan untuk di tanyai keterangan yang lebih lanjut.
Indri setia menunggu di depan ruang kesiswaan bersama Hazel dan Julian. Sedangkan temannya yang lain akan menyusul jika urusan mereka sudah kelar.
Pasalnya, Babas dan Jeffey sedang di hukum membersihkan perpustakaan sedangkan Mahen ada urusan dengan anak volly.
Jean di tanyai motif dari pertengkaran yang terjadi dan dia menjawab bahwa pertengkaran ini murni atas masalah pribadi tidak ada sangkut pautnya yang melibatkan orang lain.
Nama Indri sesekali di sebut dalam ruang kesiswaan tapi Jean menyangkal semuanya.
Jean pun di beri surat peringatan, tidak sampai di diskors karena dalam pertengkaran tidak sama sekali melibatkan sekolah contohnya mengenakan seragam. Hanya pihak sebelah sana yang mengenakan seragam karena Jean sudah mencopot seragamnya sejak berangkat ke Victor.
Setelah urusan dengan kesiswaan selesai, Jean dengan sopan pamit keluar dengan bapak ibu guru yang mendampingi.
"Gimana?" tanya Indri.
Jean menunjukkan surat peringatannya pada Indri. "Ada pertemuan orang tua nanti sore di google meet," kata Jean.
"Bunda sama ayah tau dong?"
"Ngga," Mereka sama-sama berjalan menjauh menuju kantin. "Ada bang Ian kan, suruh dia aja."
"Abang lu di suruh pertemuan begitu pasti membenarkan apa yang lo lakuin," kekeh Julian. "Jadi ngebayangin gurunya ngomong apa yang di lakukan anak bapak tidak benar sama sekali, eh abang lo jawab, bener kok emang Hugo pantes di tonjok,"
Mereka semua tertawa pelan.
"Tapi ngga di diskors kan, Je?" tanya Indri.
Jean menggeleng pelan. "Ngga,"
"Kok ngga?"
Jean menautkan alisnya. "Lu mau gua diskors emang?"
Indri lantas terkekeh. "Bukan gitu, kan katanya lo bakal diskors, kok ini ngga?"
"Itu karena gua berantem ngga pake baju sekolah tapi bisa kena sp karena gua masih murid CW dan nama CW beberapa kali di sebut di komen," jelas Jean.
"Gua udah bilang Gio katanya sih yang nyebarin bukan anak Victor," sambung Julian. "Itu kayaknya anak lain soalnya dia videoin aja ngezoom,"
"Tapi suaranya agak kedengeran tau kalo emang di ambil sejauh itu," sahut Hazel.
"Yaudah biarin," ucap Jean.
Ketiganya memasuki kantin dan Jean pun duduk di outlet mba Riri untuk memesan dimsum. "Apa kabar mba?"
Mba Riri tersenyum seperti biasanya. "Baik gue. Lo sendiri? Gua denger-denger lo abis berantem."
"Rumor itu,"
Indri ikut duduk di sebelah Jean, ia tersenyum pada mba Riri. "Mahen ngga kesini sih?"
"Eehhh si bule," Mba Riri mengambil beberapa dimsum ke piring. "Si Mahen tadi gue liat lagi ngobrol sama gebetannya si Jul,"
"Violet?" beo Julian. "Ngapain?"
"Urusan volly ada si Rhea juga," kata Jean membuat Julian ber-Oh ria.
"Ini pesen berapa?" Mba Riri bertanya meskipun tangannya masih sibuk melayani pesanan orang-orang.
"4 porsi,"
"Jean yang bayar,"
Jean yang sedang bermain ponsel Indri hanya diam. Julian menyenggol lengannya. "Lu yang bayar ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Kertas
Teen Fiction"Kalo gua tiba-tiba pergi lo gimana?" Jean tertegun, pertanyaan sepele yang belum tentu terjadi tapi hatinya bak di lempar batu kuat-kuat. "Terus kalo lo yang pergi gua gimana?" lanjut Indri. "Ngga ada yang pergi, kita semua sama-sama disini saling...