16

6 1 0
                                    



Latihan kali ini semua di awasi oleh pak Edgar serta guru pembimbing ekskul olahraga lainnya. Tim CW di lihat sekarang sudah terbilang sempurna apalagi kerja sama timnya sangat luar biasa kompak.

Contohnya, saat Felix meleset mem-passing bola, ada Jean atau Selyn yang langsung sergap mengambil bola tersebut dan mengopernya ke tim lawan. Atau saat Violet kewalahan mendapatkan bola incaran, para timnya akan selalu membantu.

Pak Edgar tersenyum puas melihat hasil akhir latihan tim CW. Kinerja mereka sungguh tidak main-main.

Mereka pun mendapatkan pujian dari berbagai guru yang menonton. Dan hal itu membuat mereka lebih semangat lagi untuk memenangkan pertandingan nanti.

Indri dan Julian menonton di tribun atas. Mereka berdua sama-sama memakan es krim untuk menikmati latihan para anak volly. Indri sebenarnya tidak tertarik dengan olahraga namun ya karena Jean ada disana mau tidak mau dia harus tahu bagaimana cara permainannya supaya bisa mengerti saat ada lomba.

Indri berdehem sejenak. Matanya terus mengunci kemana Jean bergerak.

Cowok itu rambutnya sudah lumayan panjang. Mungkin pulang dari sini, Indri akan mengajaknya untuk potong rambut. Kalo ngga gitu, Jean ngga peduli rambutnya akan sepanjang apa nanti.

Luka Jean masih sakit, Indri bisa merasakannya. Tapi lebih baik sekarang karena Jean sudah menutupi lukanya dengan kain mungkin agar tidak terlalu sakit saat bermain.

Sekarang, Jean sedang memegang bola karena giliran dia men-service. Indri menarik sudut bibirnya saat bola yang baru saja di lempar Jean masuk ke tim lawan. Sahabatnya memang sangat berbakat.

Tapi...

Ngomong-ngomong soal volly. Hugo juga akan bermainkah nanti?

"Jul," Indri menatap sebelahnya. "Nanti Starlie yang main siapa aja?"

Julian menggeleng. "Ngga tahu deh, mungkin tim lama mereka kali."

"Ada Hu──" Indri langsung mengatupkan bibirnya. Dirinya bersyukur karena belum 100 persen keceplosan. "Ada Gio ngga?"

"Gio basket, cuma paling nonton doang dia," jawab Julian tanpa curiga bahkan sepertinya tidak sadar kalo Indri mau menyebutkan nama Hugo.

"Dia ngga ikut basket berarti?"

"Iya."

Prittttt!!

Bunyi peluit mengisi seisi lapangan tertutup ini. Indri dan Julian lantas menatap bawah dimana latihan ternyata sudah selesai. Mereka semua bersalaman satu sama lain lalu bersalaman dengan guru-guru barulah membubarkan diri untuk persiapan pulang.

Indri pun beranjak dari tribun atas untuk menyusul Jean yang menunggunya di bawah. Dekat dengan tangga tribun bawah.

"Keren tau ngga lo main volly tadi," puji Indri saat berdiri di sebelah Jean lalu mereka berjalan beriringan keluar lapangan.

"Kerennya pake banget atau biasa aja?"

"B aja," jawab Indri sengaja bohong, karena aslinya semua gerakan teknik yang Jean mainkan semuanya keren.

"Oh gitu yaudah gajadi bilang makasi," balasnya pura-pura ngambek dan mempercepat langkahnya.

Indri pun tertawa pelan. Ia berlari kecil untuk menyusul Jean dan langsung merangkul tangannya.

"Kereta-kereta apa yang menyedihkan?" Sesi tebak-tebakkan Indri mulai berjalan. "Buru 5 detik!"

Jean mengernyitkan dahinya. "Ini tebak-tebakkan serius apa ga serius?"

Perahu KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang