Zara : menurut lo orang yang marahnya mukul itu pantes di maafin dan di kasih kesempatan buat berubah ga je?Indri membacakan pesan Zara ketika mereka berdua sedang duduk di teras depan rumah tante Zia.
Tadi pulang sekolah mereka sudah bertemu Satya dan akhirnya perjanjian editor batal karena Jean terlalu banyak bertanya ini-itu tentang editor membuat Satya merasa terganggu.
Indri tidak mempermasalahkan, justru bagus berarti Satya mungkin kurang bagus bekerja dengannya.
Setelah pulang dan beberes diri, mereka memutuskan untuk main dan disini lah mereka.
Duduk santai dengan angin sepoi-sepoi dan lantunan lagu Taylor Swift dari ponsel Indri.
"Lo sejak kapan sharing sama Zara?" tanya Indri.
"Gua ngga pernah sharing," jawab Jean. "Tapi dia baru nanya-nanya ke gua ya hari ini."
"Asik," Indri senyum-senyum sendiri. "Sana gih bales,"
"Ntar aja kan gua lagi main," Jean mengambil gitarnya dan memetik senarnya. "Matiin bentar lagunya."
Indri mematikan lagu dari ponselnya. Jean pun mulai melantunkan nada dari sebuah lagu.
"Ini lagu Shawn Mendes kan?" tanya Indri yang berasa familiar. "Imagination?"
Jean mengangguk. Cowok itu nampak menghayati sekali petikan gitarnya.
"Lo sambil nyanyi, Je."
"Yakin lo mau denger suara emas gua? Bayarannya gede."
Indri mendengus geli. "Belagu."
Sesuai permintaan Indri, Jean pun langsung meloncat pada reff lagu.
"In my dreams, you're with me, we'll be everything i want us to be," Jean bernyanyi reff dari lagu ini, kebetulan sangat menggambarkan apa yang ia inginkan. "And from there, who knows, maybe this will be the night that we kiss for the first time,"
Jean menatap Indri tersenyum. "Or is that just me and my imagination?"
"We walk, we laugh, we spend our time, walking by the ocean side," Indri melanjutkan nyanyian membuat Jean terkejut tapi membuat matanya tersenyum. "Our hands are gently intertwined, a feeling i just can't describe, and all this time we spend alone, thingking we could not belong, to something so damn beautiful, so damn beautiful."
Mereka berdua akhirnya saling tatap dan bernyanyi bersama.
Hal itu membuat Tante Zia yang berada di ruang tamu bersama pacarnya keluar dan memvideokan mereka diam-diam.
"I keep craving, craving, you don't know it but it's true," Ini suara Indri.
"Can't get my mouth to say the words they wanna say to you," Dan ini suara Jean.
Lalu, ini suara mereka bersama. Perpaduan yang sangat pas.
"This is typical of love, i can't wait anymore, i won't wait i need to tell you, how i feel when i see us together forever,"
"In my dreams, you're with me, we'll be everything i want us to be."
"And from there, who knows, maybe this will be the night that we kiss for the first time."
"Or is that just me and my imagination,"
Petikan terakhir berbunyi. Mereka berdua lantas tertawa lucu karena moment ini sudah lama tidak mereka lakukan, yaitu nyanyi bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Kertas
Teen Fiction"Kalo gua tiba-tiba pergi lo gimana?" Jean tertegun, pertanyaan sepele yang belum tentu terjadi tapi hatinya bak di lempar batu kuat-kuat. "Terus kalo lo yang pergi gua gimana?" lanjut Indri. "Ngga ada yang pergi, kita semua sama-sama disini saling...