🌨🌨🌨🌨🌨🌨🌨🌨
"Sarapan dulu, ndri..." Tante Zia menaruh telur setengah matang ke dalam piring kosong. "Kayaknya telurnya lebih enak daripada bikinan kemarin deh. Cobain,"
Indri duduk dengan wajah sumringah. Hari ini moodnya benar-benar bagus karena semalam habis bermimpi bertemu dengan Lee Min Hoo.
"Enak banget sumpah," decaknya kagum. "Ini rasanya pas sih,"
Tante Zia ikut berseru heboh. "Tuh kan bener kan. Emang jago tante tuh sekarang."
Indri memicingkan matanya curiga. "Resep darimana nih?"
"Cowo baru tante pinter masak," jawab tante Zia malu-malu.
Indri mengulum senyumnya. "Yang kayak oppa-oppa korea itu?" Tante Zia mengangguk. "Asikkk kalo nikah romantisnya di masakin suami " goda Indri.
Tante Zia tertawa malu. "Udah ah, bocil kamu tahu apa."
"Tahu banyak sih." Indri mendongak sombong. "Gini-gini ilmu romantis dari drakor tuh selalu tertanam di dalam jiwa dan raga,"
Tante Zia menyentil pelan dahi anaknya. "Halu mulu kerjaannya"
Indri jadi tertawa pelan. Kemudian, berhenti tertawa saat layar ponselnya yang tergeletak di atas meja menyala. Notifikasi masuk dari nomor Jean.
Jean : ndri...
Jean : gajadi berangkat bareng ya
Jean : gua buru buru ni ada urusan mau keluar ekskul basket
Indri menatap ponselnya tak percaya. Baru kali ini Jean membatalkan janjinya secara mendadak. Indri pun berdecak sebal, sudah pasti ia tidak akan mendapatkan tebengan hari ini selain naik gojek karena tante Zia di jemput mobil kantor.
Indri tuh sebenarnya introvert. Jarang berbaur dan kesulitan untuk beradaptasi. Kegiatan ekskul saja sampai sekarang sama sekali belum ia pikirkan padahal itu adalah kegiatan yang wajib di sekolah.
"Please dia kenapa mendadak gini sih?"
Indri beranjak keluar berniat menghampiri rumah Jean. Namun sayangnya, tepat Indri keluar dari pintu rumah, matanya tanpa sengaja melihat Jean yang sudah berangkat dengan motor besarnya. Jean benar-benar membiarkannya berangkat sendirian.
"Ehhh," Indri mengernyit heran. "Gua ada salah ya? Apa jangan-jangan masalah nomornya ke sebar itu? Tapi kan udah minta maaf kemarin. Semalem juga baik-baik aja kan."
🌨🌨🌨🌨🌨🌨🌨
Indri : jejeeeeee
Indri : dimanaaaa?
Indri : gua mauuuu ngobrolll
Indri : sepii di kelasss babas sma mahen lg ke kelas dekel
Indri : beduaan doang sama hazell nihhh
Indri : gua otww ruang basket yaaa
Jean menghela nafas berat ketika membaca pesan spam dari Indri. Tadi pagi cowok itu memang sengaja berangkat duluan sekaligus membuat alasan cuma karena hal yang sepele, yaitu dia lagi ngga mau ketemu Indri.
Hati Jean benar-benar lagi ngga siap buat bertemu tatap apalagi mengobrol dan mendengarkan suara gemasnya.
Jean jadi uring-uringan sendiri.
Cowok itu menghela nafasnya lagi. Jeffry dan Julian yang lagi ribut mengenai masalah piket pun di buat heran karena helaan nafas Jean sangat menganggu.
"Sakit lo?" tanya Jeffry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Kertas
Teen Fiction"Kalo gua tiba-tiba pergi lo gimana?" Jean tertegun, pertanyaan sepele yang belum tentu terjadi tapi hatinya bak di lempar batu kuat-kuat. "Terus kalo lo yang pergi gua gimana?" lanjut Indri. "Ngga ada yang pergi, kita semua sama-sama disini saling...