19

4 1 0
                                    

Semua siswa Starlie maupun CW berbondong-bondong memasuki lapangan indoor Volly. Penontonnya memang tidak seramai saat pertandingan basket dan futsal tapi hampir semua kursi terisi penonton.

Seruan histeris dan tepuk tangan menggelegar kala para pemain dari tim Starlie memasuki lapangan lengkap dengan jerseynya.

"Itu Hugo," tunjuk Keynzo yang duduk di sebelah Indri.

"Emang cakep ya dia," pujinya tanpa sadar.

Keynzo hanya bisa mendengus geli lalu berteriak histeris saat MC menyebutkan tim CW akan segera memasuki arena lapangan.

"Jean woy teman gua!!!!" teriaknya sampai membuat yang lain menutup kuping.

Jean bersama timnya memasuki lapangan dengan jersey biru. Lengan Jean di baluti dengan elbowpad berwarna hitam. Rantai kalung dengan liontin itu keluar menampakkan diri. Kalung tersebut sama persis seperti kalung yang Indri pakai sekarang.

"Ndri, lu ga teriak sih?" Keynzo menatap heran Indri yang tumben cewek ini ngga berteriak histeris.

"Je!!" serunya tidak sekencang Keynzo.

Seolah-olah merasa mendengar panggilan suara. Jean di bawah sana lantas menatap semua kursi penonton untuk mencari dimana keberadaan teman-temannya terutama cewek yang mengisi hatinya selalu.

Dan ketemu...

Cewek pirang itu tersenyum kearahnya sambil melambaikan tangannya senang.

Jean hanya bisa membalasnya dengan bahasa isyarat bahwa jangan khawatir tentang luka memar di tangannya lalu Jean pun tersenyum.

"Ngomong apa itu orang anjir malah pake bahasa isyarat," protes Keynzo.

Layar kamera monitor yang terpampang besar dan jelas pada dua sisi tribun memunculkan pemain berpunggung 2 sebagai kapten tim CW dengan nama Jeano Arnael sedang mengobrol dengan lawan timnya kapten Hugo Qweresta berpunggung 4.

"Gua kok merinding ya," Bulu kuduk Keynzo terangkat, begitu juga Theo. "Asli, lo juga ngga sih, Yo?"

Theo mengangguk. "Ini tuh kayak pertandingan antara dua cowok yang demen satu cewek," kekehnya pelan hanya dia dan Keynzo yang mendengar.

"Lo milih siapa?" tanya Hazel duduk di sebelah kanan Indri. "Hugo apa Jean?"

"Jean lah gila," jawab Indri cepat membuat Keynzo tersenyum bangga.

Jean selaku kapten dari timnya melangkah maju berhadapan dengan Hugo untuk menentukan siapa yang akan memulai pertandingan terlebih dahulu.

Wasit mengeluarkan sebuah koin, satu sisi dengan logo CW dan satu sisinya lagi berlogo Starlie. Wasit tersebut melemparnya ke atas lalu menangkapnya.

Telapak tangan wasit terbuka.

Logo CW yang terpampang jelas di atas telapak tangannya.

Alhasil, pertandingan di mulai dari tim yang berada di sebelah kiri, yaitu tim sekolah Chandrawinata.

Semua tim berada di posisinya masing-masing. Semua siap dengan mulainya pertandingan ini. Mahen berada di posisi yang mengharuskan dia sebagai orang yang pertama men-service bola pada tim lawan.

Pak Edgar berada di tepi lapangan tersorot kamera memberikan semangat untuk anak didiknya.

Peluit berbunyi dari wasit. Mahen segera melakukan service dan berhasil menggiring bola tersebut masuk dalam area tim lawan.

Tim Starlie menerima bola tersebut dengan baik lalu bola pun teroper kembali masuk ke area tim CW.

Justin sebagai tosser mengumpan bola tersebut pada posisi spiker dimana Jean lah yang berada di posisi itu.

Perahu KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang