🌨🌨🌨🌨🌨🌨🌨🌨Sesampai Jean di lapangan tempat berkumpulnya anak volly. Jean langsung ikut bergabung dengan anak-anak bersama Rhea dan Mahen sementara Babas menata makanan dan minuman terlebih dahulu.
Jean tuh kalem banget anaknya kalo udah ketemu orang banyak. Mukanya flat dan bener kata Rhea, dia dingin banget.
Tapi, bukan berarti Jean jutek dan sombong. Justru cowok itu kalo ada yang minta tolong di ajarin hal yang berbau volly meskipun baru kenal Jean dengan senang hati ngajarin mereka sampai mereka paham.
Emang anaknya males ngomong aja kalo ngga perlu.
Dan sifat dia yang kayak gini malah ngebuat hati para kaum hawa berteriak mau jadi pacarnya.
"Selamat untuk kalian yang ke terima di sekolah ini dan masuk ekskul di tim volly Chandrawinata," ucap Rhea mewakili Jean maupun Babas selaku kedua cowok tersebut adalah ketua dan wakil.
Jean berdehem. Ia mengusap hidungnya sebelum menatap satu persatu tim baru volly mereka yang kebanyakan anak kelas 10.
"Sebelumnya kita kenalan dulu yuk sama kapten tim volly inti kita yaitu Jeano Arnael dan mungkin ada penjelasan sedikit dari kapten kita,"
Suara tepuk tangan dari masing-masing orang terdengar. Menyambut Jean dengan baik dan ramah.
"Halo semuanya, gua Jean. Semoga kalian bisa senang dan nyaman dengan kinerja gue sebagai kapten tim volly selama satu tahun ke depan," ucap Jean. "Jangan sungkan untuk nanya dan belajar sama senior kalian yang udah banyak pengalamannya. Dan jangan malu juga buat kalian yang belum tau menahu tentang volly karena emang disini wadah untuk kita semua belajar."
"Gua Babas, salam kenal," ucap Babas tau-tau nimbrung padahal belum waktunya di kenalin. Biasalah. Emang tengil dan caper anaknya. "Oke, lanjutkan Je."
Kan.
Tengil emang.
Tapi karena dia suasananya sekarang jadi penuh tawa.
"Mungkin gue jelasin dulu inti informasinya supaya nanti pas tim kalian di bagi kakak tim kalian ngga ngulang dua kali," kata Jean dengan gestur yang orang lihat begitu keren. "Kita disini udah sepakat bahwa tim volly kita terbagi menjadi 6 tim karena tahun ini lumayan banyak yang masuk. Jadi, untuk meyakinkan hati kalian apa ekskul ini yang kalian minati atau bukan kita udah sediain waktu selama sebulan untuk beradaptasi. Kalo ternyata volly bukan minat kalian, kalian bisa keluar tapi izin dulu sama panitianya. Dan fyi, ini adalab proses tahapan sebelum kalian menjadi tim sah dari volly Chandrawinata."
Gagal fokus. Gagal fokus.
Ngga salah emang kalo Volly Chandrawinata emang gudangnya cogan.
Mulai dari Jean, Babas, Mahen. Gerombolan Justin, Dkk. Dan juga Felix Kevin yang merupakan anak kelas 11.
Belum lagi ceweknya. Ada Rhea, Echa, dan Esha, si kembar tiga yang cantiknya melewati batas. Selyn dan Anggi beserta kawan-kawannya dan masih banyak lagi.
"Untuk pembuatan jersey atau uang kas volly kita mulai kalo kalian emang udah sah jadi tim volly kita," lanjut Jean. "Dan di ekskul ini ngga ada yang namanya senioritas jadi semuanya sama karena masih belajar semua."
Rhea mengangguk. "Bener banget, kalian pokoknya jangan malu-malu buat tanya-tanya ke kita. Asal jangan tanya ke Babas aja sih soalnya dia buaya darat,"
Babas melayangkan tatapan menghujat pada Rhea. Namun sebisa mungkin harus tetep cool di depan adek kelas. "Buaya darat kan mahal,"
Jean tak sengaja tertawa kecil dan hal itu tak luput dari mata cewek-cewek.
"Oh iya untuk latihan selama sebulan ini 3 kali dalam seminggu ya habis pulang sekolah. Ngga lama cuma sejam," kata Jean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perahu Kertas
Teen Fiction"Kalo gua tiba-tiba pergi lo gimana?" Jean tertegun, pertanyaan sepele yang belum tentu terjadi tapi hatinya bak di lempar batu kuat-kuat. "Terus kalo lo yang pergi gua gimana?" lanjut Indri. "Ngga ada yang pergi, kita semua sama-sama disini saling...