enam

18.3K 384 0
                                    

Kehidupanku selama dua bulan dipenuhi dengan adegan drama memuakkan. Mikael yang terus menggangguku membuat Danu dan Angga memutuskan membuat tuntutan pada Mikael. Bahkan Mike memberikan dua pengawal padaku. Sangat drama bukan? Untungnya pengawalku hanya menjagaku dari jauh, jauh disini artinya memberikan aku privasi. Setidaknnya Mikael sudah merasakan keganasan pengawal kesayangan Mike.
"Mom memintaku datang ke acra amal minggu depan." kataku tanpa mengalikhan pandangan dari televisi. Malam ini Mike berkunjung kerumahku, dan seperti biasa hanya menumpang makan. Sebenarnya Mike tidak terlalu cerewet dalam makanan, buktinya semua masakanku akan dihabiskannya. Padahal jika dibandingkan dengan masakan Mommy Mike, masakanku sama sekali tidak ada apa-apanya.
Pertama aku berkunjung kerumah Mike, Mommynya langsung memintaku memanggilnya seperti anak-anaknnya memanggil. Menurutnya aku dan beliau sangat cocok di dapur, sehingga memintaku menjadi anaknya. Sangat konyol bukan.
"Kamu emang harus datang Lana. Kalaupun Mom ga minta, kamu tetep harus datang." rengeknya. Sudahkah aku katakan? Di usia nya yang ke tiga puluh, kadang Mike sangat amat manja menjengkelkan.
"Hentikan rengekanmu Mike. Demi tuhan kau sudah tua!" aku memutar mataku kesal. "Baiklah. Sekalian aja aku berburu." kataku memancing emosinya. Semenjak aku mengutarakan keinginanku untuk merasakan seks dengan one night stand, Danu, Angga dan terlebih Mike sangat membatasi komunikasiku dengan makhluk yang bernama pria.
"Jangan macam-macam Lana!" suaranya berubah dari rengekan menjadi tukan perintah. Dasar kepeibadian ganda aneh.
"Sudahlah Mike, aku capek diganggu Mikael terus. Kamu tau obsesinya perawanin aku. Kalo aku uda ga perawan mana mau dia." hanya itu alasan masuk akalku bukan? Mana mungkin aku ngomong ke mereka kalau aku hanya mau cobaik seks. Bisa-bisa aku dimasukin sekolah biarawati.
"Jaga nada suaramu. Nanti kalau bunda denger kamu bisa dicincang." aku melupakan dimana aku sekarang. Tentu saja diruang keluarga, tempat favorit Mike jika berkunjung kerumahku. "Aku masih bisa melindungimu dari mantan tunangan brengsekmu Lana." nada suaranya menunjukkan penegasan.
"Aku tahu. Tapi itu ga akan selamanya Mike! Aku gamau kekasih atau istrimu mencincangku karena pengawalmu ada apadaku." membayangkan Mike meninggalkan aku membuat dadaku sakit. Bukan berarti aku memiliki rasa pada Mike. Aku hanya menjaga Mike untuk kelak mendapat yang terbaik, tidak salah bukan.
"Caramu tidak menyelesaikan masalah Lana." suaranya melembut.
"Tapi aku juga penaaaran Mike. Aku.. Aku". Ouh apa aku harus mengatakan sejujurnya.
"apa yang kamu mau tahu? Hemm?" suara Mike sungguh membuat nyaliku mengkerut ketakutan. "Bisa saja kamu malah tersakiti." geram Mik. Dan itu benar, aku tidak berpengalaman. Hei tapi kenapa dia bisa tau? "Kamu mudah ditebak Lana." lagi-lagi dia bisa membaca pikiranku.
"Baiklah. Berikan itu padaku. Aku yakin kamu ga akan nyakitin aku." yes! Call me Bitch! Aku tak meragukan keahlian ranjang Mike. Mengingat semua mantannya memohon untuk kembali keranjang Mike, membuatku penasaran juga kan. Yes Biatch!!
Aku tetap menghadap televisi tanpa bisa mencerna apa yang sedang tampil saat ini, karena aku sialan tak berani menatap matanya. Sungguh apa yang aku pikirnkan. Aku merasakan tubuh Mike menegang disebelahku.
"Apa?" suaranya meninggi, oh dia benar-benar marah. Kau memang suka membangunkan singa yang sedang tidur Lana.
"Kamu gamau?" aku menatap Mike takut. "Oke. Aku akan minta Angga atau Danu melakukannya. Mereka tidak akan menyakiti aku." aku sangat bersyukur dengan suaraku yang terdengar berani.
"Tidak!" Mike berdiri menatapku bagai penjahat yang siap dihukum mati. Mike menutup matanya, menarik nafasnya. Aku yakin dia sedang menenangkan diri dari emosinya.
"Kamu gabisa mengatur apa yabg aku lakukan Mike. Lakukan itu atau aku bisa minta Danu atau Angga." aku beranjak dari sifa. " aku mau iatirahat. Pulanglah!" aku mencium pipi Mike seperti biasa jika akan berpisah.
Aku berlari kedalam kamar. Meruntuki kebodohanku.
Sungguh sial kenapa aku mengajukan permintaan konyol itu pada Mike. Tapi mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur, aku hanya harus menambahkan topping yang pas untuk menjadikannya lezat bukan? Selain itu aku memang tak punya pilihan, Bahkan untuk sekadar melirik pria yang ku temui saja, Danu dan Angga memariku. Oh jangan tanya apa yang dilakukan Mike, detik dimana akilu flirtting dengan pria, detik berikutnya dia akan menghubingi dan menceramahi tentang keamananku. Ku merasa bagai seorang gadis berusia lima tahun yang terancam penculikan.
___

LanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang