"Kenapa kau sungguh keras kepala." Mike mencium puncak kepalaku. "Tapi aku lebih mencintaimu sayang. Berapa kali aku mengatakan aku cinta, cinta, cinta kamu my Honey? Hemmm? Tapi kepala cantik ini," Mike mengusap lembut kepalaku. "Membuatku hampir gila karena keras bagaikan batu."
Mike memegang kedua pipiku. Memaksaku menatapnya.
"Lana, jangan pernah lagi berpikir menjauh dariku jika kamu gak mau esok harinya baca di Koran kekasihmu ini menjadi pasien rumah sakit jiwa, mengerti?" setiap kata yang keluar dari mulutnya penuh dengan Penekanan.
Aku mengangguk masih dengan semua air mataku. Mike kembali memelukku dan membisikkan kata cintanya. Rasanya aku masih tidak percaya dengan kenyataan Mike mencintaku. Aku akan membuka diriku menerimanya, tidak untukku, tapi untuk Mike.
Sangat kejam rasanya jika aku melihat kekecewaan Mike aku tidak menerima cintanya, meskipun bukan karena aku tidak mencintainya.
Mike menggendongku, meletakkanku diranjang. Kemudian dia berbaring disampingku, menarikku lagi dalam dekapan hangatnya. Apa yang aku rasakan? Sangat bahagia!
___
Aku akan melakukan dengan benar mulai sekarang. Aku tidak akan bertahan dengan dindingku. Aku belajar menerima jika Mike benar mencintaiku. Aku akan bahagia dengan cintanya. Ya, aku akan menerima cintanya.
Dan aku tidak akan berubah dalam mencintainya.
Janji suci sahabat-sahabat hatiku sudah terucap dengan sangat romantis dan haru. Aku menangis? Tentu saja, aku menangis bahagia untuk mereka.
Setelah secara bergantian keluarga dan sahabat dari mempelai yang berbahagia mengucapkan selamat dan cerita tentang para mempelai, sekarang sedang berlangsung dansa tepi pantai yang sangat mengagumkan. Alika-Angga, Danu-Clara sangat serasi tentu saja. Dan pasangan yang sangat mengagumkan bagiku disisi mereka juga, Mom-Dad. Aku memandangi para pasangan lainnya yang sedang bermesra berdansa tapi aku merasakan tatapan dari arah kiriku. Mike.
Aku berpaling menatap Mike bingung. Mike hanya tersenyum dan memiringkan kepalanya, tangannya meraiih kedua tangan dipahaku. Berdiri menarikku lembut kedalam lingkaran lantai dansa. Aku belum pernah sama sekali berdansa dengan cara yang seintim ini sebelumnya. Aku menatap dalam kedua bola mata Mike ragu.
"Please.." Nada suaranya tidak menuntut, dia memberikanku pilihan tentu saja. Setidaknya dia sudah mengurangi sifat pemaksanya padaku.
Aku tidak menjawabnya, melainkan menarik tanganku dari genggamannya. Kedua tanganku ku angkat pada lehernya, jari-jariku tertaut satu sama lainnya dibalik leher seksinya. Aku tersenyum memberikn persetujuanku. Mike tersenyum bahagia, memperlihatkan deretan gigi putih terwatnya. Jika hanya dengan cara sesederhana ini bisa membuat binar pada kedua bola matanya, aku bersumpah akan melakukannya.
Tangan Mike berada pada punggung bawahku, menarikku lebih dekat padanya kemudian beristirahan disana.
Aku manarik leher Mike unduk merendahkan kepalanya dan aku berbisik padanya, "Apa kau sangat bahagia melihat adik tercintamu berbahagia? Hemm?"
Mike menegakkan tubuhnya kembali dan menatapku bingung. Masih dalam langkah seirama dengan musik Mike menarikku lebih menempal pada tubuh hangatnya. Tentu saja aku tidak akan menolak.
Dahi Mike mengkerut, "Tentu saja aku turut bahagia untuk Clara, tapi bukan itu yang membuatku sangat bahagia sekarang." Aku berhenti melangkah mendengar jawabannya, "Apa?" tanyaku.
"Kau!" Mike membawaku melangkah lagi mengikuti alunan musik. "Kau menyentuhku sebelum aku. Sebelumnya kau sangat jarang menyentuhku. Aku sangat suka kau menyentuhku." Mike mencium pipi kananku. Aku tersipu? Tentu saja. Dia mencium pipiku didepan keluarga besar Midelton.