tiga belas

14.4K 462 31
                                    


Jenazah bunda tiba di Indonesia siang keesokan harinya. Danu dan Angga mengurus semua keperluan dan lainnya untukku. Sangat bersyukur Mike mau menemaniku, mengabarkan dan meminta tolong pada Angga dan Danu. Sedangkan Mike langsung terbang ke Jakarta untuk menyiapkan semua keperluan pemakaman bunda. Semalam Alika datang dan menemaniku, aku bersyukur dia tidak membordirku dengan ocehannya tentang kenapa aku merahasiakan sakit bunda darinya. Alika hanya terus memelukku dan menangis bersamaku. Menenangkanku, bagaimana bisa aku berfikir aku akan merepotkan Alika, dia sudah menjadi saudara perempuanku.
Disinilah aku sekarang, jongkok dimakam Bunda dan Ayah yang berdampingan meninggalkanku sendiri di dunia ini. disebelah kiriku Alika dengan Angga saling memeluk, Mom menggenggam tanganku menguatkan, Clara berdiri didepanku depeluk erat Danu dengan tangisannya. Para sahabat dan teman Bunda serta kolega ayah yang mengenal bunda sudah meninggalkan makam setelah proses pemakaman tadi. Sungguh aku tahu bunda adalah orang yang sangat baik, buktinya pelayat sangat banyak berdatangan mengantar bunda hingga menuju peristirahatan terakhirnya.
“Sayang, pulang ya. Bunda kamu pasti sedih liat kamu seperti ini. Kuat ya sayang. Ikhlasin Bunda di surga. Sekarang bunda sudah sembuh melawan sakitnya sayang.” Bisik Mom lembut.
Aku menatap Mom terharu, lalu aku menatap Clara didepanku yang mengangguk meyakinkanku. Perut Clara sudah terlihat membucit membuatku sadar jika masih ada kehidupan setelah kematian. Aku tersenyum kearah Clara dan mengangguk.
“Tapi Lana masih ingin menemani Bunda, Mom. Mom duluan saja, kasihan Clara pasti lelah.”” Kataku pad Mom.
“Kak, kakak yang kelelahan. Pulang yuk.” Ajak Clara.
“Nak besok kamu bisa mengunjungi Bunda lagi. Kamu belum istiharat sama sekali.” Mom membantuku berdiri.  Aku memang belum memejamkan mataku sama sekali sejak kemarin lusa bunda meninggalkanku hingga hari ini Aku dipapah Mom meninggalkan makam Bunda menuju Mobil SUV Mike. Sungguh aku lelah memang,  aku bahkan tidak sanggup lagi mengayunkan kakiku. Kakiku lemas, untungnya Angga yang tepat berjalan dibelakangku dengan sigap menangkapku sebelum badanku menyentuh tanah.
“Makasi Ngga.” Kataku lirih.
Mike yang berjalan dibelakang Angga langsung mengambil alihku dari Angga dan menggendongku. Sedangkan Mom menangis disampingku, dan aku mendengar Clara an Alika memekik menangis dibelakangku. Aku ingin mengatakan bahwa aku baik-baik saja, namun hanya untuk berbicarapun aku sungguh tak bisa. Aku terlelap didalam gendongan nyaman Mike bahkan pada langkah ketiganya saat menggendongku.

Aku membuka mataku tidak menemukan seseorang yang selalu menemaniku. Ini bukan kamarku. Kamarku? Aku bahkan tidak mempunyai apapun sekarang, pengobatan bunda menghabiskan seluruh milikku, bahkan aku yakin masih berhutang entah pada Angga atau Danu terlebih pada Mike. Aku gelandangan dan pengangguran. Tapi sungguh aku tidak menyesal sama sekali telah berusaha sebisa ku untuk bunda. Setidaknya aku sudah berusaha yang terbaik dan semaksimalku untuk bunda.
Ini sudah seminggu sejak aku mengantar Bunda ketempat peristirahatan abadinya. Dan sekarang Mom dengan berbaik hati mau menampungku, dengan cara apa aku bisa membalas kebaikan Mom padaku. Aku tidak memiliki apapun.
Aku turun ke ruang keluarga setelah mandi untuk menemui Mom. Tapi seperti biasa Mom yang setiap pagi merawat tanaman-tanamannya di kebun bunga menakjubkannya.
“Pagi Mom.” Sapaku pada Mom yang sepertinya terkejut melihatku.
“Astaga Lana, kamu ngagetin Mom. Kenapa kamu kesini sayang?” Mom berjalan menghampiriku.
“Lana ga bisa terus-terusan berduka Mom. Mom sendiri yang bilang, Lana harus kuat. Setidaknya Lana harus mulai cari kerja buat bayar hutang kan.” Kataku dengan tersenyum pada Mom.
“Hutang apa? Lana sayang. Setidaknya istirahatlah dan kembalikan tubuh kurusmu ini seperti semula. Kau bagaikan mayat hidup.” Kata Mom. Aku memang kehilangan sepuluh kilo berat badanku selama menjaga Bunda sakit. Mike juga mempunyai panggilan baru untuuku, si Tulang.
Aku tersenyum pada Mom dan kemudian mengambi sarung tangan dan gunting membantu Mom merapikan tanaman-tanamannya.
“Lana harus segera cari kerja Mom, bahkan aku sudah ga punya apapun, pengangguran dan gelandngan.” Candaku
“Hei.” Mom menatapku dalam. “Dengerin Mom, Lana! Kamu ini anak Mom, menantu kesayangan Mom, kamu bisa tinggal disini selama yang kamu mau. Rumah Mom ya rumah kamu.  Kamu bisa kerja di tempaat Daddy kalo Mike gamau kasih kerja sama kamu.” Tegas Mom. Aku menggeleng.
“aku belum menuju kearah sana Mom.” sejujurnya hatiku bersorang setiap Mom menyebutku menantunya, namun akalku masih waras untuk menyadarkanku akan kenyataan yang akan datang. “Lana sudah terlalu merepotkan Mom dan Dad, Lana akan berusaha sendiri Mom.” Jawabku. Aku sudah terlalu banyak merepotkan keluarga ini.
Aku terjengkit karena dipeluk dari belakang, tapi detik berikutnya aku merasakan kenyamanan pelukan ini, aku sangat mengenal pelukan ini dan selalu membutuhkannya. Aku memukul pelan tangan Mike yang melingkar pada  perutku. “Kamu ini kagetin aja. Kamu mau aku terkena serangan jantung?” Aku cemberut melepaskan pelukan Mike. Mike hanya tertawa dan mengecuo bibirku sebentar. uh kenapa dia hanya mengecup? Demi tuhan aku selalu berdebar jika berdekatan dengannya. Meskipun selama seminggu belakangan aku selalu tidur dengan Mike yang selalu memelukku. Untungnya Mike tidak mendengar degupan jantungku yang membahana.
“Kamu sekarang ga enak dipeluk. Tulang semua.” Katanya.
Mom hanya menggeleng melihat tingkahku dan Mike.
“sayang, sarapan yuk!” ajaknya.
“Gamau. Sarapan sendiri aja.” Aku kembali melanjutkan kegiatanku merapikan tanaman.
“Aku maunya masakan kamu.” Manjanya. Aku memutar mataku malas tak menghiraukannya.
“Mike jangan gangguin Lana. Sana kamu berangkat kekantor.” Seru Mom.
“Ih Mom, kan aku belum sarapan. Nanti kalau kelaparan kan ga bisa kerja.” Rajuknya. Meke mendekatiku dan berbisik pelan “Aku sangat lapar akan kamu.” aku memukul pelan lengannya. bagaimana bisa dia berbicara seperti itu sedangkan Mom hanya berjarak dua meter dariku.
Aku memilih mengacuhkan Mike yang berusaha merayuku untuk membuatnya makanan. Hingga akhirnya Mike menyerah dan pergi kekantor karena ada meeting penting katanya dengan muka cemberutnya.
____

LanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang