05 [Tujuh]

2.4K 366 6
                                    

votement please.


16.35 PM

Gerbang besar berwarna emas kehitaman itu baru saja terbuka, dan menampilkan mobil hitam mulai memasuki perkarangan rumah mewah tersebut.

Rumah besar di dominasi warna hitam dan putih itu sekarang menjadi pemandangan yang mereka lihat sekarang, sungguh berbeda dengan lingkungan mereka.

Sang ayah keluar dari mobil di ikuti oleh empat saudara Chandratara itu. Mereka berjalan menuju pintu utama hingga suara gerbang terbuka membuat mereka berhenti dan menoleh pada mobil putih yang mulai memasuki perkarangan rumah.

Mobil itu berhenti dan menampakan pemuda yang baru pulang dari pendidikan nya. Mark bergegas menghampiri ayahnya, sejenak ia menoleh pada orang-orang di belakang sang ayah yang memandanginya aneh.

Mark bertanya-tanya dalam batinya sendiri, apakah benar di depannya ini adalah saudara - saudara nya tujuh tahun silam? susah di percaya, tapi ini kenyataannya.

"Mark, kamu ajak mereka ke dalam, mulai sekarang kalian tinggal sama-sama, maaf ayah baru nyatuin kalian" ujar ayah

"Ayah ga bisa lama lama disini, ayah harus balik untuk selesain keperluan mereka disini, dan pasti Jeno dan Chenle tidak suka kalo ayah lama lama disini" ujar ayah sembari tersenyum tipis.

Mark hanya tersenyum canggung, sejujurnya ia tak mengerti dengan keadaan ini, dia sedari tadi dengan bergulat dengan pikirannya.

"Jaga mereka Mark, kamu kakak tertua disini, tanggung jawab kamu bukan dua lagi, tapi enam" ujar ayah.

"Iya yah"

"Yaudah ayah pergi, hati hati kalian" ucap ayah melambaikan tanganya sebelum memasuki mobil, dan meninggalkan perkarangan rumah itu.

Tersisa mereka berlima disini, Mark masih memandangi gerbang yang baru saja di tutup, ia menoleh ketika mendengar suara batukan seseorang.

"Senang bisa bertemu lagi kak" ucap Renjun mengulurkan tanganya di balas jabatan tangan oleh Mark yang tersenyum canggung.

"Me too, ayo masuk"

Mark berjalan ke arah pintu utama dengan yang lain menyusul di belakangnya, Renjun mendelik ketika suara bisikan terdengar di telinganya.

"Aneh kalo denger lo manggil orang lain kak, inget ini ya kak, sampai kapanpun lo kakak tertua buat kita" bisik Haechan di angguki Jaemin dan Jisung.

"Yang bener? biar waktu yang jawab" jawab Renjun sembari terkekeh tanpa sadar Mark yang sudah menunggu di pintu utama hanya melihat empat saudaranya itu terlihat bahagia satu sama lain.

Mereka memasuki rumah itu, Mark memberi tahu kamar mereka di lantai bawah, sedangkan kamar Mark, Jeno dan Chenle di lantai atas, setelah menaruh barang mereka, mereka kembali ke luar untuk bertemu Jeno dan Chenle.

Mereka berjalan pelan ke arah ruang tengah di susul tiga orang dari lantai atas, itu Mark, Chenle dan Jeno.

Chenle dan Jeno menatap mereka dengan tatapan tidak biasa, apalagi Chenle yang sekian lama tidak melihat kembaran nya, Jisung. tapi dengan segera mereka mengatur kembali ekspresi wajah mereka dan berjabat tangan masing-masing.

Canggung, itu yang menggambarkan keadaan sekarang.

"Bang, gue ke kamar" ucap Jeno setelah acara berjabat tangan diikuti Chenle.

"Yaudah, kalian bebas ngapain, ini rumah kalian sekarang, kalo gitu gue tinggal ke atas" ucap Mark mengikuti jejak kedua adiknya itu.

"Ga nyaman banget sih kak disini" ucap Jisung pada Renjun yang sedang menatap tangga.

"Ya emang, kalo sama tempat baru pasti ga nyaman, nanti juga biasa" jawab Renjun.

"Tapi kapan?" pasrah Jisung di angguki Haechan, tanpa sadar di samping Haechan Jaemin sudah tersenyum aneh.

"Chan" panggil Jaemin

"Apaan?"

"Chan?"

"Apa?"

"Chan?"

"lo gue cekek ya"

Jaemin dengan segera menggonjang-ganjing tubuh Haechan hingga Haechan terpental ke depan, untung di tangkap Jisung.

"Tuh, bersyukur lo punya adik yang udah kayak superhero, lo kesusahan dia datang" sahut Jaemin.

"SALAH LO GILA"

Haechan berdiri dan mengejar Jaemin yang mulai berlari dan bersembunyi di belakang Renjun.

"Kak liat kak ada moster, mana janji kakak jagain kita? noh ada monster, makan dia" ucap Jaemin di balas tatapan kesal Haechan.

"JAEMIN!"

"Hehe, ampun"

Mereka lanjut kejar-kejaran hingga Renjun menepuk dahinya sendiri, bahkan mereka tak menyadari dari lantai atas ada Chenle yang melihat semuanya.

"Beruntung banget lo Jisung"

ZERA 02.20 AM
13/04/2023

Tujuh Halaman || NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang