votement please.
Cuaca yang berawan membawa kesan sempurna bagi mereka yang telah sampai ke tempat peristirahatan terakhir sang bunda.Haechan berdiri menghadap makan sang bunda, dengan tangan yang menggenggam setangkai bunga mawar merah yang selalu menjadi kesukaan sang bunda, sedangkan yang lain berada di belakang Haechan membiarkan pemuda itu mendahului mereka.
"Kakak kembali bun"
"bukan berempat, tapi bertujuh seperti yang bunda mau sedari dulu"
Haechan sedikit menunduk dan menaruh mawar itu tepat di atas makan sang bunda, lalu memberi penghormatan nya dan berjalan mundur.
Setelah giliran dari haluan kedua, kini haluan pertama mulai berjalan pelan ke arah depan sembari menatap fokus makam di depannya.
"I'm back mom"
"Sorry for the past, we will fix it"
Mark, Jeno dan Chenle menaruh bunga mereka masing masing di makam sang bunda dan memberi penghormatan mereka, sedangkan empat yang lain menatap mereka tepat di belakang.
"I love u mom, always."
Mark, Chenle dan Jeno beranjak berdiri, menghela nafas pelan lalu berbalik menghadap saudara yang lain, berdiri sejajar dengan yang lain.
Akhirnya, mereka memberi penghormatan terakhir mereka sebagai tujuh putra sang dewi yang sedang tertidur di depan mereka sekarang.
"See you again, mom"
Kata-kata terakhir yang masing-masing batin mereka katakan, lalu dengan segera mereka beranjak dari sana meninggalkan sang dewi yang tertidur.
.....
Sore harinya, pukul 17.34 PM.
Jaemin berlarian di pesisir pantai mencoba agar tidak tertangkap oleh Haechan yang ikut berlarian mencoba menangkap Jaemin dan berlari dari kejaran Jeno di belakangnya.
"JANGAN LARI LO JAEMIN!"
"LO JUGA JANGAN LARI CHAN!".
"KAK TOLONG"
Mark, Chenle dan Renjun yang berada di bawah pohon hanya menatap mereka bingung, lalu atensi mereka tergantikan oleh Jisung yang menghampiri mereka bertiga.
"Dari mana?" tanya Renjun pada Jisung yang duduk di depannya.
"Toilet"
"Itu kenapa kak?" tanya Jisung sembari menunjuk Jaemin yang nyungsep di pasir dan Jeno, Haechan yang tertawa hingga tiduran di pasir.
"Orang gila itu" sahut Chenle di balas kekehan mereka bertiga.
"Ayo gabung" ucap Mark berdiri dan mengulurkan tanganya yang langsung di ambil oleh mereka bertiga, setelahnya mereka berlari ke arah mereka bertiga yang masih tertawa sedangkan Jaemin yang asik misuh misuh.
"Kak liat mukanya Jaemin, pasir semua" ucap Chenle dengan tawanya sembari menunjuk wajah Jaemin.
"Bersihin Jaem, ntar kepiting neplok di muka lo, tau rasa" sahut Haechan membuat Jaemin bangkit dari duduknya dan mengejar Haechan.
"Sialan"
"Ayo ikut mereka" ucap Jeno menunjuk Jaemin dan Haechan yang belum jauh dari mereka.
Pada akhirnya mereka ikut mengejar Jaemin dan Haechan di dampingi oleh matahari yang puas melihat pemandangan nya hari ini sampai-sampai ia hampir menyembunyikan dirinya.
Chenle yang hanya bisa berlari kecil hanya tersenyum menatap yang lain yang tak jauh darinya sedang menghadang Jaemin dan Haechan.
"Rumah gue udah jadi" ucap Chenle lalu berlari menuju yang lain menabrak mereka dengan sengaja membuat mereka berpelukan.
Chenle hanya tersenyum dan mengeratkan tangannya pada punggung saudaranya yang lain, sedangkan yang lain hanya tertawa dan tersenyum di waktu bersamaan menikmati waktu mereka yang tersisa.
Hari ini di akhiri oleh tujuh saudara yang saling menyalurkan kasih sayangnya masing masing untuk memperbaiki rumah mereka yang telah rusak.
Di temani dengan ombak yang berlalu-lalang di depan mereka dan cahaya pink jingga dari matahari yang hampir sepenuhnya tenggelam di depan mereka.
[TBC]
[kalian ga merasa sus gitu kalau udah sweet gini? mwheheh, author bingung mau sad or happy end]
25-06-2023 14.40 PM
VAZERA KALINGGA
KAMU SEDANG MEMBACA
Tujuh Halaman || NCT DREAM
RandomSatu lembaran yang terobek dan terbagi menjadi tujuh bagian, tertiup angin melewati dua haluan. "Gue yakin kita bakal balik lagi ke bandung, tapi gue ga yakin kita bakal balik bertujuh" - Haechan "Sudah cukup usahanya, waktunya kita rehat" - 7dream...