votement please.
"JAEMIN"
Mata Jaemin terbelalak, ia tersadar dari lamunannya , di depannya ada cahaya yang kian mendekat hingga pandangannya menjadi gelap.
Haechan menginjak rem-nya mendadak, ia keluar dari mobil dengan keringat dingin di seluruh wajahnya.
Ia melihat beberapa orang yang keluar dari dalam mobil yang ada di jalanan itu sedang menghampiri mobil Jaemin dan truck yang baru saja bertabrakan.
Haechan berlari ke arah kecelakaan itu, ia tak bisa melihat Jaemin, ia hanya melihat darah dan percikan api yang kian mereda.
Beberapa menit kemudian, suara mobil ambulance dan polisi terdengar semakin dekat, dan Haechan masih saja tidak bisa menembus ataupun melihat saudaranya.
Lalu ia kembali tersadar, ia melihat beberapa perawat sedang menaikan Jaemin ke dalam ambulance dan membawanya pergi.
Dengan segera Haechan menaiki mobilnya dan putar arah, mengejar ambulance yang membawa saudaranya.
"Gila, kenapa dia ga fokus" ucap Haechan yang tadinya melihat mobil Jaemin yang mengambil pimpinan jalanya.
Haechan meraih ponselnya, menghubungi kakaknya, Renjun.
"Halo?"
"Kak .. Jaemin kecelakaan"
tidak ada jawaban dari sebrang sana, hingga Haechan melanjutkan ucapannya.
"Datang ke rumah sakit Chenle, gue tunggu disana, tenang kak, dia pasti baik baik aja"
Haechan mematikan sambungannya, dan kembali menyetir dengan mobil ambulance di depannya.
....
Jaemin di larikan cepat ke ruangan, darah dari kepalanya sudah berceceran dimana mana, lantai rumah sakit yang awalnya bersih, samar-samar tertempel darah yang berasa dari kepala Jaemin.
Haechan tak hentinya meramalkan doanya, ia menunggu di luar ruangan dengan tangan yang di satukan dengan mata yang ia pejamkan. Hingga tepukan di pundak nya membuatnya ia mendongak dan melihat Renjun dengan mata yang memerah.
Haechan langsung memeluknya, sedangkan di belakang Renjun ada Jeno dan Mark yang ikut memeluk mereka berdua.
"Jaemin kuat, berdoa banyak-banyak"
ucapan Mark membuat mereka duduk di depan ruangan hingga dokter keluar dari ruangannya.
"Keluarga dari pasien?" tanya dokter.
"Iya, kami saudaranya"
"Baiklah, pasien memgalami pendarahan pada kepalanya akibat benturan yang keras, dan kaki nya yang patah dan mengharuskan ia memakai kursi roda setelah pulih" jelas sang dokter.
"Baik, terima kasih" ucap Mark membuat dokter itu tersenyum dan pergi begitu saja.
"Maaf kak, gue ga bermaksud buat Jaemin begini" ucap Haechan yang terisak di pundak Renjun.
"Bukan salah kamu dek, jangan nyalahin diri sendiri, emang udah jalannya" ucap Renjun menenangkan.
"Iya bener, chan." Ucap Jeno ikut mengelus pundak Haechan.
....
Jisung menatap kedepannya, dimana ada Chenle yang masih memejamkan matanya. Ia melihat mata Chenle mulai terbuka, namun ia masih diam saja.
Mata Chenle terbuka, cahaya masuk ke indra pengheliatannya yang sudah lama tidak melihat dunia, lalu ia melihat Jisung di samping ranjangnya, menatapnya dengan senyum tipis.
"Chenle? sakit ya?" tanya Jisung tiba tiba, Chenle yang mendengarnya hanya menatapnya bingung, ia masih tidak bisa menggerakan bibirnya.
"Kalo sakit bilang, nanti biar Jisung yang gantiin" ucap Jisung setelahnya dengan senyum yang mengembang sempurna.
Sedangkan Chenle hanya melototkan matanya."Ga perlu Jisung, gue kuat" ucap Chenle akhirnya berbicara.
"Gapapa, kalau udah lelah jangan nyerah dulu, ada gue disini yang bisa gantiin lo, soalnya kakak-kakak yang lain udah banyak bebannya" ucap Jisung.
"Gapapa Jisung, gue kuat."
"Lo juga kalau udah lelah, biar gue gantiin nanti, jangan nyerah, kita ga boleh ngebebanin abang-abang yang lain." ucap Chenle di balas anggukan jisung.
"Lo sayang bunda?" tanya Jisung tiba tiba membuat Chenle menghela nafasnya dalam.
"Sayang, kalau dulu gue ga di paksa ayah ikut sama dia, pasti gue pernah ngerasin hidup bahagia sama bunda, bukanya siksaan yang ayah kasih ke gue, sampai-sampai pisahin bang Jeno sama Mark jauh dari gue"
"Gue iri sama lo Jisung" ucap Chenle.
"Lo ga perlu iri, karena lo bakal ngerasain apa yang gue rasain, gue bakal bantu kakak untuk buat rumah yang baru, biar kita bisa cepat - cepat pulang ke Bandung, dan mulai kehidupan yang baru di sana" ucap Jisung.
"Makanya lo jangan dulu nyerah, kalau capek bilang gue, gue siap gantiin lo Chenle, lo kembaran gue, jadi..."
"Ambil jantung gue ya?"
[ votenya jangan lupa, besok author ujian, doain yang baik yaa. ]
VAZERA 06/05/2023
15.40 PM
KAMU SEDANG MEMBACA
Tujuh Halaman || NCT DREAM
RandomSatu lembaran yang terobek dan terbagi menjadi tujuh bagian, tertiup angin melewati dua haluan. "Gue yakin kita bakal balik lagi ke bandung, tapi gue ga yakin kita bakal balik bertujuh" - Haechan "Sudah cukup usahanya, waktunya kita rehat" - 7dream...