Semua orang berkumpul di ruang operasi. Semua harap-harap cemas menunggu shani. Christy yang tak henti menangis dan azizi duduk memandangi pintu ruang operasi dengan tatapan kosong..
Saking kosongnya dia tidak menyadari apa pun yang terjadi disekirannya.. Bahkan ketika dokter meminta donor darah azizi diam saja..
"Darah yang sama dengan pasien hanya ada 2 labu dan itu kurang. Saya harap kalian semua segera mencarikan darah untuk pasien atau kalian akan kehilangan pasien..
"Tapi yang darahnya sama dengan shani hanya papah.. Tapi papah tidak memungkinkan donor darah"ucap mamah dari shani semua benar bahkan darah christy pun berbeda dengan shani..
Gracio melirik azizi "darah shani sama dengan azizi.. "Semua melirik pada azizi
Christy langsung mendekati azizi "zoy.. Maafkan aku.. Zoy klau kamu mau marah.. Marahlah tapi tolong mami hiks.. "
Azizi melihat christy, azizi bangkit dan berlalu begitu saja. Christy menahan azizi "zoy.. Hiks tolong mami zoy.. Dia pun mami kamu kan hiks.. Tolong dia zoy hiks..
Azizi melihat christy "mau dia tidak selamat sekalipun tidak ada gunanya bagiku karna bagiku dia sudah mati sejak aku bayi.. "
"Zoyaaaa.. "
Azizi terus melangkah pergi meninggalkan rumah sakit. Gracio menyusul putrinya pergi..
Christy berbalik dan memeluk oniel. Satu-satunya jalan oniel harus pergi ke pmi dan itu kini dilakukan oniel..
Sebenci apa pun kamu pada bunda. Bunda tetap mencintaimu..
Jika langkah bunda terhenti maka teruslah berjalan nak..
Doa bunda selalu menyertaimu.."Bundaaaa.."Azizi terperanjat dari tidurnya
Azizi melihat sekeliling kamarnya, dia juga melihat pakaiannya yang sama dengan apa yang dia pakai semalam..
Azizi mengingat apa yang terjadi setelah dia memutuskan pergi dari rumah sakit, ternyata Azizi pulang dan mengunci pintu kamar. Terakhir yang Azizi ingat dia menangis semalaman dan ayahnya terus membujuknya untuk membukakan pintu..
Azizi melihat kearah handphonenya yang mati. Saat Azizi nyalakan banyak sekali panggilan dan pesan masuk terutama dari gracio juga Christy..
Azizi melihat jam tangannya. Ternyata ini sudah pagi. Azizi langsung ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Azizi cuek dari apa pun berita yang berkaitan dengan Shani..Setelah siap untuk sekolah, Azizi berjalan keluar dan disana ada gracio yang sudah menunggu anaknya..
"Ayah ingin bicara Zee"
"Zee telat yah.. nanti saja"Azizi ingin pergi namun ditahan gracio
"Sejak kapan kamu seperti ini? Ayah tidak pernah mengajari kamu seperti ini.. Zee 17 tahun ayah besarkan kamu dengan baik tapi ini apa Zee ? Kamu bisa berkata kasar pada ibu yang telah bertaruh nyawa 2 kali demi kamu"
Azizi tidak melihat gracio sama sekali "yah Zee telat.."
"AZIZI!!!"lagi dan lagi gracio ingin menampar Azizi tapi masih saja dia tahan
Azizi melihat ayahnya "apa seorang anak tidak boleh merasa kecewa ? Apa Zee tidak berhak atas itu? Zee sakit yah.. Zee sakit selama ini, Zee pendam semuanya.. semua itu demi ayah.. Zee gak mau ayah pun ikut kecewa karena Zee hiks.."
Isakan kecil mulai terdengar. Azizi duduk disofa dan menutup wajahnya "sakit rasany yah hiks hiks.. jika ayah tau hiks Zee iri pada Christy karena maminya begitu menyayanginya sedangkan Zee??bukan sayang yang didapat tapi Zee dibenci dan dibuang yah..hiks hiks "Azizi menangis dalam tunduknya
Gracio bersimpuh didekat anaknya lalu memeluk erat tubuh Azizi "tidak nak bunda tidak membuang kita.. bunda justru ingin kamu hidup lebih baik.. keputusan bunda saat itu ayah pun menyetujuinya, jika kamu benci bunda karena itu maka kamu pun harus benci ayah juga"
Azizi semakin hanyut dalam tangisnya "kamu hanya melihat kulit Tampa mau tau isinya.. bunda tidak seperti apa yang kamu pikirkan.. "
Gracio berusaha mengembalikan kepercayaan diri Azizi padanya. Bagaimana pun anaknya juga terluka dia harus berusaha netral ..
Kamu salah Zee jika benci bundamu karena bunda telah berbuat banyak untuk kita terutama untuk keselamatamu..
ayah tidak ingin kamu menyesal akhirnya..Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
범인 ( Insan Biasa )
Short Story" Kan ku coba bertahan selamatkan cinta kita dari badai prahara "