12 Flashback

1.9K 259 13
                                    

Antusias menyambut anak pertama kini dirasakan oleh shani, terlihat shani menghias seorang diri sudut kamarnya dengan dia tempel walpaper berwarna pink yang menandakan bahwa anaknya adalah seorang perempuan..

Shani pun menyusun beberapa boneka dibox bayi anaknya dan merapihkan baju bayinya juga.. Senyuman Indah terus menghiasi wajah cantiknya..

Toktoktok..

"Ayahmu sudah pulang "shani mengusap perutnya sebelum melangkah menuju pintu depan..

"Ayah kamu.. "Ketika pintu terbuka tubuh gracio tiba-tiba ambruk ketubuh shani

Tubuh shani gemetar melihat suaminya yang tiba-tiba ambruk, baju shani pun basah oleh aliran darah "mas.. Massss.. "

Shani yang syok tetap berpikir bagaimana dia menolong suaminya, shani membantu gracio untuk duduk di sofa..

"Mas.. Siapa yang melakukan ini.. Mas.. "

Gracio duduk lemas di sofa namun matanya masih berusaha terbuka untuk melihat sang istri "tampa aku bilang pun hahhhhhh... Kamu pasti sudah tau, shani apa pun yang terjadi jangan benci mereka shhhhh"gracio meringis kesakitan

Air mata jatuh, perasaannya campur aduk. Dia benar-benar diposisi sangat kecewa dengan orang tua nya..

Setelah membawa gracio kerumah sakit, shani pergi kerumah orang tuanya dengan baju yang masih penuh dengan noda darah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membawa gracio kerumah sakit, shani pergi kerumah orang tuanya dengan baju yang masih penuh dengan noda darah..

Pintu terbuka sang papah sudah menunggu di kursi kebesarannya "sudah aku duga kamu pasti kerumah"

"Kenapa papah lakukan ini? Kenapa papah tega.. "

Papah bangkit dan berjalan mendekati anaknya "tenang dan duduklah.. "

"Tidak.. "

"Baiklah terus kamu mau apa? Bukan kah semua ini pilihanmu.. Papah sudah katakan, ketika melangkah dari rumah ini maka papah tidak bisa jamin hidupmu akan bahagia dengan si miskin itu"

"Pahhhh.. Gracio suami shani pah.. Stop merendahkannya lagi "

"Papah bicara fakta.. Shani kamu ingat ancaman papahkan.. Dan perlahan papah wujudkan ancaman itu"

"Papah gila"

"YAAA PAPAH MEMANG GILA.. PAPAH GILA KARENA DEMI KAMU.. PAPAH MELAKUKAN SEMUA INI AGAR KAMU MENGERTI BAHWA SI MISKIN ITU HANYA AKAN MEMBUATMU SENGSARA.. BUKA MATAMU SHANI!!! "suara papah meninggi

"Harusnya papah yang buka mata.. Tidak semua bisa dibeli dengan uang pah termasuk kebahagian.. Shani bahagia pah.. Shani bahagia walaupun hanya makan dengan garam sekalipun"

"TIDAK!!! "papah memegang erat tangan putrinya

"PAPAH TIDAK AKAN BIARKAN ITU.. SEKARANG KAMU CUKUP PILIH SHANI.. KAMU KEMBALI ATAU AKAN PAPAH BUAT HIDUP SUAMI DAN ANAKMU KELAK TIDAK PERNAH BAHAGIA"

"PAHHHHH"

"INI ANCAMAN TERAKHIR PAPAH.. JANGAN BUAT ANCAMAN INI MENJADI DARAH"papah menekan shani terus menerus

Papah menghempaskan tangan shani dari genggamannya yang erat "pergi dan dengarkan baik-baik.. Darah akan terus mengalir sampai kamu kembali.. "

Menjadi gila untuk sesaat adalah pilihan terbaikku saat ini atau bahkan mati sekalipun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Menjadi gila untuk sesaat adalah pilihan terbaikku saat ini atau bahkan mati sekalipun..

Setelah banyak yang aku lalui akhirnya aku kalah dan menyaksikan suara kecil itu terus menangis di telingaku..

Ancaman kedua papah memang tidak main-main, papah nyaris mrmbuh gracio lagi ketika gracio dirumah sakit. Mungkin jika aku tidak tadang cepat seorang suster gadungan yang papah kirim sudah menyuntikkan obat mematikan pada infusan milik gracio..

Ancaman itu tidak main-main hingga aku menyetujui syarat yang papah ajukan dan aku lakukan itu demi gracio juga putriku yang baru aku lahirkan..

Setelah pertemuan terakhirku dengan mereka aku dilanda depresi berat hingga tidak tau apa yang aku lakukan hingga saatku terbangun mamah menangis memelukku..

Tidak ada yang menjelaskan aku kenapa yang jelas aku terbangun sudah diruangan serba putih namun seingatku aku ada dikamar..

Aku melihat tanganku yang diperban dan disitu aku berfikir apa aku nyaris mengakhiri hidupku? Tidak ada yang menjelaskan itu sekali pun itu mamah..

Sulit sekali bagiku menghadapi hari-hari ini, semuanya terasa sulit kulangkahi.. Keputusan yang paling menyakitkan tapi harus aku lakukan..

Maafkan bunda zee..
Maafkan bunda yang tidak berdaya ini..

Bersambung

범인 ( Insan Biasa )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang