Namun, mau bagaimana pun buruknya dia di luar rumah, dia tetap seseorang yang berharga di keluarganya.
✧༝┉┉┉˚*❋★❋*˚┉┉┉༝˚₊· ͟͟͞͞➳❥
Skor sementara, tim sekolah Putra dan tim sekolah Riki berakhir seri.
Waktunya istirahat bagi pemain dan para penonton.
Meski pertandingan tadi tergolong membosankan sampai tak terdengar teriakan semangat apa pun, Atika yang menggemari sepak bola dari tadi menonton dengan serius, setelah diingat-ingat, kini dia menyadari sesuatu. "Kalian setuju nggak sih? Kalo pertandingannya kayak tahun kemarin."
Benar, bahkan gol yang dicetak sama-sama 3:3.
"Iya, persis Kak Hayden vs Kak Valdi," sahut Lina Hanindhiya yang berposisi sebagai wakil ketua ekstrakulikuler Jurnalis sekarang.
Mengingat tahun kemarin saat mereka -Lina dan Diva- pertamakali ditugaskan untuk membuat berita, kejadian yang mereka pilih untuk dibahas adalah pertarungan sepak bola seri antara tim SMA Pelita Kita dan SMA Bahtera Angan. Judul karya pertama mereka itu adalah 'Valdi with his fire vs Hayden the ice cream boy', artikelnya berhasil menggugah minat baca anak-anak SMA mereka dan penghuni SMA yang terlibat, sangat meledak sampai-sampai banyak orang mengira bahwa artikel tersebut adalah 100% fakta. Akibatnya Valdi memulai channel Yousuf dengan mengunggah suatu video klarifikasi panjang, dan Hayden menuliskan pengumuman di cerita Instagaram bahwa dia tidak seperti yang dikatakan oleh rumor.
"Iya ... Eh, beli minum, yuk!" ajak Diva tiba-tiba.
Sejujurnya Aprilia Diva coba mengalihkan pembicaraan mereka agar tidak mengarah ke pertandingan antara Riki Narendra dan Wirawan Putra tadi. Karena mau bagaimana pun jametnya gaya dan jeleknya kondisi muka Riki di matanya, produk tunggal Bu Lani itu tetap sahabatnya. Diva seorang ketua klub Jurnalis, sudah seharusnya membuat artikel dan berita yang berpotensi untuk jadi perbicangan di mana-mana, dia tidak mau berakhir dipaksa menulis sesuatu yang akan memperburuk hidup temannya yang sudah problematik.
Hayden tadi juga sempat memarahi Riki habis-habisan tadi, sehingga mereka jadi pusat perhatian. Tapi Diva berusaha melindunginya dengan mengalihkan perhatian Hayden dengan kontrak promosi klub fashion, dimana beliau terlibat untuk jadi model abal-abal mereka. Diva pun mengeluarkan artikel 'Mengungkap Dua Sisi Kapten Basket SMA Pelita Kita | Bagian 1' secara tiba-tiba, padahal waktu perilisan masih tersisa 3 jam lagi.
Semua demi sahabat.
"Guys, lihat!" Telunjuk Lina mengarah ke lapak dagang yang ramai akan pembeli.
Anak-anak dari sekolah mereka menyerbu klub tata boga yang menyediakan banyak jajanan untuk dijual. Yang paling laris dan antreannya paling panjang sudah tentu es kelapa muda. Kebetulan tidak ada orang lain di sekitar yang berjualan selain anak-anak anggota ekstrakulikuler, jadi yang ada satu pilihan untuk jajan.
"Mager ngantri, gua ke sebelah aja dah," kata Diva.
Ada satu stan lain untuk membeli minuman. Mereka menjual teh hangat dan es teh sembari mengunggu waktunya beraksi, mengisi waktu luang sambil memantau adakah anak yang mengalami gangguan kesehatan. Siapa lagi kalau bukan Palang Merah Remaja (PMR). Slogan produk mereka, yaitu, 'Apa pun sakitnya, teh anget obatnya. Apa pun makannya, es teh minumnya.', sangat jujur dan dapat mewakili pendapat rakyat sekolah mengenai anggota-anggota PMR.
Sehabis makan dan minum, saatnya cuci mata.
Sudah ada Rajendra Ardika sebagai produk promosi utama di tenda jual klub seni dan prakarya. Anggota-anggota ekskul seni ikut aktif dalam kegiatan penjualan, strategi mereka adalah pura-pura mengerubungi Rajendra agar anak-anak lain tertarik buat ke sana. Dan ternyata manjur, terpancinglah satu demi satu anak-anak dari sekolah sebelah, sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Yang paling dibantu dari kegiatan promosi, ya stan lukis. Sesiapa saja yang membeli minimal 3 lukisan, maka dia akan mendapat nomor teleponnya Jendra, calon wajah SMA Pelita Kita. Seperti yang kita semua ketahui, penampilan itu menguntungkan, karena Jendra tergolong tampan, banyak yang pada mau melakukannya. S3 marketing memang ini anak seni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jurnal Refraksi (unfinished)
Fantasy"Pelangi, terjadi akibat adanya pembiasan cahaya. Ianya Indah, tapi hanya sementara.. Di kehidupan ini, aku akan kurangkai aksara yang mendokumentasi refraksi itu agar abadi. Jurnal tentang aku, kamu, dan dunia kecil kita." _Severa Azalea