•••
Arumi melangkah turun dari angkotnya yang berhenti di salah satu tempat yang terjadinya pertukaran barang maupun jasa, yaitu pasar yang jaraknya tidak jauh dari apartement.
Setelah mendapatkan dua kantong kresek berisi buah, sayur, daging dan ikan, serta beberapa cemilan untuk malam hari. Arumi segera bergegas pulang, karena cuaca semakin semakin gelap menandakan akan segera turun hujan.
Ia khawatir jika Alaska datang lebih dulu darinya. Ia juga takut Alaska akan menunggunya.
Walaupun rasanya itu tidak mungkin~ hhh sudahlah.
•••
Ceklek..
Betapa terkejutnya Alaska saat pintu apartement dibuka. Ia mendapati Arumi yang berdiri tepat dihadapannya dalam keadaan pakaian sudah basah, rambut acak-acakan, serta bibir yang nampak pucat. Itulah yang mendeskripsikan Arumi saat ini.
Hujan turun ketika Arumi ingin kembali ke apartement. Ingin meneduh tapi takut hari semakin gelap, jadilah ia memilih untuk berhujan-hujan.
"Mas udah lama pulang? " tanya Arumi sambil mengulas senyum, bibir itu bergetar kedinginan.
Alaska hanya mengangguk. Hatinya tertekuk melihat keadaan gadis itu, dirinya juga merasa bersalah; karena tadi malam melupakan kehadiran Arumi, sampai lupa untuk pulang.
Pasti malam tadi Arumi kelaparan, pikir Alaska.
" Saya minta ma—" maaf.
Alaska tidak bisa melakukannya. Untuk apa meminta maaf? Arumi tidak sepesial itu.
"—makan. Ayo kita makan. " sambung Alaska memasang ekspresi dingin, lalu menjauh dari hadapan Arumi.
Anggap saja nasi goreng yang ia beli ini sebagai permintaan maaf.
Arumi mengangguk canggung. Bergegas melangkah ke kamar mandi, untuk membersihkan diri.
Selang beberapa menit Arumi kembali, ia mulai membereskan belanjaannya dengan memasukan satu-persatu bahan kedalam kulkas.
Setelah selesai, ia memindahkan nasi goreng yang Alaska beli, ke atas piring. Sedikit tersenyum tipis, mengingat bahwa nasi goreng itu pembelian Alaska. Ia merasa senang untuk hal itu.
Bukan tentang nasi gorengnya, tapi tentang siapa yang memberikannya.
•••
Sudah dua bulan Arumi menjalani pernikahan bersama Alaska. Hari-hari berlalu cepat. Tidak ada perubahan dari sikap Alaska. Masih sama. Tatapan yang dingin saat bersamanya.
Arumi sampai bingung, alasan kuat seperti apa yang mendeskripsikan kalau ia mampu mempertahankan pernikahan ini.
Maureen :
Ka, aku tunggu di cafe biasa ya. Aku udah kangen banget sama kamu nih!
Beberapa pesan masuk dari ponsel Alaska, deringnya membuat perhatian Arumi yang semula membaca materi menjadi teralihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUMI [ON GOING]
Chick-Lit"Tolong, jangan hancurin masa depan yang udah lama saya rancang bersama, Maureen. " • • • • • ⚠️JANGAN COBA-COBA MENDEKAT KALO CUMAN MAU PLAGIAT/MENJIPLAK KARYA KU. HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH TUHAN.