tandain kalau ada typo~
•••
Alaska melajukan mobilnya melewati susunan pohon pinus yang menutupi semua bagian kanan-kiri jalanan. Matanya menatap fokus kearah depan dengan tenang, tapi tak bisa dipungkiri kini hatinya sedang bergemuruh marah.
Drett.. drett..
Getar ponsel mengalihkan perhatian. Alaska menekan tangan pada ponsel dan menggeser ke arah tanda hijau, lalu menghidupkan speakernya.
" Tuan, mereka sudah menunggu anda. "
" Ya. Pastikan tidak ada kekacauan sebelum saya datang. "
" Mengerti, tuan. "
Alaska mematikan pangilan sepihak. Ia mendesis menahan amarah yang sebentar lagi akan meledak-ledak.
•••
" Lo ngejauh dari Farel? "
Yang ditanya hanya bungkam tak berniat membalas pertanyaan yang di lontarkan.
" Aelah ditanya juga, malah bengong. " cibir Lydia.
"Enggak, Ly. "
" Lo kenapa sih? Akhir-akhir ini gue liat sering banget bengong. " ucap Lydia mengaduk minuman kesukaan nya.
Arumi menghela nafas gusar. " Gapa—"
"Cerita, Ar. Lo kek sama siapa aja, njir. Gemes gue lama-lama. " potong Lydia kesal.
"..... "
Hening sesaat.
Arumi menghembuskan nafas berat. " Yaudah, sekarang aku mau bilang sesuatu. Aku harap kamu bisa tutup mulut. " ucap Arumi akhirnya.
Lydia bersorak senang, ia mengangguk paham. "Aman." ucapnya mengacungkan jari kelingking nya.
Kini Lydia beralih menghadap Arumi sepenuhnya.
" Ayo cepet cerita, " desak Lydia menatap kesal kearah Arumi yang kembali diam.
" Aku udah punya suami, "
" What!? " Lydia melotot kaget, memandang tak percaya kearah Arumi yang menampakkan raut muka serius.
" dan aku jaga jarak dari Farel itu buat kebaikan, Ly. "
"H—ha? maksudnya, " otak Lydia mendadak konslet. Ia masih mencoba mencerna ucapan Arumi. " l—lo udah menikah? "
Arumi mengangguk pelan.
"GILAA ANJING! " histeris Lydia tiba-tiba memukul meja cafe. Mengundang tatapan dari orang-orang sekitarnya.
Arumi menutupi wajahnya dengan kedua tangan menahan malu. "Ly... suara lo.. " lirih Arumi.
Lydia tak menghiraukannya, ia menatap Arumi menuntut penjelasan.
" Kok bisa?! "
"Panjang ceritanya, "
"Ceritain dong, anjing. "sarkas Lydia tak sabaran.
Arumi lagi-lagi menghembuskan nafas. Ia menceritakan semuanya, mulai dari awal sampai akhir. Semua itu tak luput dari sahutan mulut Lydia yang terus melontarkan umpatan kasar.
" Berarti si Askasa itu masih sama pacarnya?! " sentak Lydia emosi.
" Alaska, Ly. " ralat Arumi sabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUMI [ON GOING]
ChickLit"Tolong, jangan hancurin masa depan yang udah lama saya rancang bersama, Maureen. " • • • • • ⚠️JANGAN COBA-COBA MENDEKAT KALO CUMAN MAU PLAGIAT/MENJIPLAK KARYA KU. HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH TUHAN.