•••
Sekarang Alaska sudah berada di Jakarta, hanya saja dia tidak langsung pulang ke apartement, melainkan menginap dirumah kekasihnya, Maureen.
Hanya sekedar menginap, tidak sampai tidur berdua. Alaska masih ingat batasan.
" Sayangg~" rengekan manja Maureen membuyarkan lamunan Alaska.
" Hm? "
Beberapa hari bersama sang kekasih, ia sejenak mulai melupakan Arumi. Sudah selama ini, ia sama sekali tak pernah mengabari Arumi.
" Kamu kenapa melamun? "tanya Maureen menyandarkan kepalanya pada bahu Alaska.
Tangan Alaska terangkat menyentuh kepala wanita cantik itu, mengacak-acak dengan gemas. Alaska hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Kalau ada apa-apa cerita, ya? aku selalu ada untuk kamu, Ka.. " lagi-lagi Alaska hanya membalas dengan gerakan kepala, mengangguk mengiyakan.
Maureen menghela nafas kasar, "Kamu mau aku bikinin kopi? "
" Emang kamu bisa? "tanya Alaska ragu, pasalnya terakhir kali Maureen membuatkan dirinya secangkir kopi, rasanya asin.
" Dih? ngeremehin ya. "
Maureen beranjak dari duduknya, menuju dapur. Saat Maureen mulai menghilang dari pandangan nya, bergantian kini Alaska yang menghembuskan nafas kasar.
Dirinya diliputi rasa cemas. Padahal ia sudah coba menepis dan acuh terhadap Arumi.
Ya benar, Alaska tengah memikirkan Arumi.
"DORR!! "
" Ihh ngelamun mulu, sih. Aku kagetin masa ga kaget. Parah, parah! " seru Maureen kesal. Dia meletakkan secangkir kopi yang sudah ia buat dengan penuh cinta.
" Maaf, "
" Kamuu kenapa, sih? jengkel aku. "
Alaska tertawa kecil, " Saya keinget kerjaan, makanya nggak fokus. "
Maureen mengendus, " Baru juga dua hari nggak kerja, udah mikirin kerjaan. Kamu ga capek apa? "
Alaska mengabaikan pertanyaan itu dan mulai menyeruput kopi yang Maureen buat untuknya.
Kemanisan. Berapa sendok gula yang di masukan Maureen kedalam kopi ini? pikirnya. Bahkan rasa pahit khas kopi hitam ini hilang, dinetralkan oleh rasa manis yang berasal dari gula.
" Gimana-gimana, pas kan? "
"Heem. Makasih. "
" Sama-sama—aku bosen banget, udah lama nggak nge-mall. Habis ini pergi yuk, beb? " pinta Maureen sangat manja.
Alaska nampak berpikir sejenak. Ia memang masih ada waktu libur selama beberapa hari kedepan. Tapi, entah mengapa ia ingin segera ke apartement untuk menemui Arumi. Sosok wanita yang selama ini ia benci.
Ia mengetikkan sesuatu diponsel, mengirimi sebuah pesan. Namun sangat disayangkan gadis itu sedang tidak aktif. Terakhir dilihat pukul enam sore. Membuat Alaska semakin diliputi rasa khawatir.
Arumi :
Ar
" Sorry, saya harus pulang ke apartement. Ada kerjaan yang harus saya selesaiin, gapapa kan, Ren? " ucap Alaska berbohong." Yahh, " mendesah kecewa, Maureen berusaha mengerti. " Gapapa, deh. Lain kali masih bisa kan? "
" Bakal saya usahain. "
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUMI [ON GOING]
Chick-Lit"Tolong, jangan hancurin masa depan yang udah lama saya rancang bersama, Maureen. " • • • • • ⚠️JANGAN COBA-COBA MENDEKAT KALO CUMAN MAU PLAGIAT/MENJIPLAK KARYA KU. HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH TUHAN.