nangis banget beberapa part cerita ini ilang...
pusing, sedi, kesel, marah, campur aduk.. harus ulang lagi, huhu~•••
Totebag berukuran kecil Alaska dengan genggam erat. Sebelum sampai di apartement milik Maureen, ia terlebih dulu mampir di salah satu mall yang cukup terkenal diwalayah itu.
Membelikan beberapa barang mewah untuk diberikan kepada kekasihnya itu.
Saat berada di depan Alaska langsung disambut hangat oleh pelukan seorang wanita cantik didepannya.
Alaska mengusap kepala wanita itu penuh sayang. " Cantik, " gumam Alaska yang membuat Maureen tersipu malu.
Maureen menyembunyikan wajahnya yang sudah semerah tomat pada dada bidang Alaska. Beberapa detik hanyut dalam pelukan. Maureen menyudahi pelukannya.
"Eh iya, ayoo masuk! " seru Maureen, tersadar bahwa mereka masih berada di depan apartement. Ia menarik pergelangan tangan Alaska menuju ruang tamu bernuasa hijau.
"Apa itu? " heran Maureen menyeritkan keningnya saat Alaska meletakkan beberapa totebag di atas meja.
"Kamu sudah makan? " tanya Alaska mengalihkan pertanyaan. Hal itu membuat Maureen mencubit lengan pria itu gemas.
"Aku nanya kamu tau! " kesal Maureen melengkungkan bibir kebawah, cemberut.
Alaska tertawa kecil, mengacak-acak surai panjang wanita itu.
" Buka, sayang. "
Maureen terkejut saat melihat isi totebag coklat itu. Tangannya memegang benda itu lalu mengangkat memperlihatkannya kepada Alaska.
" Ini beneran buat aku? " ucap Maureen dengan ekspresi melongo.
"Terus buat siapa lagi? "
"Ini jam tangan yang aku pengen bangettt, kok kamu bisa nemu, sih?! " hebohnya, pasalnya saat mencari jam tangan itu, ia kehabisan.
Alaska menyunggingkan senyumnya menatap Maureen yang antusias dengan pemberiannya.
" Aku terharu.. Terimakasih, sayang. " ujar Maureen menghambur ke pelukan Alaska yang dibalas tak kalah erat oleh pria itu.
•••
" Kalau sewaktu-waktu saya buat kesalahan yang buat kita pisa—
" Kenapa nanya gitu? " potong Maureen cepat. Senyuman dibibir nya memudar, digantikan oleh tatapan datar. Rasa takut terlukis di wajahnya.
" Maaf. " sesal Alaska meringis. Ia mengusap lembut tangan yang berada digenggaman nya. Alaska menyadari tatapan wanita itu menjadi kosong.
Pikiran-pikiran negatif mulai bermunculan di benak Maureen. Tidak, tidak. Alaska miliknya dan tak akan pernah bisa menjadi milik orang lain.
" Kita akan terus bersama kan, Alaska? Sesuai kesepakatan yang udah lama kita rancang. Menikah, hidup bahagia, hingga suatu hari ada yang memanggil kamu daddy dan memanggil ku mommy. " jelas Maureen antusias. Mengingatkan pria itu tentang mimpi-mimpi yang sudah dirancang bersama. Mimpi yang jauh dari kata tidak sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUMI [ON GOING]
Genç Kız Edebiyatı"Tolong, jangan hancurin masa depan yang udah lama saya rancang bersama, Maureen. " • • • • • ⚠️JANGAN COBA-COBA MENDEKAT KALO CUMAN MAU PLAGIAT/MENJIPLAK KARYA KU. HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH TUHAN.