Barcode masuk dan melihat isi rumah yang bernuansa dark. "Dimana ruangannya ya" ucap Barcode.
Biu yang tidak sengaja lewat pun melihat Barcode yang berdiri ditengah ruangan. "Kamu Barcode??" Tanya Biu.
"Iya" jawab Barcode.
"Pria ini sungguh imut, dan sepertinya dia pria yang lembut, dari auranya sudah kelihatan" batin Barcode meneliti Biu.
"Ayo keatas, P'Jeff berada dikamar atas" ajak Biu.
"Biu, kamu Biu kan??" panggil Barcode sambil berjalan menaiki tangga mengikuti Biu.
"Iya" jawab Biu.
"Berapa umurmu??"
"23"
"What!! aku pikir Phi lebih muda dari aku" ucap Barcode yang terkejut
Barcode mengganti panggilan yang awalnya kamu menjadi Phi karena Barcode tau Biu merupakan seorang yang lembut serta Barcode juga merasa Biu adalah orang yang patut dihargai sebagai orang yang lebih tua darinya.
Jika aku dihargai maka aku akan lebih menghargainya, namun jika aku di rendahkan maka aku akan lebih merendahkannya, tidak terkecuali mau dia tua ataupun muda. Begitulah prinsip Barcode, dan kenapa Barcode memanggil Jeff tidak menggunakan Phi itu karna Barcode tidak menyukainya.
"Apa wajah ku semuda itu??"
"Sangat dan aku pikir Phi berumur 17 atau 18 tahun karna wajah Phi sangat imut dan manis" Barcode tersenyum setelah mengatakannya.
"Haha, makasih" Biu tersenyum menampakkan lesung pipinya.
Barcode yang melihat itu pun terkesima
"Sangat Manis" batin Barcode.
"Ah, kenapa wajah phi kaya familiar ya?" Tanya barcode meneliti wajah Biu, ia merasa seperti pernah melihat Biu namun ia tidak terlalu ingat.
"Karna kita sering bertemu di kampus, hanya lewat doang sih" ucap Biu.
"Ah iya, aku sangat sering berjumpa dengan Phi di koridor kampus, walaupun hanya sepintas tapi wajah Phi sangat mudah di hafal" ucap Barcode tersenyum.
"Maksudnya?" Ucap Biu yang sedikit bingung.
"Kau memiliki paras yang cantik, bahkan lesung pipi mu saat tersenyum membuatmu kian cantik"
Biu tersenyum "makasih atas pujiannya"
"Phi sudah semester berapa?" Tnya Barcode
"Semester 7" jawab Biu.
"Jurusan apa Phi?" Tanya Barcode.
Barcode merasa sangat seru saat berbicara dan bercerita sama Biu. Karna Biu merupakan orang yang sangat ramah dan baik menurut Barcode sehingga obrolan mereka nyambung dan tidak garing.
"Fashion, kalau kamu?"
"Psikolog"
"Kenapa kamu memilih psikolog?" Tanya Biu.
"Entahlah, aku hanya ingin membantu orang lain mengatasi masalah yang memengaruhi kondisi mental dan kesehatannya, agar mereka kembali membaik dan tersenyum tanpa beban lagi" jawab Barcode.
"Wah, bagus sekali niatmu aku harap saat aku sters atau tertekan aku bisa curhat denganmu untuk menghilangkan beban pikiranku" ucap Biu tertawa kecil.
"Haha boleh, Phi boleh curhat apapun ke aku, aku pasti akan mendengarkannya" ucap Barcode sambil tertawa kecil.
"Ah, Ini ruangan Jeff" ucap Biu.
Mereka tidak menyadari bahwa dari tadi mereka telah sampai di depan pintu kamar Jeff karna sangat asik bercerita.
"Masuklah" ucap Biu menyuruh Barcode untuk masuk.
"Aw, Phi tidak ikut masuk??" Tanya Barcode heran.
"Tidak aku akan menunggu disini bareng P'Bai" ucap Biu sambil menunjuk Bible yang sedang duduk di sofa.
"Ah, baiklah Phi" Barcode pun masuk keruangan itu, ia melihat Jeff yang terbaring lemah dengan infus ditangannya.
"What!!, Separah ini" Barcode sungguh terkejut melihat keadaan Jeff.
"Bagaimana bisa seorang Mafia yang terkenal dengan kekejamannya sampai terbaring lemah seperti ini" heran Barcode.
Jeff yang mendengar suara pun menoleh keasal suara.
"Baby" ucap Jeff heran dan wajah yang penuh tanda tanya.
"Sahabat mu Biu yang menyuruhku kesini" ucap Barcode yang tau isi pikiran Jeff.
"Oh, Baby sini duduklah disini" Jeff menepuk ranjang sebelah kirinya untuk Barcode duduk.
Barcode hanya menurut saja karna walaupun pun dia membenci Jeff, namun hatinya tidak mengikuti isi pikirannya.
Jeff meniduri kepalanya di paha Barcode.
"Apa sih, turun... bantalkan ada" protes Barcode.
"Lebih nyaman disini" jawab Jeff sambil memejamkan matanya.
"Baby, kamu tau??"
"Kagak, orang lu belum kasih tau" ketus Barcode, dan Barcode membiarkan Jeff tidur dipahanya karna ia sangat malas untuk berdebat dimalam hari.
Jeff terkekeh pelan mendengar ucapan Barcode
"aku mempunyai Alergi terhadap Seafood, dan satu hal lagi aku memang seorang Mafia namun bukan berarti aku tidak mempunyai kelamahan mau itu penyakit atau pun hal lain" jelas Jeff.
"ALERGI!! Sejak kapan kau mempunyai Alergi terhadap Seafood bukan kah dulu kau hanya tidak menyukainya" Barcode terkejud.
Jeff bingung "maksudnya dulu??apa kita pernah bertemu sebelumnya??" Tanya Jeff.
"Atau kamu-"
"Apaan, gak usah mikir yang aneh-aneh, tadi gua salah bicara gua baru ingat yang gak punya Alergi itu mantan gua" jawab Barcode yang menyela ucapan Jeff.
"Lagian lu kira gua siapa??" Tanya Barcode.
"Tidak bukan siapa-siapa, dan jangan pernah bahas tentang mantan kamu aku gak suka"
"Ya" singkat Barcode, karna ia sungguh-sungguh malas untuk berdebat.
"aku punya Alergi Mungkin udah lama namun aku baru mengetahuinya 4 tahun yang lalu" jelas Jeff.
Barcode terkejut namun kembali menetralkannya
"ditahun yang sama" batin Barcode.
*****
Sepertinya akan ada perubahan konsep, yang bersifat seperti rubik keknya lebih ke Jeff deh, soalnya kalau Barcode lebih ke sederhana namun dengan sejuta rahasia. Ya gitulah pokoknya.
Kemungkinan Minggu ini aku double up ya, antara malam Minggu atau malam Senin. (◍•ᴗ•◍)
Sampai sini dulu ya semoga kalian semua suka sama cerita yang aku buat walaupun alurnya gak jelas hehe. Sampai jumpa di part selanjutnya(≧▽≦)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Mafia and Sweet Man
Storie d'amoreJeff Satur seorang CEO sekaligus MAFIA terkenal yang paling ditakuti. Pemilik mata tajam dan paras yang rupawan. Namun, mata itu menghangat saat ia pertama kali melihat pria manis yang bernama Barcode Tinnasit, pria sederhana yg memiliki senyuman ma...