"ARGGHHH"
Hans terus meremat kuat kepalanya begitu rasa sakit yang begitu teramat sangat terasa menghantam kepalanya. Bayang-bayang asing yang terasa familiar secara bersamaan berkelebatan dalam otanya.
Dia melihat dirinya sendiri di ruangan yang gelap sendirian. Tiada siapapun. Suara yang bisa Hans dengar saat itu hanya suara tangisnya sendiri.
"Hikss papa.. Hans mau pulang" lirihnya.
Tempat itu dingin. Hans tidak tau sama sekali namun dari jendela yang terbuka, Hans yakin jika tempat ini ada di pinggir hutan.
Namun tiba-tiba seseorang membekap mulutnya dari belakang. Hans hampir meronta histeris namun orang itu langsung menenangkannya.
"Ssttt.. Ini abang, Hans. Ini Jayden."
Hans tidak bisa untuk tak terkejut begitu Jayden ada di hadapannya.
Bekapan tangan itu Jayden lepas.
"A-abang? Abang ngapain disini?" tanya masih antara percaya tak percaya jika yang ada di hadapannya sekarang adalah Jayden.
Jayden sedang bergerak kesana kemari melepaskan ikatan tangan dan kaki Hans.
"Ceritanya nanti aja. Kita harus pergi dari sini sekarang Hans. Abang denger rencana orang-orang jahat itu di mobil tadi. Mereka mau nyelakain kamu."
Tubuh Hans gemetar ketakutan. Namun begitu ikatannya terlepas, Jayden segera memeluknya.
"Jangan takut. Abang gak bakal biarin mereka jahatin kamu."
"T-tapi gimana cara kita keluarnya abang?"
"Kita lewat sana" tunjuk Jayden ke arah jendela yang memang terbuka setengahnya.
"Ayo kita pergi sekarang. Mumpung mereka belum ada yang dateng kesini. Kalo perkiraan abang seharusnya sih mereka gak akan secepet itu kesini."
"Kenapa?"
"Karena mereka kira yang ada di ruangan ini cuma kamu. Ayo kita keluar sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Brother : Tiga Raga Satu Jiwa (Complete)
FanfictionPangeran di keluarga Alexander Rafega itu ada tiga. Namun yang selama ini di ketahui banyak orang hanya si anak tengah Alexander Hans Rafega Dan si bungsu Alexander Nathan Rafega. Dan saat si sulung Alexander Jayden Rafega kembali Dan mengambil ali...