Chapter 27

2.7K 261 36
                                    

Suasana di ruang rawat Jayden sekarang terasa sedikit canggung. Apalagi Mark Yang benar-benar hanya diam melihat bagaimana wajah Samuel, Jeffryan Dan Nathan begitu serius saat memandang kearahnya.

"Baik, jadi mau kau bagaimanakan orang itu?" Tanya Jeffryan ketus. Pertanyaan itu jelas sekali di tujukan pada Jayden namun ujung matanya tetap menatap sinis ke arah Mark.

"Of Course, masukin nama bang Mark ke keluarga Alexander Rafega" jawab Jayden Yang sedang bersandar di ranjangnya dengan santai.

"Lu serius bang?" tanya Hans.

"Jay, gak usah" bahkan Mark pun terkejut mendengar pernyataan Jayden ini.

Jayden tersenyum tipis.

"Udah jadi hak bang Mark buat jadi bagian keluarga kita. Udah mutlak dan gue gak mau ngerebut hal yang harusnya jadi milik lo lagi bang." Jayden berhenti sebentar untuk menarik nafas. Entah kenapa sekarang semenjak kondisinya drop ia merasa tubuhnya semakin ringkih. Berbicara beberapa kalimat saja sudah mulai membuatnya kelelahan.

"Tapi semua kerugian yang pernah bang Mark buat di perusahaan tetep di adili secara hukum. Gue sendiri udah ngajuin ke pengacara Papa buat nuntut ganti rugi sekitar 5M ke lo bang, karena masalah keluarga dan masalah kantor beda. Gue gak bisa nutup mata buat kerugian kita kemarin."

Mark mengangguk paham. Dia juga tidak keberatan.

"Dan setelah tuntutan selesai dan Mark udah resmi masuk ke keluarga Alexander Rafega, gue bakal urus pengalihan jabatan secepatnya."

Semuanya menatap Jayden dengan heran.

"Pengalihan apa maksud kamu?" Tanya Samuel dengan sorot mata yang tajam.

"Ya jabatan Jayden sekarang paman. Mark yang sebenernya lebih berhak kan?"

"Jay lu gak perlu ngelakuin itu." protes Hans.

"Bener Jay. Lu lebih pantes dari pada gue. Gue penghianat. Gimana bisa gue gantiin posisi lo sekarang?"

"Bang pikiran lo tolong normal dulu sebentar deh" keluh Nathan yang sidah sakit kepala dengan semua masalah sekarang.

Sedangkan si tersangka yang membuat semua orang pening itu hanya terkekeh.

"Ini udah pemikiran paling normal sekarang ini Na. Bang Mark emang pantes. Dia yang paling tua di antara kita. Track record pendidikannya Bagus dan cara kerja dia di luar masalah kemarin semuanya perfect."

"Tapi Jay—"

"Hans, percaya sama gue. Paman Sam paman Jeff, tolong dukung keputusan Jayden sekarang. Nathan, kita bisa coba dari awal kan?"

Semua orang terdiam dengan pemikiran masing-masing.

"Jayden gak akan lepas tanggung jawab. Jayden masih jadi bagian penting di perusahaan. Cuman Jayden bakal jadi bagian di belakang."

Samuel menghela nafas. Pikirannya jadi kacau sekarang.

"Beri kami alasan kenapa kami harus setuju sama kamu Jayden"

Tiada keraguan sama sekali di wajah Jayden saat Samuel melontarkan pertanyaan itu.

"Karena Bang Mark lebih bisa ngurus langsung perusahaan di banding Jayden."

"Liat, Jayden aja sekarang udah berhari-hari di sini dan gak bisa mantau perusahaan secara langsung."

"Keadaan Jayden yang gak bisa bikin Jayden kaya bang Mark."

Suasana seketika hening untuk beberapa saat. Semua orang yang sedang dalam keadaan sehat di ruangan itu saling melirik.

"Jay..."

Hello Brother : Tiga Raga Satu Jiwa (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang