Reyga Dan Hans berjengit kaget begitu dua sosok tegap itu berjalan mendekati mereka.
"P-Paman Sam?"
Ya, kedua orang itu Samuel Dan Jeffryan.
"Kalian ngapain disini? Kamu juga ngapain ngesot di lantai begitu?"
Jujur saja tekanan udara di Sana terasa semakin berat apalagi untuk pernafasan Reyga. Berpapasan dengan dua orang ini di kantor saja sudah mampu membuat panas dingin apalagi disini.
"Kok paman bisa disini?" Tanya Hans.
"Mobi kalian ada di pinggir jalan dan kami liat kalian masuk ke hutan. Jadi kami ikuti." jawab Samuel.
"Iya, repot kalo kalian hilang atau di makan binatang buas disini"
Reyga hanya bisa tersenyum miris dalam hati. Dua adik kakak ini memang selalu sarkas seperti biasa.
"Oh, kalian toh yang ngikutin kita."
Jeffryan hanya menganggukan kepala. Sudah tau juga jika Hans memang pasti akan sadar kalo ada yang mengikuti mereka sedari kantor polisi tadi.
"Jadi, kamu kenapa Hans?"
"Paman, Hans rasa Hans inget siapa dalang yang nyulik Hans waktu itu."
Samuel dan Jeffryan saling memandang?
"Bener kamu?"
"Iya. Hans inget suaranya dan Hans kenal suaranya."
"Siapa?"
"Paman Yoshua. Hans yakin 75%"
Reyga mengernyit bingung. "Kok gak 100%?"
Dan dengan entengnya Hans menjawab "Biar kalo salah gak malu-malu amat"
"Sabar Rey. Tarik nafas, buang. Masih ada om nya disini. Entar aja taboknya pas gak ada orang"
Samuel terdengar menghela nafas. Dia berjalan menuju Hans lalu mengulurkan tangannya, sukses membuat Hans terdiam.
"Ayo bangun."
Meskipun dengen sedikit ragu-ragu Hans menerima uluran tangan itu dan membiarkan Samuel menahan tubuhnya saat tiba-tiba tubuhnya terasa hilang keseimbangan. Sakit di kepalanya masih belum terlalu reda.
"Ya udah. Serahin sisanya ke paman aja. Jangan terus maksain buat inget. Info ini aja udah cukup buat kita."
Hans hanya mengangguk mengiyakan ucapan Samuel.
"Dan Sorry buat yang kemarin" tambah Jeffryan.
"It's okay paman. Itu juga salah Hans."
Dering panggilan telepon di saku jas Samuel mengalihkan perhatian mereka.
"Ya kenapa?"
"Lo lagi dimana?"
"Di jalan mau ke rumah sakit abis dari kantor polisi"
"Ketemu Hans?"
"Lagi sama gue"
"Suruh dia cariin Nathan. Dia abis mukulin Mark terus pergi gak tau kemana"
"Loh? Ada apa?"
"Entar Jayden jelasin semuanya. Tapi anaknya lagi pingsan"
Setelah itu suara panggilan terputus terdengar. Samuel menghela nafas memperhatikan tiga orang lain yang sedang menatap penasaran padanya.
"Hans, kamu cari dimana Nathan. Dia pergi setelah memukuli Mark. Aku dan Jeffryan akan ke rumah sakit untuk mencari tahu apa yang terjadi serta mengecheck kondisi Jayden yang kembali menurun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Brother : Tiga Raga Satu Jiwa (Complete)
FanfictionPangeran di keluarga Alexander Rafega itu ada tiga. Namun yang selama ini di ketahui banyak orang hanya si anak tengah Alexander Hans Rafega Dan si bungsu Alexander Nathan Rafega. Dan saat si sulung Alexander Jayden Rafega kembali Dan mengambil ali...