Hari kemarin berlalu dengan cepat, bahkan matahari pun sudah hampir kembali terbit setelah kurang lebih dua belas jam tak menampakan diri.
"Hah~"
Ini kali ke lima belas helaan nafas Hans selama tiga jam terakhir ini. Melamun sambil memperhatikan dua saudara kembarnya yang masih terlelap sedari jam tiga pagi tadi. Tidurnya yang semula memang tak nyeyak terus terbangun karena mimpi buruk, hingga akhirnya saat ia terbangun dengan perasaan was-was dan gelisah untuk kesekian kalinya di jam tiga pagi, ia memilih untuk tetap terjaga.
Matanya kini memperhatikan Jayden yang masih tertidur tenang di ranjang rumah sakitnya. Dokter Richard, Ayah dari dokter Yohan menyarankan Jayden untuk tetap di pantau secara intensif selama beberapa hari kedepan setelah tadi malam anak itu tiba-tiba mengerang kesakitan sembari memukul-mukul kepalanya dan berakhir di beri obat penenang agar bisa beristirahat.
Dari penjelasan dokter Richard dan Yohan sendiri membuatnya tidak enak hati. Secara tidak langsung dua dokter kepercayaan keluarga Alexander Rafega itu mengisyaratkan jika ada hal yang tidak beres di kepala Jayden, apalagi jika mengingat riwayat cedera kepala Jayden yang tergolong berat sampai epilepsi yang di deritanya. Belum lagi dua masalah lain pada kesehatannya.
Jayden akan baik-baik saja kan?
Lalu tatapan Hans beralih pada Nathan yang tertidur membelakanginya di sofa lain dengan berbantalkan jaket sedangkan bantal yang di fasilitasi malah dia peluk sebagai guling dan juga selimut yang sudah tergolek terlupakan di lantai. Sedari kemarin setelah semua hal yang tak sengaja Hans lupakan dulu terbongkar, hatinya tidak merasa lega sedikitpun. Malah sekarang perasaan bersalah menyeruak entah itu pada Jayden ataupun Nathan.
Ia sadar, Nathan begitu banyak berubah. Meskipun manjanya kadang tidak hilang tapi Nathan begitu dewasa sedari usia yang terbilang belum saatnya. Nathan pasti banyak menanggung banyak hal sendirian disaat ia justru tidak bisa di jadikan tumpuan.
Adik kecilnya yang malang. Dalam hati Hans tak berhenti mengucap maaf.
Akhirnya Hans bangkit setelah memikirkan dengan matang apa saja yang akan dia lakukan hari ini. Ia berjalan mengambil kunci mobil Reyga yang masih tergeletak di nakas di samping tempat tidur Jayden lalu memasukannya kedalam saku celananya lalu memakai jaketnya. Tak lupa juga ia memasukan ponsel dan dompet di saku sebelahnya.
Hans berjalan menuju Nathan, memungut selimut yang sebenarnya sudah berkali-kali ia benarkan posisinya namun tetap saja jatuh. Hans menyelimuti Nathan dan mengganti jaket yang Nathan pakai dengan bantal miliknya.
"Tidur yang nyenyak Na. Masih ada tiga jam-an sebelum kunjungan dokter nanti. Maafin gue yaa udah bikin lo marah-marah kemaren" bisik Hans pelan sambil mengelus rambut Nathan lalu perlahan.
Kini giliran Jayden. Meskipun Hans tidak terlalu mengerti dengan infusan dan beberapa alat medis yang ada di sekitar Jayden namun Hans berusaha memastikan semuanya sesuai seperti yang selalu Nathan jelaskan panjang lebar kepadanya. Ia juga menaikan sedikit selimut Jayden berharap Jayden tidur lelap dengan nyaman untuk beristirahat.
"Cepet sembuh abang. Gue bakal selalu berdo'a sama Tuhan supaya sakit lo cepet sembuh. Gue gak sanggup setiap liat lo anfal atau kesakitan kaya semalem. Maafin gue yaa bang"
Diam-diam Hans membubuhkan kecupan di dahi Jayden hingga tak sadar ada setetes air mata yang tiba-tiba jatuh. Ah, dia sebenarnya tak sekuat itu. Hans yang selalu terlihat bodo amat, cuek, jail dan menyebalkan ini juga punya hati yang tak kalah lembut dari kedua saudaranya. Tentu saja mereka bertiga punya cara yang berbeda untuk menutupi betapa rapuh sebenarnya mereka ini.
Hans berjalan keluar ruangan Jayden menuju ruangan sebelah dimana ada Reyga yang juga sedang terlelap sendirian. Ia menutup pintu pembatas di antara ruangan itu dengan pelan agar tidur Jayden dan Nathan tidak terganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Brother : Tiga Raga Satu Jiwa (Complete)
FanfictionPangeran di keluarga Alexander Rafega itu ada tiga. Namun yang selama ini di ketahui banyak orang hanya si anak tengah Alexander Hans Rafega Dan si bungsu Alexander Nathan Rafega. Dan saat si sulung Alexander Jayden Rafega kembali Dan mengambil ali...