4.

523 90 34
                                    

"Universitas Bumi Pertiwi berduka, telah berpulang salah satu mahasiswa kami, Ananda Rendra Satria dari Fakultas Sastra, Program Studi Sastra Mandarin semester 3......"

Megan, Thania, Yerisha dan Lucky menghela nafas berat usai mendengar pengumuman dari pengeras suara yang mereka dengar dikantin. Kali ini setelah perkuliahan selesai mereka berada dikantin tak hanya berempat, tapi juga bersama Juno, Nata, Yayang, Taro, Ferdy dan Jinar.

"Jadi kalian tau kenapa Rendra bisa depresi sampe bunuh diri?" Tanya Megan buka suara

"Rendra gak depresi bang" saut Taro.

"Trus? kalo gak depresi kenapa dia bunuh diri?" Kali ini Yerisha yang bertanya.

"Kita diganggu, kita selalu dapet terror diluar nalar belakangan ini" itu Nata yang bicara.

"Terlebih setelah Bang Juan maksa kita buat ngasi tau dimana Karina beberapa hari yang lalu." sambung Ferdy.

"Jadi kalian tau dimana Karina?" tanya Thania.

Jinar buru-buru menggeleng "Kita bener-bener gak tau Karina dimana, malem itu kita semua langsung balik abis acara makrab, kita gak liat Karina sama sekali"

"Iya, tapi bang Juan gak percaya dan nuduh kita ada sangkut pautnya sama hilangnya Karina" imbuh Yayang

"Dan kita gak nyangka Rendra sampe bunuh diri karena terror kacangan kayak gitu" Ucap Juno

"Terror kacangan?" ulang Megan

"Iya, kita sering dapet terror dari seseorang berjubah hitam dan setan perempuan yang wajahnya ancur"

Mendengar itu Lucky semakin yakin kalau yang ia temui kemarin itu adalah setan.

"Tuh, lo denger? setan! gue gak boong kan, apa yang gue bilang bener kan" bisik Lucky menggebu-gebu ditelinga Megan.

Sementara Megan merotasikan bola matanya, gak si Lucky, gak adik tingkatnya ini, sama aja percaya setan-setanan.

*******

Malam ini karena takut, Lucky nginep dirumah Megan, tapi dia gak mau cuma berdua sama Megan, alhasil Lucky juga ngajak Yerish sama Thania buat nginep.

Karena Yerisha, Lucky dan Megan adalah anak yang orang tuanya super sibuk, jadi mereka lebih sering dirumah sendiri, terlebih mereka sama-sama anak tunggal, jadi lebih sering ngerasa kesepian kalau dirumah. Lain halnya dengan Thania, ia yatim piatu dan hanya hidup berdua dengan adiknya, meski begitu Thania dan adiknya gak melarat kok, orang tua mereka meninggalkan warisan yang cukup banyak.

Pukul 10 malam, mereka berempat masih terjaga dan tengah duduk melingkar dilantai kamar Megan, mereka main kartu untuk menghilangkan rasa bosannya. Tapi karena main kartunya udah kelamaan, akhirnya mereka tetap bosan juga.

"Bosen ah" Thania melempar kartu-kartunya ketengah. lalu cewek itu menyandarkan kepalanya dipundak Megan disebelahnya.

"Eh jangan udahan, gue dikit lagi menang ini" pinta Lucky.

"Gamau, lo bertiga aja sana"

"Udahan juga deh" Megan ikut-ikutan melempar kartunya.

"Dih? gak asik lo berdua" protes Yerish

"Au ya Yer, mentang-mentang Thania udahan si Meganjing ikut-ikutan" balas Lucky julid.

Megan dan Thania yang denger itu si cuma ketawa.

"Eh sekarang hari apa?" tanya Lucky tiba-tiba

"Hari kamis pea" balas Yerish

Cowok itu menjentikkan jarinya semangat "Kita nonton Ekspedisi Supranatural yuk?"

Lantai 3 SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang