"Kemarin Rendra, hari ini Juno, besok siapa lagi? Gue? atau kalian?! hah!!? " Nata menangis Histeris dibawah Mayat Juno yang masih menggantung diatas pohon ditaman belakang universitas.
"Gue gak mau mati konyol..." Yayang menjambak rambutnya frustasi menatap mayat Juno yang lagi-lagi mati mengenaskan.
"Salah kita apa? kita bener-bener gak tau Karina dimana" Ferdy menangis dan bersimpuh diatas rumput dibawah mayat Juno. ia menganggap semua tragedi yang terjadi ini karena menghilangnya Karina.
"Kapan semua ini berakhir? apa kita harus mati dulu baru semua berhenti?" cicit Taro
Disaat semua teman-temannya mengeluh dengan kesialan yang menimpa mereka, Jinar daritadi hanya diam, ia menatap nanar mayat Juno yang belum diturunkan. Sahabatnya yang satu itu menggantung diatas pohon mangga besar, lidahnya menjulur dan matanya melotot, bahkan air liur Juno masih berjatuhan dari lidahnya yang menjulur.
"Padahal lo yang selalu nyemangatin kita buat tetep kuat dan bertahan dari terror ini No, tapi kenapa malah lo yang nyerah?" ucap Jinar pada mayat Juno.
"KENAPA LO MATI DULUAN BANGSAT?!" Jinar berteriak histeris lalu mulai menangis.
Taro yang berdiri disebelahnya segera merangkul pundak Jinar lalu mereka menangis bersama.
Sementara Nata yang awalnya berdiri tepat dibawah mayat Juno merasa ada yang aneh dengan kondisi mayat sahabatnya itu, Juno gantung diri tidak mengenakan alas kaki seperti sepatu atau kaos kaki. Dan setelah Nata telisik lebih jauh, alisnya langsung mengerut saat menemukan suatu keanehan.
"Luka?" Nata mendapati jempol kaki Juno berdarah dan ada sedikit luka sayatan yang masih basah disana "Kenapa dikakinya bisa ada luka sayat?"
Tempat itu kini ramai dikelilingi para mahasiswa dari berbagai fakultas, bahkan kampus mereka sendiri pun menyoroti tragedi yang menimpa fakultas sastra, mulai dari menghilangnya Karina, tukang bangunan jatuh dari lantai tiga, Rendra lompat dari lantai tiga, lalu kini Juno ditemukan mati gantung diri ditaman belakang kampus.
Tak berselang lama tim pnyidik kepolisian dan petugas medis mulai berdatangan, bersamaan dengan datangnya Lucky, Yerisha dan Thania yang juga baru sampai.
Mereka bertiga bergidik ngeri melihat kondisi mayat Juno, sama mengerikannya dengan mayat Rendra meski cara meregang nyawanya berbeda.
Beberapa saksi bahkan mulai dikumpulkan dan diinterogasi oleh polisi. samar-samar Thania mendengar kesaksian orang yang pertama kali menemukan Juno. Karena proses interogasi letaknya tak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Saya mahasiswi pertanian semester satu pak, tadi kelas saya diberi tugas meneliti hama tanaman dihalaman belakang sama dosen, kebetulan saya dan satu orang teman saya yang sampai duluan ditaman belakang. tempat ini sebelumnya sepi pak, kami berniat meneliti pohon mangga ini, tapi saya malah menemukan kak Juno sudah dalam keadaan tergantung begini"
Tak lama seorang polisi datang menghampiri atasannya yang tengah memeriksa saksi "Lapor ndan, area ini tidak tersorot oleh cctv. dan seperti laporan sebelumnya, universitas ini cctv nya terbatas, tapi seluruh rekaman cctv universitas dikabarkan mati total sejak pagi tadi."
"Selalu cctv mati setiap ada kejadian?" Komandan kini berjalan menuju ruang cctv, diikuti oleh anak buahnya yang melapor itu
"Kabelnya putus digigit tikus ndan, tadi saya sudah cek sendiri"
Thania mengerutkan alisnya curiga, ia beralih menatap Yerisha dan Lucky "Kalian denger? cctv nya mati"
"Ini bener-bener aneh, selalu cctv mati" ucap Lucky
"Mulai dari Karina ilang, tukang bangunan jatuh, Rendra lompat, trus Juno? bisa pas gitu cctv mati tiap ada tragedi" Thania benar-benar curiga, semuanya tidak beres.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lantai 3 Sastra
HorrorSELESAI! ketika yang hidup mati untuk menghidupkan yang mati 99L X 00L 17 Apr 2023 - 20 Mei 3023