15.

466 83 51
                                    

chapter ini panjang banget.
jangan lupa vote dan komen sayang2ku❤️🤍

******

Dan disinilah mereka berenam sekarang, berdiri diparkiran fakultas sastra yang sunyi karena waktu sudah menunjukkan 10 malam.

6 Remaja yang terdiri dari Lucky, Yerisha, Thania, Megan, Nata dan Yayang. Mereka menatap ngeri gedung fakultasnya, entah mengapa suasana tempat itu jadi berbeda.

Yerisha meraba bulu kuduknya "Gedung ini jadi ngeri setelah semua yang terjadi" ujarnya

"Ini kita yakin bakal masuk? gue mendadak jadi takut" kata Thania usai melihat kondisi gedung yang jadi ngeri kalau malam hari.

"Tenang Than, kan ada gue, kalo lo takut lo bisa peluk gue" Megan menaik turunkan kedua alisnya menggoda Thania.

"Dasar bandit, bisaan banget lo modus disaat kayak gini" omel Lucky.

"Sirik aja lo jamet"

"Jadi kita mau masuk sekarang?" Tanya Nata memotong perdebatan Megan dan Lucky.

Yerisha mengangguk "Kita cari Taro dulu, jangan sampai terjadi hal buruk sama dia"

Akhirnya mereka berenam memberanikan diri masuk kegedung fakultas sastra. Mereka memanggil nama Taro, mereka mulai mencari dari lantai satu tapi nihil, lalu naik kelantai dua dan tetap nihil, tidak ada Taro. Lalu mereka naik kelantai tiga.

Begitu mereka menginjakkan kaki dilantai tiga, hawa tidak enak langsung menyeruak, seolah tempat itu penuh aura mistik yang kuat. Suasana dilantai tiga lebih seram dibanding dua lantai dibawahnya.

"Kok perasaan gue mendadak gak enak ya?" Bulu kuduk yayang berdiri dan membuatnya merasa merinding, ternyata bukan hanya yayang, tapi mereka semua sekarang merasa merinding.

"Tenang aja gue kan bawa jimat anti setan" Lucky tersenyum percaya diri sembari meraba saku celananya, tapi sial saat Lucky terus meraba ternyata benda itu tidak ada disemua saku celananya.

"Mana Ky jimatnya?" Tanya Yerisha yang berdiri disebelah Lucky.

Wajah Lucky malah terlihat panik sekarang "Kok gak ada ya?"

"Jangan bilang jimatnya hilang?"

Seketika Lucky menepuk jidatnya "Omaygat, jimatnya disaku jaket gue, sekarang jaketnya dimobil"

"Yaudah sana ambil buruan" Thania mendorong Lucky menyuruhnya segera mengambil benda itu.

"Gan temenin gue yuk? lo kan pemberani" Lucky memelas, ia menggenggam tangan Megan minta sohibnya itu menemani.

Tapi megan malah cuma melamun menatap kebawah, dimana mobil mereka terparkir didepan gedung. "Kayaknya kita gak bisa ngambil jimat itu deh"

"Loh, kenapa?" Tanya Thania.

Megan menunjuk kebawah dengan dagunya, ternyata dibawah sana para makhluk halus tengah berdiri berjejer dengan jumlah yang sangat banyak, benar-benar banyak. semua makhluk itu berdiri seolah tengah mengepung mereka dan menatap kearah mereka berenam yang berdiri dibibir balkon lantai tiga.

"Apa kita bakal mati disini? malem ini juga?" Tanya Yerisha penuh ketakutan.

"Kita harus cepet nemuin Taro dan Karina" pinta Megan.

Malam ini mereka akan mencari dua orang sekaligus. Akhirnya mereka berenam bersama-sama mencari keberadaan Taro diseluruh penjuru lantai 3, mereka sengaja gak mencar untuk mengurangi kemungkinan-kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi. Mereka terus mengelilingi lantai 3, coba membuka ruangan demi ruangan yang ada dilantai 3. Karena lantai 3 adalah harapan terakhir mereka. Kalau Taro gak ketemu ya berarti anak itu gak ada digedung ini. Karena fakultas sastra cuma sampai lantai 3.

Lantai 3 SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang