8.

467 83 28
                                    

Begitu Thania membuka pintu toilet pria, ia seketika diam tak bisa berkata-kata saking kagetnya melihat apa yang kini ia dapati.

Thania menemukan Ferdy terkapar bersimbah darah dipojok toilet sambil membawa sebilah pisau lipat, Luka tusuk diperut Ferdy sangat banyak, tapi yang paling parah adalah luka pada pergelangan tangan kanannya, urat nadi Ferdy nyaris putus karena bagian itu yang paling banyak mengeluarkan darah. Ferdy merintih lemah, wajahnya sudah sangat pucat karena kehilangan banyak darah.

Thania buru-buru berlari menghampiri Ferdy, ia memapah kepala Ferdy dipangkuannya "TOLONGGGGG!!!!" Thania berteriak sekencang-kencangnya hingga tak lama beberapa teman seangkatan Thania dari kelas lain berdatangan ketoilet.

"Ada apa ni?"

"Kenapa bisa begini?"

"Gak tau, gue nemuin dia udah gini" Ujar Thania yang masih menangis, pakaian Thania sekarang bahkan terkena banyak darah, tapi ia tidak perduli.

"Cepet bawa kerumah sakit" ucap salah satu diantara beberapa lelaki itu, keduanya berniat segera mengangkat tubuh Ferdy

Namun Ferdy yang sudah sekarat malah kejang saat akan digotong oleh beberapa lelaki yang datang itu, hingga tak lama akhirnya Ferdy berhenti kejang, namun berhentinya Ferdy kejang juga diikuti dengan deru nafas dan detak jantungnya yang ikut berhenti.

Semakin lama orang-orang semakin banyak yang berdatangan dan melihat kejadian itu.

"Fer, Ferdy?" Thania menepuk pipi Ferdy, ia panik karena Ferdy melotot dengan mulut terbuka.

"Than... Kayaknya udah meninggal" celetuk salah satu orang yang mengerumuni Ferdy.

Sontak Thania menurunkan kepala Ferdy dari pangkuannya, ia menggeleng sambil beringsut mundur. Tidak menyangka ia telah menyaksikan seseorang menghembuskan nafas terakhir dengan cara yang tragis.

******

Setelah kejadian tewasnya Ferdy tadi siang, Thania dibawa oleh polisi untuk dimintai keterangan karena ia adalah orang pertama yang menemukan keadaan Ferdy, lalu Yerisha menemaninya. Kedua cewek itu sudah berada dikantor polisi dari siang hingga larut malam.

Awalnya Megan dan Lucky ikut menemani, tapi Thania menyuruh kedua sahabatnya itu pulang saja. akhirnya mereka berdua menurut untuk pulang duluan, meninggalkan Yerish dan Thania hanya berdua.

Pukul 1 dini hari Megan dan Lucky menembus sunyinya malam untuk kembali pulang kerumah Megan, selama perjalanan mereka diselimuti keheningan karena sibuk bergelut dengan fikirannya masing-masing.

Megan mengemudi dan Lucky yang duduk disebelah Megan menatap kedepan dengan pandangan kosong.

"Ini bukan sekali dua kali Gan, ini udah yang keempat kalinya kejadian ngeri kayak gini terjadi dikampus kita sebulan terakhir, dan sialnya selalu bersangkutan sama fakultas kita" ujar Lucky memecah keheningan.

"Gue tau Ky, bukan cuma lo doang yang berfikir kayak gitu sekarang"

"Gue yakin ini pasti ada apa-apamya Gan, pasti ada penyebab dari semua terror yang terjadi. Ini pasti arwahnya Karina yang ganggu mereka, ganggu kita"

"Segampang itu lo nyimpulin kalo mereka mati diganggu arwah? kita aja gak tau Karina itu udah mati atau masih hidup"

"Tapi terror dari setan perempuan itu udah cukup ngebuktiin kalo Karina udah mati Gan!"

"Ky—"

"Lo masih mau ngelak setelah lo liat wujudnya tadi pagi? gue tau lo liat dia Gan" Lucky memotong ucapan Megan.

Mendengar itu Megan terdiam, karena apa yang Lucky katakan itu benar. Megan tidak bisa berdalih lagi.

"Gue berenti bentar, ngantuk mau beli kopi" Megan mengalihkan pembicaraan, ia izin pada Lucky untuk berhenti pada sebuah kedai kopi yang masih buka tak jauh didepan mereka.

Lantai 3 SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang