9.

416 78 31
                                    

Pukul 3 pagi, Lucky duduk sendirian didepan teras rumah Megan, sementara si tuan rumah lagi didapur masak mie. terhitung sudah seminggu lebih Lucky menginap dirumah Megan, karena ia terlalu takut dengan semua yang terjadi. Lucky takut jika mendapat terror dia cuma sendirian dirumah.

"Yang hidup mati, untuk menghidupkan yang mati." Perkataan Mikha terus berputar dikepala Lucky, ia termenung seraya memperhatikan benda aneh semacam jimat yang Mikha berikan.

Megan yang baru datang membawa dua mangkok mie instan rebus tampak kaget melihat benda pemberian perempuan aneh itu berada ditangan Lucky.

"Heh?! Lo ngambil barang itu?!" semprot Megan, terlihat jelas raut marah diwajahnya

Sontak Lucky menoleh dan segera memasukkan benda itu kedalam saku jaketnya. "Siapa tau bisa bantu kita"

Megan meletakkan dua mangkok yang dibawanya diatas meja, lalu segera merebut benda itu dengan paksa dari kantong jaket Lucky.

"Eh Gan! apaansi lo?!" Lucky menahan tangan Megan yang hendak merebut benda itu, tapi Megan berhasil mendapatkannya.

"Yang kayak gini nih yang bikin anak bangsa gak maju-maju!" Megan berjalan menuju tong sampah didepan teras, ia mengambil korek yang biasa dipakai menyalakan rokok disaku celananya lalu membakar benda itu dan melemparnya kedalam tong sampah

"Bangsat kenapa lo bakar?!" Lucky protes, mau dipungut juga udah gak bisa, benda itu udah hangus.

"Dia itu cuma cewek asing yang aneh, lo gak takut itu orang punya niat jahat ke kita? Gue tau lo goblok, tapi gue gak nyangka lo bener-bener segoblok ini. Pikir pake otak lo" Megan nyerosco marah, ia menunjuk kepala Lucky menyuruh sahabatnya itu agar berfikir logis.

"Gue tau lo emang pinter Gan, lo selalu ngeliat segala sesuatu pake logika! Tapi lo juga jangan pernah ngeremehin mereka yang tak terlihat. Karena mereka emang nyata! mereka itu ada!! Kita hidup didunia ini berdampingan sama mereka yang tak terlihat" Balas Lucky menggebu-gebu.

"Ya tapi gak main dukun juga Ky! Otak lo kuno banget tau gak percaya jimat-jimat mistis kayak begituan!"

"Lo liat sendiri setan Karina kan Gan?! Apa itu belum cukup ngebuktiin kalo mistis itu emang beneran ada?" Tanya Lucky dan Megan seketika diam.

"Barang yang udah lo bakar itu bisa bantu kita biar gak diganggu sementara sama setan bangsat! tapi malah lo bakar!!" lanjut Lucky marah-marah.

Megan berdecih "Bantu kita sementara? kalo itu cewek emang mau bantu kita, harusnya dia bantu kita biar gak diganggu lagi sama itu setan selamanya, harusnya dia bisa ngusir itu setan kalo dia emang dukun!"

Lucky menggeleng "Lo gak ngerti Gan..."

Megan mengibaskan tangan tidak mau tau "Udahlah Ky. Kita udah sering ribut soal ginian, gue capek"

Lucky menghela nafas lalu ia memilih masuk kedalam rumah Megan, setelah melewati Megan ia tersenyum miring, karena Lucky berhasil menyelamatkan salah satu dari dua jimat yang Mikha berikan. dan Megan hanya menemukan satu yang dibakar.

Sementara Megan memilih duduk pada kursi yang memang ada diteras rumahnya. Mie yang tadi ia masak tidak jadi dimakan, karena mendadak perutnya kenyang habis ribut sama Lucky.

Saat Megan melamun dengan tatapan kosong, sekeblebat bayangan putih malah lewat didepan gerbang rumahnya. Seketika bulu kuduk Megan berdiri, ia menyentuh tengkuknya karena merasa merinding.

Bertepatan dengan itu, terdengar anjing-anjing tetangganya disekitar komplek menggonggong, bahkan sesekali sampai melolong panjang. Megan semakin takut, tapi disatu sisi dia juga capek mikirin hidupnya yang aneh belakangan ini.

Lantai 3 SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang