Pagi yang cerah adalah hal yang bagus untuk memulai hari, seperti apa yang dilakukan dua putra bunda Hanin. Mereka berdua tengah lari pagi agar keadaan tubuh tetap bugar, walaupun sang adik harus di paksa karena hanya mendekam di kamar saja setelah kelulusannya.
Usai lulus SMA sang adik hanya diam saja tak banyak melakukan aktifitas, kecuali bernapas dan berkedip serta makan dan minum. Selebihnya hanya ia habiskan di kamar, memainkan game ataupun membaca novel, komik atau sesuatu yang bisa dirinya baca.
"Kak udahlah, Cean capee" ucap sang adik, Ocean.
"Loh masa segitu doang udah cape dek? Kakak aja biasanya ngelilingin perumahan ini beberapa kali" ucap sang kakak, Carlos.
"Itu kan kakak, Cean beda lagi" ucap Ocean
"Nah makanya, ini tuh pembiasan" ucap Carlos
"Prett, pembiasan apaan?! Pembiasan itu dimulai dari jarak pendek dulu bukan langsung jauh begini" ucap Ocean."Tapi ini deket menurut kakak" ucap Carlos
"Ya karena kakak tinggi, kaki kakak panjang" ucap Ocean kesal
"Ya makanya tubuh tu ke atas dek, bukan ke samping" ucap Carlos, lalu setelah itu dirinya berlari sambil tertawa mengejek."Bajingan, udh ngatain gw pendek, ngatain gw gendut juga, sini lo sialan" ucap Ocean sambil mengejar langkah besar sang kakak.
"Woii kak ga adil anjir, langkah kakak gede, sini ga kak!!" ucap Ocean
"Ga mau, kalo mau kejar dong" ucap Carlos, beneran deh Ocean kesel banget sama kakaknya, mana mukanya tengil banget lagi.Setelah aksi kejar-kejaran itu dan balasan Ocean atas ucapan sang kakak, kini keduanya sudah kembali ke rumah. Di jalan menuju rumah pun mereka masih sempat-sempatnya berdebat kecil, namun atensi keduanya teralihkan saat beberapa orang mengangkat dan memindahkan beberapa barang ke dalam rumah di depan rumah mereka.
"Ada orang baru kak?" Tanya Ocean
"Kayaknya si begitu, kakak denger juga dari Gala kemarin" ucap Carlos
"Anak itu ga pernah ketinggalan info ya" ucap Ocean
"Iya lah, dia mah bersosialisasi, makanya tau banyak info, ga kaya kamu, mendem aja di kamar" ucap Carlos
"Diem deh, berisik" ucap Ocean galak sambil mencubit pinggang sang kakak
"Adeuuh sakit dek" ucap Carlos
"Bomat" ucap Ocean lalu segera melengos pergi ke dalam rumah."Untuk adek sendiri, sabar carl sabar" ucap Carlos sambil mengelus dada bidangnya. Carlos lalu terdiam sebentar sambil menatap rumah di depannya, ga tau juga apa yang dia pikirkan, kayaknya si pengen aja.
"Oyy bang, ngapain di situ? Bengong aja, nanti ke sambet setan" ucap Edwin saat sedang jalan di depan rumah Carlos, ia lalu tersadar,
"Oh, gapapa btw berarti lo ya setan nya, soalnya kan gw lagi bengong lo datang" ucap Carlos
"Bangsat" ucap Edwin, tenang mereka emng udah deket dari kecil, lebih tepatnya mereka bertiga, Carlos, Ocean, Edwin, love language nya aja physical attack ( ◜‿◝ ).Setelah berbicara beberapa hal, akhirnya Carlos masuk sesudah Edwin pergi. Dia tadi inget sesuatu tapi jadi lupa, yaudah lah ya biarin aja.
"Kaaaak!! Kata bunda anterin Cean ke mall mau beli perlengkapan sama bahan makanan, bunda ga bisa pulang hari ini, tapi perlengkapan udh pada habis" teriak Ocean dari kamarnya di lantai dua.
"Iyaaa bawel, kemarin sebelum bunda berangkat juga udh ngasih tau" balas Carlos dengan teriakan juga, ga usah heran rumahnya emng udh kaya hutan banyak tanaman sang bunda, mana penghuninya juga suka teriak-teriak, lengkap sudah."Udah ah ayoo nanti kalo rame kakak yang salah" ucap Ocean
"Lah dek, mall mah rame terus" ucap Carlos
"Ouh iya bener, yaudah deh" ucap Ocean
"Dongo nya adikku" ucap Carlos, Ocean menatap sinis kakaknya, dirinya masih kesal karena di bilang pendek dan gendut, sekarang di katain dongo, ia langsung menendang tulang kering sang kakak dan langsung masuk ke mobil.Keduanya telah sampai di mall biasa mereka membeli keperluan, dari tadi Ocean yang memilih segala belanjaan karena anak itu lebih tau, sedangkan Carlos sendiri mendorong troli di belakang Ocean, dirinya tak banyak tau karena biasanya yang menemani sang ibu belanja adalah sang adik, dirinya hanya bertugas jadi supir atau tidak yang membawakan belanjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Philemaphobia || Jaeyong
FanfictionTentang Ocean yang mengidap philemaphobia dan bagaimana ia sembuh dari phobianya