bab 14

58 9 0
                                    







Mendengar tentang bagaimana sifat Nick membuat Ocean jadi was was sendiri padahal ia sedang berada di rumahnya. Ia takut jika ia akan bertemu dengan Nick saat sedang keluar dari kamar maka dari itu ia jadi sering berhati-hati saat akan keluar kamar.

Jika bisa ia berpikir tak akan keluar rumah, di kamarnya sudah ada dispenser bahkan kulkas karena ia memang malas jika harus turun ke bawa maka dari itu ia meminta orang tuanya untuk menambahkan dispenser dan kulkas, sebenarnya kamar Ocean sudah seperti kosan berfasilitas lengkap, jadi tak harus keluar kamar jika memang tidak ingin.

Televisi pun tersedia di kamarnya, kamar mandi nya juga ada, jadi jika bukan hal penting Ocean tidak akan turun, kecuali mungkin saat jam makan tiba itupun jika orangtuanya ada di rumah.



Ocean tengah asik menonton sambil terduduk di karpet kamarnya, di depannya ada beberapa junk food yang ia pesan, ia begitu terhanyut dengan tontonan nya kali ini tapi tangannya tak berhenti memasukkan makanan yang telah ia pesan itu ke dalam mulutnya.

Ocean terlihat seperti tupai yang tengah makan, dengan pipi menggembung dan dan mata bulat yang menatap lurus ke depan, Ocean yang tengah terhanyut itu di kejutkan dengan ketukan pintu di kamarnya membuat ia tersentak.

Ocean langsung berdiri dengan pipi yang masih menggembung, saat membuka pintu betapa kagetnya ia karena yang tengah berdiri di depan pintu kamarnya adalah Nick, ia yang melihat Nick segera menutup pintunya dengan kencang. Ini bukan karena ia marah karena Nick, tapi ia malu karena penampilan saat ini, ia hanya mengenakan celana pendek selutut dengan kaos oversize dan pipi yang menggembung karena makanan.

Sedangkan di luar Nick tampak terkejut, apakah ada yang salah dengan datangnya ia kemari, Nick pun kembali mengetuk pintu kamar Ocean,
"Cean bisa keluar dulu sebentar, ada yang mau saya bicarakan" mendengar hal itu Ocean yang tengah berdiam diri di balik pintu kembali terkejut ia menelan semua makanan itu dengan paksa tapi karena serat akhirnya makanan itu tak sepenuhnya tertelan dan kini menyangkut di tenggorokannya, ia dengan terburu-buru langsung mencari air dan meminumnya dengan tergesa dan akhirnya ia tersedak.

Nick yang panik mendengar Ocean yang terbatuk cukup kencang itu langsung membuka pintu kamar Ocean,
"Maafkan saya kerena lancang Ocean" ucapnya sebelumnya membuka pintu kamar Ocean.

Ocean di dalam masih terbatuk, sial tenggorokan miliknya sakit, ia melihat Nick yang masuk ke kamarnya dan langsung menghampirinya, Nick tampak khawatir melihat keadaan Ocean.

Ia langsung mengusap punggung kecil Ocean, sebelum ia mengambil air dan memberikannya pada Ocean,
"Ini, minum pelan-pelan" Ocean pun langsung menurutinya dan batuknya telah hilang tapi sakit di tenggorokannya masih terasa,
"Ah tenggorokan Cean sakit kak" ucapnya pelan
"Ini kakak ada permen buat tenggorokan, coba kamu makan" ucapnya sambil menyodorkan sebuah bungkus permen berwarna putih dengan garis biru.

"Terimakasih kak" ucap Ocean lalu segera memakan permen dari Nick setelah membukanya,
"Kamu kenapa bisa kaya gitu?"
"Tadi Cean lagi makan tapi makanannya nyangkut di tenggorokan terus Cean minum tapi malak tersedak"
"Makanya hati-hati Cean"
"Iya kaaak" Ocean lalu terdiam seakan ingat ia yang tengah siaga dengan Nick malah berdekatan seperti ini dengan Nick.

Ocean lalu menatap Nick lama, Nick yang menyadari itu juga menatap Ocean membuat Ocean salah tingkah,
"Kamu gak papa? Kenapa liatin saya kaya gitu?" tanya Nick
"Gapapa, gapapaa, oh iya kak Nick ada apa ke kamar Cean?"
"Ah iya saya hampir lupa, ada yang mau saya omongin sama kamu"
"Ma-mau omongin apa kak?" ucap Ocean gugup.

"Kamu akhir-akhir ini selalu ngehindar dari saya, kenapa? Saya ada salah sama kamu?" tanya Nick serius
"Sial kenapa kak Nick langsung to the point gitu, jadi deg degan kan gw" ucap batin ocean menangis
"Ah engga, itu perasaan kakak aja kali" ucapnya dengan di iringi tawa canggung.

"Gak mungkin, kamu emang lagi ngehindarin saya, jawab jujur saja Cean"
"Mana mungkin si kak gw jujur, yang ada gw malu sendiri kalo jujur"
"Engga kak"
"Cean, saya gak tenang kalo kamu gak bilang, hati saya gak tenang Cean" ucap Nick melas, duh Cean rasanya mau salting aja, pipinya udah kerasa agak panas pas denger omongan Nick.

Tapi dari situ Cean malah termenung, banyak hal yang dia pikirin, kok bisa? Dia mau mikir gitu tapi gak mungkin, bisa aja karena dia udah anggap Ocean adik jadi dia gak tenang waktu adiknya marah.

"Kata bang Carlos itu cuman mood kamu, tapi saya gak yakin"
"Iya kak ahahaha itu cuma mood aku" ucap cean sambil tertawa canggung
"Tapi kata Edwin mood kamu cuma jalan 2/3 hari gak sampe seminggu"
"Anjir Edwin, sialan punya temen mulutnya ember banget, mana kata kak Lais tu anak terang-terangan bilang gw suka kak Nick kalo tau diem aja napa, gw yang malu anjir lo bilang terang-terangan gitu" ucap batin Ocean kesal.

Sedangkan di kamarnya Edwin merasa merinding, seperti sedang di marahi oleh seseorang,
"Ngeri deh" ucapnya lalu kembali sibuk dengan tugas kuliahnya.

Melihat Ocean yang hanya diam, Nick pun menghela napasnya,
"Maaf ya Cean kalo saya maksa kamu tapi saya mohon kalo kamu udah siap kasih tahu saya ya? Saya juga mohon jangan ngehindar lagi dari saya" ucapnya melas sambil menatap Ocean sedih. Ocean jadi ngerasa bersalah tapi kalo ia ngaku ia pasti malu, entah kapan ia bisa mengakui dengan gamblang bahwa ia cemburu.

Lagian gak seharusnya ia kayak gitu, itu masuk akal jika ia memiliki hubungan pasti saat ini dengan Nick tapi ia saja bingung Nick menganggap apa dirinya selama ini, pasti sebatas adik saja, maka dari itu ia tak ingin mengatakannya ini juga seperti belenggu yang menahannya untuk mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya, karena ia tak akan siap untuk mendengar penolakan dari mulut Nick, entah kini atau suatu saat.

"Iya kak jawabannya" sambil tersenyum, selain bibirnya hatinya juga ikut tersenyum, tersenyum pedih akan kenyataan.

Padahal ia baru saja merasakannya tapi sudah di timpa perasaan tak mengenakkan seperti ini, yang ia harapkan adalah sesuatu yang menyenangkan bukan menyakitkan seperti ini.

"Kalo gitu saya pamit ya, maaf tadi saya nerobos masuk aja karena saya khawatir denger kamu batuk kaya gitu" ucapnya sambil berdiri
"Tenang aja tadi saya juga udah izin kok sama bang Carlos" lanjutnya lalu tersenyum
"Duh ilah makin suka aja gw sama lo kak, ribet deh kalo urusannya hati gini"

"Iya kak gapapa" mendengar itu lagi-lagi Nick tersenyum dan kembali pamit lalu berjalan keluar dari kamar Ocean, ia juga menutup kembali pintu kamar Ocean. Setelah pintu tertutup, senyum di bibirnya luntur di gantikan mukanya yang sedih ia lalu berlalu pergi untuk pulang.

"Galau itu kaya gini ya kayaknya" ucapnya di dalam perjalanannya untuk pulang, ia tak lupa menghubungi Carlos untuk memberitahu bahwa ia pulang.



"Maaf ya kak Nick".









Continue...


a/n; pas banget lagi ngetik yang part Nick pamit, dan aku kebetulan lagi dengerin lagu dan ada lirik "jika kau cinta kata saja tak perlu kau tunggu lama-lama" udah pas banget liriknya buat Ocean hhhh

Philemaphobia || JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang