bab 15

52 10 0
                                    








Ocean benar-benar merasa bosan hari ini, ia bahkan terus berguling-guling di atas kasurnya, ia merasa bosan bahkan ketika ia melakukan kegiatan favoritnya yakni menonton. Ia telah membaca juga dan ia masih merasa bosan.

Tak lama pintu kamarnya di ketuk lalu terbuka dan terlihat Carlos yang berdiri di sana,
"Dek daripada guling-guling gitu ayo ikut kakak main" ucap Carlos
"Main?" beo Ocean yang tengah tengkurap menghadap Carlos
"Iya main, biasa sama anak-anak"
"Yaudah deh, Cean ikut"
"Yaudah kakak tunggu di bawah ya? Kamu siap-siap gih"
"Syap" ucap Ocean sambil berpose hormat, Carlos lalu segera menutup pintu kamar adiknya kembali lalu berjalan menjauh dari kamar adiknya.

"Untung banget, daripada bosen gini mending main bisa banyak jajan juga"

Itu adalah apa yang di katakan Ocean saat ia tadi tengah bersiap-siap, dan ia kini menyesal ia tak yakin ia akan menikmati waktunya dan bersenang-senang.

Harusnya ia tanyakan dulu siapa yang ikut, ia kira hanya Edwin, Gala dan Fares rupanya ada Lais dan juga Nick serta wanita yang ia lihat tempo hari bersama Nick.

"Padahal gw udah mantepin hati buat gak gampang cemburu, tapi kalo gini gak yakin gw bisa apalagi di depan mata gw kaya gini, sialan"

Lais yang menyadari perubahan raut wajah Ocean seketika tersenyum, ia tau Ocean pasti saat ini tengah cemburu dan itu menjadi suatu hal lucu untuk ia lihat.







Ocean hanya diam bahkan ketika Carlos menanyakan wahana yang ingin Ocean mainkan, mereka semua memang pergi ke taman hiburan yang berada di ibu kota, di sana banyak wahana dan stan makanan, bisa di sebut ini adalah tempat yang menjadi tempat favorit Ocean jika ia diminta memilih sebuah tempat.

Tapi dari tadi Ocean hanya diam, ia bahkan tak banyak bergerak ke sana kemari atau meminta Carlos membelikannya banyak makanan, ia hanya diam dan terlihat lesu.

Edwin dan Gala tampak kebingungan, seperti bukan Ocean yang biasa. Jika Fares ia mengira mungkin Ocean tak terlalu suka keramaian, karena saat ini mereka datang saat weekend, sedangkan Nick dan wanita bernama Liliana tampak menikmati waktu mereka membuat Ocean makin menekuk wajahnya.

Lais lagi-lagi hanya terkekeh melihat itu, tapi ia juga ikut serta untuk mengajak Ocean ke banyak stan makanan agar mood nya tidak semakin buruk.




Ujungnya mereka semua pulang dengan suana hati yang berbeda-beda, lebih dominan yang kebingungan seperti Carlos, Edwin dan Gala, yang merasakan senang namun masih biasa saja seperti Lais dan Fares dan yang paling mood ny baik adalah Nick dan Liliana, jika Ocean tak usah di tanya.

Carlos baru saja memarkirkan mobilnya di dalam garasi dan Ocean langsung turun dan pergi begitu saja ke dalam, biasanya jika mereka pulang dari taman hiburan di tangan Ocean banyak tas jingjing berisikan banyak makanan tapi ini satupun tidak ada, saat di taman hiburan tadi, benar saja Ocean tak bisa menikmati waktunya bahkan ketika ia sudah berpisah dari Nick dan Liliana.

Carlos yang melihat mood adiknya buruk itu lantas mengikuti adiknya, mungkin jika ini hal biasa yang terjadi Carlos akan diam saja, tapi ini bukan hal yang biasa terjadi pada Ocean. Seburuk apapun mood Ocean anak itu pasti akan kembali biasa saja atau tak akan menolak jika itu tentang makanan, tapi ini jangankan menolak melihat stan makanan saja ia sama sekali tak melirik.

Carlos mengetuk pintu kamar adiknya pelan,
"Kakak masuk ya?" tapi tak ada sahutan dari dalam, Carlos tetap masuk setelahnya yang ia lihat saat masuk adalah Ocean yang tengah terduduk di lantai dengan tangan menelungkup di atas kasur, tak ada suara sama sekali. Ia memutuskan untuk mendekat, menyentuh bahu adiknya tak lama setelahnya itu malah langsung dipeluk erat oleh Carlos dan tak lama terdengar suara terisak dari Ocean membuat Carlos panik.

"Dek kamu kenapa? Ada yang sakit?" Ocean dengan cepat mengangguk
"Apa yang sakit sayang? Mau kakak bawa ke rumah sakit?" Ocean hanya diam namun setelahnya ia menggeleng
"Ayo dong dek bicara dulu, kalo kamu nangis kakak gak tau kamu kenapa? Kenapa hum? Apa yang sakit?"
"Hati Cean kak yang sakit" ucapnya terbata sambil masih menangis.

Carlos terdiam mendengarnya, ia awalnya tak tahu tapi pasti mengarah pada hal itu,
"Karena Nick?" melihat Ocean yang hanya terdiam membuat Carlos yakin bahwa dugaannya benar
"Kalo memang kaya gitu, kamu seharusnya minta kakak dari awal buat pulang, kenapa diem aja hum?"
"Tapi, tapi Cean pikir kakak, kakak juga pasti mau main" ucapnya cukup tersedu
"Gimana kakak mau main kalo adik kakak aja gak seneng kaya gini hum?"
"Maafin Cean kakak"
"Gapapa, sekarang Cean mau apa? Kalo bisa kakak turutin jangan nangis, jangan sedih lagi, kakak gak bisa liat kamu sedih kaya gini" ucap Carlos sambil menangkup pipi Ocean.

"Cean mau gini aja dulu sama kakak, abis itu kita masak bareng, udah lama kan kita gak masak bareng?"
"Boleh kalo itu mau Cean, ini tapi kita pindah pelukannya di atas kasur aja, kalo di bawah gini dingin, kita sambil nonton film yang Cean mau" Ocean lalu membalas dengan menganggukkan kepalanya semangat.

Keduanya lalu menikmati waktu quality time mereka, dan mood Ocean sudah lebih baik dari sebelumnya.

Setelah selesai menonton film, sesuai dengan apa yang Ocean inginkan, kedua adik kakak itu kini sibuk berkutat di dapur.





Continue...

Philemaphobia || JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang