bab 10

73 9 2
                                    







Setelah dari kejadian Nick yang menunggu sang kakak, Ocean jadi lebih sering mengobrol ketika Nick harus menunggu atau bahkan mereka memang sengaja mengobrol jika sedang istirahat, keduanya makin akrab.

Ocean merasa bibit tanaman, ngga dong, bibit cinta mulai tumbuh di hatinya, ia merasa nyaman dan selalu merasa senang jika sedang mengobrol dengan Nick, ini bukan senang dan nyaman yang bisa ia dapatkan saat mengobrol dengan sang kakak. Ada perbedaan di dalamnya, seperti di perutnya terasa ada kupu-kupu berterbangan dan hatinya berbunga-bunga, mood nya bahkan akan lebih bagus ketika berbicara dengan Nick.

"Tapi cowo ganteng kaya kak Nick mana mungkin gak punya pacar, apalagi kan Milan pasti banyak banget cewe cantiknya, gw juga liat ada cowo cantiknya anjir" ucap Ocean yang tengah berbaring sambil menatap langit-langit kamar miliknya.

"Apa tanyain aja? Kalo ke Edwin pasti di ledekin, kalo ke kakak pasti di tanyain terus dia juga bakal langsung ngomong ke kak Nick, apa ke Resta aja? Tapi kalo ke Resta rasa malunya bener-bener beda"
"Haduuuh, apaaasiii" ucapnya sambil mengacak-acak rambut hitam miliknya.

"Gw gak percaya selama hampir 20 tahun gw hidup baru kali ini gw jatuh cinta, rasa tertarik sama seseorang yang dulu selalu gw hindari sekarang malah gw lakuin"
"Tapi kalo ternyata kak Nick gak suka cowo gimana? Kalo kak Nick udah punya pacar gimana? Gimana kalo ternyata dia suka cowo tapi yang lebih tua? Aaaaaaa bundaaaa" ucapnya sambil mencebik.

Ocean lalu berguling-guling di atas kasurnya, rumah sepi karena ayah bekerja, bunda yang ada urusan dengan teman-temannya dan sang kakak yang memiliki jadwal kuliah.

"Gabut banget daripada mikirin itu mending gw jajan aja" ucap Ocean lalu bangun dan turun ke lantai satu, ia berjalan ke salah satu jendela lalu membuka tirai jendelanya berharap ada yang jualan lewat di depan rumah dia, tapi fokusnya malah teralih saat mobil yang di tumpangi Nick memasuki pekarangan rumah Nick, saat Nick turun senyum manisnya langsung terukir dan Ocean terus memperhatikan Nick.

"Kak Nick ternyata perhatian ya sampai bukain pintu buat mama Dena" ucapnya sambil tersenyum tapi senyum itu luntur saat yang keluar dari mobil ternyata bukan mama Dena.

"Itu bukan mama Dena, dia lebih muda dan rambutnya juga lebih panjang, rambut mama Dena kan pendek, siapa itu?" ucapnya pelan.

Dapat Ocean lihat Nick yang tersenyum manis ke arah wanita di depannya, senyum yang jujur saja menambah kadar ketampanan milik Nick. Ocean juga melihat saat wanita itu merangkul sayang lengan kekar milik Nick.




Nick yang merasa di perhatikan lantas menatap tepat ke arah jendela yang menjadi tempat Ocean melihat Nick, Nick menatap Ocean lalu tersenyum, Ocean tanpa membalas senyuman itu langsung menutup tirainya begitu saja membuat Nick bingung. Ocean lalu kembali ke kamarnya, ia membuka pintu kamarnya dan menutupnya dengan kencang.

Ocean mengurungkan niatnya untuk jajan keluar, lebih baik ia di rumah saja. Ia memutuskan untuk mengambil segala cemilan miliknya dan memakannya dengan brutal.

"Gak suka, Cean gak suka" ucapnya sambil terus memakan cemilannya, mimik mukanya begitu sedih juga marah tak sadar semua cemilan telah habis,
"Ih kok habis sih?!!" ucapnya marah, ya abis lah Cean orang kamu makananin terus.

Ocean keluar dari kamarnya dengan kesal, turun ke bawah dan berjalan ke arah dapur, mengobrak-abrik kedua kulkas yang memang saling bersampingan, mencari sesuatu yang bisa ia makan.

Saat mood Ocean buruk yang bisa membuat moodnya kembali baik adalah makanan, tapi sepertinya itu tidak berlaku terbukti dari mood yang belum membaik walau bahkan perutnya sudah kenyang memakan makanan yang ia ambil dari kulkas.

"Ih kenapa sih? Gak sukaaaa!" ucapnya lalu menelungkup tangan dan kepalanya di atas meja, mulut nya mencebik siap untuk menangis,
"Gak boleh nangis, emang dia siapa?!" ucapnya lalu bangun dan berjalan kembali ke kamar.

"Bodo amat, gak perduli!" ucapnya lalu naik ke atas kasurnya dan mengerubungi dirinya dengan selimut miliknya, tak terasa Ocean mengantuk dan tertidur, tanpa memperdulikan dapur yang berantakan bekas makan miliknya.

Bunda tau pasti di marahin ini, tapi Ocean benar-benar tak perduli dan telah memasuki alam mimpi.




Continue...

Philemaphobia || JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang