bab 17

48 7 0
                                    








Ocean merutuki dirinya mati-matian, bisa-bisanya ia mengira itu halusinasi, sekarang ia harus menyimpan mukanya di mana? Ia mana punya muka untuk bertemu Nick.

Ocean sendiri kini tengah berada di taman yang cukup jauh dari perpustakaan tadi, hebatnya ia bisa lari secepat itu ke tempat yang jauh, biasanya Ocean akan lebih banyak mengeluh ketika di ajak berlari pagi oleh kakaknya bahkan ketika itu hanya beberapa meter saja.

"Bundaaa, tolongin Cean bunda, Cean harus gimana ini? Cean gak punya muka buat ketemu kak Nick bundaaa, huwaaaaa bundaa" ucapnya sambil mengacak-acak rambut hitamnya.




Dilain sisi Nick tampak kebingungan, ia tengah mencari Ocean namun nihil ia tak dapat menemukannya, tapi ia tak ingin menyerah dan terus berjalan atau terkadang berlari kecil sembari mencari Ocean.

"Ini saya harus buru-buru ketemu sama Ocean, kalo engga bisa main kucing-kucingan lagi saya sama dia" monolognya kala maniknya masih belum menemukan Ocean.

Setelah hampir 30 menit lamanya ia berjalan, akhirnya ia sampai di sebuah taman dan maniknya menemukan Ocean yang tengah memunggunginya, dapat Nick dengar adanya rengekan-rengekan kecil dari Ocean yang menurut Nick menggemaskan.

Ia lalu berjalan mendekati Ocean dan menepuk bahunya pelan, Ocean yang sadar seketika merasa badannya tegang, ia dengan kaku mengalihkan tatapannya dari depan ke tempat orang yang menepuk bahunya.

Ocean tersenyum hingga menunjukkan giginya sembari ancang-ancang untuk kembali kabur, tapi sepertinya Nick menyadarinya dan segera menahan pergelangan tangan Ocean,
"Jangan kabur Cean" ucapnya.

Ocean tampak ingin menangis,
"Ada yang mau saya omongin sama kamu" lanjutnya, membuat Ocean makin-makin ingin menangis.

Ocean pun dengan terpaksa kembali duduk, Nick yang melihatnya lalu tersenyum namun tangannya masih belum melepaskan pergelangan tangan Ocean,
"Tadi saya lagi mau cari buku untuk tugas saya, tapi saya lihat kamu, kirain saya cuman mirip aja tapi memang beneran kamu".

"Awalnya saya nyapa kamu tapi kamu cuman diem aja, makanya saya langsung duduk di samping kamu, tadi saya terus manggil nama kamu tapi kamu masih aja diem sebelum kamu manggil nama saya, waktu kamu manggil saya bahkan udah nyahut tapi kamu masih belum sadar saya ada di sana"

"Maka dari itu saya diem aja sambil dengerin kamu dan saya pun sesekali jawab waktu kamu nanya, saya gak tahu kamu udah denger suara saya atau belum waktu itu tapi saya tetep jawab pertanyaan-pertanyaan kamu"

"Saya kaget sebelumnya karena ternyata kamu suka sama saya, saya gak nyangka aja, soalnya saya cuman cowo biasa dan yah mungkin ngebosenin jadi saya gak nyangka bisa di sukai kamu"

Mendengar hal itu perempatan imajiner seolah muncul di keningnya, Ocean sungguh kesal mendengarnya
"Biasa aja? Ngebosenin? Gundul mu kak, gak ngaca, dia nyadar gak si dia kalo lagi di luar selalu jadi perhatian banyak orang?" ucap batinnya kesal.

Ocean memutuskan untuk diam walau ia mendumel dalam hatinya kala Nick terus mengatakan hal-hal yang sebenarnya malah sebaliknya dari Nick,
"Kalo gak sayang udah gw masukin ni orang ke kali di ujung sana tuh" lagi-lagi batinnya yang berucap.

"Tapi dari semua hal, saya seneng karena kamu suka sama saya, rasanya gak bisa di deskripsikan waktu kamu bilang suka sama saya, jujur aja saya juga tertarik sama kamu dan ternyata kamu juga merasakan hal yang sama ngebuat saya bener-bener seneng, saya lebih milih diem aja karena kirain kamu suka sama Fares, soalnya kamu deket banget tapi ternyata kamu emang cuma anggap dia adik kan selama ini?" Ocean mengangguk mengiyakan.

"Saya bersyukur banget Cean, kamu inget waktu saya bilang khawatir waktu kamu ngehindar dari saya?" Ocean kembali mengangguk,
"Itu karena hati saya gak tenang, rasanya gak enak banget waktu kamu kaya gitu sama saya, saya pengen tahu kenapa kamu kaya gitu waktu itu tapi kayaknya sekarang saya udah tahu bahkan tanpa kamu ngasih tahu saya" ucapnya sambil tersenyum.

Philemaphobia || JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang