Hari ini Carlos memutuskan untuk libur latihan dan mereka memilih untuk berkumpul saja. Semuanya hadir tapi Nick tampak sedikit gelisah, membuat Carlos sedikit terheran.
"Nick lo gapapa?" tanya Carlos
"Oh iya, saya gapapa" balas Nick
"Yakin? Muka lo bilang sebaliknya tuh" ucap Carlos
"Udah mending lo jujur aja deh bang" ucap Edwin, ia juga penasaran.Berbeda dengan mereka, Lais tau betul apa yang membuat Nick tak tenang tapi ia hanya tidak tau akar permasalahannya dimana. Jadi ia memutuskan untuk mendengarkan Nick, berharap ia tau dan ia bisa membantu.
Nick pun menceritakan apa yang terjadi dan apa yang membuat Nick agak resah, tentang ia dan Ocean yang selalu menghindarinya.
Di kamar Ocean merenung, apa-apaan dirinya ini? Mengapa ia harus marah? Ia siapa memangnya? Ocean menunduk, membuka novelnya tidak minat. Ini adalah novel yang ia pinjam dari Gala, katanya seru yasudah ia pinjam daripada ia terus memikirkan tentang Nick.
"Kayaknya gw harus biasa lagi deh sama kak Nick, iya gw harus tapi itupun kalo gw bisa" ucapnya di akhiri sebuah tawa kecil.
Ocean pun terlarut dalam bacaan, Gala tidak berbohong kala mengatakan novel ini bagus, ini memang bagus bahkan untuk orang yang tidak terlalu suka membaca novel.
"Oh begitu" balas Carlos dan Edwin setelah mendengar cerita Nick
"Iya begitu" balas Nick lesu
"Itu di buat santai aja Nick, Cean tuh emng suka gitu, mood nya emng suka gak pasti nanti juga baik lagi" ucap Carlos
"Tapi ini udah satu minggu lewat bang, masa gara-gara mood?" ucap Edwin, ia tau betul pasalnya Ocean akan memiliki mood yang buruk setidaknya 2/3 hari setelah itu ia akan kembali biasa saja."Tapi lo bener juga tong" balas Carlos
"Kalian kenapa susah-susah mikir, nanya aja langsung sama orangnya" balas Edwin
"Gak bisa gitu, yang ada makin ga mood dia" balas Lais yang dari tadi diam, Lais ini cukup berpengalaman tentang hal seperti ini."Lah terus gimana dong kak Lais? Liat toh kasian banget sepupunya, ngenes" ucap Edwin sambil tertawa kecil
"Kamu begitu ya sama saya Edwin" balas Nick melihat Edwin tertawa
"Maaf bang maaf, menurut pengalaman gw ya bang mungkin aja lo ni buat kesalahan atau buat dia cemburu" ucap Edwin."Saya gak ngerasa ada buat salah sama Ocean" balas Nick
"Ya berarti lo buat di cemburu" balas Edwin
"Cemburu? Kenapa? Kok bisa adek gw cemburu?" tanya Carlos
"Ya apalagi si bang? Udah pasti Cean suka sama bang Nick" ucap Edwin enteng.Carlos dan Nick terkejut, Lais menepuk jidatnya pelan, ia tak bisa membantu jika sudah begini. Selama ini Lais tau jika Ocean menyukai Nick tapi ia tak pernah menyinggungnya karena ia takut Ocean malu, tapi sayangnya Ocean memiliki teman yang begitu peka juga ceplas-ceplos seperti Edwin, ia bahkan membeberkan tentang perasaan Ocean langsung ke orang yang memang sahabatnya itu suka.
"Ah masa sih? Lo tau sendiri anak itu gak pernah suka sama siapapun?" ucap Carlos masih tidak percaya
"Lah mungkin aja bang, bang Nick kan cakep, perhatian, pengertian udah mirip sama idaman dia yang selalu dia omongin kalo punya pasangan nanti" ya ampun mulut Edwin ini seperti harus di lakban, mengapa ia begitu terang-terangan, frustasi Lais.Nick sendiri termenung, ia masih tak percaya tapi ada secercah kebahagiaan terasa di hatinya, ia cukup senang mendengarnya. Nick tersenyum dengan tipis tanpa di sadari siapapun kecuali Lais. Ia juga ikut tersenyum melihat respon milik Nick.
"Selamat dek, cinta kamu gak bertepuk sebelah tangan, walau kakak belum yakin tapi respon senengnya itu udah cukup membuktikan kalo dia juga ada rasa tertarik sama kamu" ucap batin Lais senang.
Keesokan harinya lagi-lagi latihan di liburkan karena semua memiliki jadwal kuliah yang cukup padat, hanya Lais satu-satunya yang tak memilki jadwal kuliah karena ia baru saja menyelesaikan pendidikan S1 nya. Maka dari itu kini Lais hanya bisa berdiam diri, karena tidak ada latihan.
Ia belum menentukan akan kerja di mana, orang tuanya pun tidak memaksanya dan itu membuat ia cukup santai. Lais pun akhirnya memilih untuk bertamu ke rumah Ocean, untuk memberitahu tentang apa yang terjadi kemarin pada ocean.
Lais telah sampai bahkan telah duduk di sofa, menunggu Ocean yang tengah mengambilkan cemilan dan juga minum untuknya.
Ocean pun kembali dan ia baru saja menyimpan nampan berisi makanan di atas meja, ia lalu duduk di sebelah Lais,
"Oh iya kak jadi apa yang mau di obrolin sama Cean?"
"Gini dek, kamu lagi ada masalah ya sama Nick? Gapapa jujur aja"Mendengar itu Ocean tampak terdiam,
"Sebenarnya sih gak ada kak, ini cuman karena Cean aja" ucapnya lesu
"Kenapa dek? Mau cerita?"
"Boleh kak?"
"Boleh, kenapa gak boleh segala"Setelah itu Ocean pun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi,
"Tapi aku ngerasa aku harusnya gak kaya gini deh, lagian kan aku bukan siapa-siapa kak Nick, masa udah cemburu aja" Lais lalu tersenyum mendengarnya,
"Kakak sih gak masalah buat itu tapi coba kamu lurusin kasian Nick, resah mulu gara-gara kepikiran kamu"
"Masa sih?"
"Gak percaya?" setelah itu Lais pun menceritakan kejadian kemarin, tentu saja itu membuat Ocean terkejut."Sial kenapa harus Edwin yang tau duluan sih?" ucap Ocean kesal, Ocean juga senang sebenarnya mendengar cerita Lais tapi rasa kesalnya lebih dominan daripada rasa senangnya,
"Kakak sebenarnya tau dari awal dek, cuman kakak diem aja takut kamu gak mau di singgung tentang itu"
"Ih emang aku tuh sekebaca itu ya? Malu banget"
"Gapapa, gak usah malu ya paling siapin diri kamu aja Nick pasti bakal nanya langsung nanya abis ini sama kamu"Ocean yang mendengar itu tentu saja terkejut,
"Gak usah kaget dek, walau Nick cukup pendiem dia pasti bakal bilang kalo ada sesuatu yang buat dia gak nyaman atau gak suka, siapin diri aja ya" ucap Lais sambil terkekeh, sedangkan Ocean menggoncangkan tangan Lais sambil merengek.Continue...
a/n ; semoga hati mu kuat Cean
KAMU SEDANG MEMBACA
Philemaphobia || Jaeyong
FanfictionTentang Ocean yang mengidap philemaphobia dan bagaimana ia sembuh dari phobianya