Cerita ini hanyalah fiksi belaka. Kesamaan nama tokoh, tempat, dan peristiwa adalah hasil ketidaksengajaan.
*
*
*Tiga hari berlalu sejak aku mengatakan fakta tentang Sangkuriang. Selama itu pula aku melihat Dayang Sumbi terus merenung. Mungkin ia bimbang dengan keputusan apa yang harus diambil. Satu sisi, ia mencintai Sangkuriang, di sisi lain, ia tak mungkin menikahi putranya sendiri.
Hah, aku jadi kasihan padanya.
Tadi siang juga ia hanya melamun. Sebagian banyak waktunya dihabiskan untuk menenun. Ia melewatkan makan siang dan makan malam. Tingkahnya persis seperti orang yang sedang galau.
Hah, entahlah. Kepalaku pening memikirkan kisah tak lazim ini. Lebih baik aku fokus berjalan pulang karena aku sudah tidak sabar untuk beristirahat.
Awalnya begitu, tapi perhatianku dicuri oleh seorang pria yang tengah duduk di saung depan sana.Aku menghampiri pria itu dan bertanya padanya, ''Raganata, sedang apa kamu di sini?"
Pria itu mengangkat kepalanya dan menatapku. Ia tersenyum, kemudian berdiri.
''Aku menunggumu, Kemala!"
E-eh, apa katanya? Menungguku? Kenapa?
Aku menunduk untuk menyembunyikan wajahku yang memerah. Takutnya dia salah paham. Disangkanya aku ke-pdan.
Mungkin saja ada hal penting yang mau ia bicarakan kan?"Menungguku untuk apa?" tanyaku, berusaha bersikap senormal mungkin.
''Ah, aku hanya ingin bilang sesuatu. Kamu tahu rumor baru-baru ini kan?"
Rumor? Oh, maksudnya rumor penyerangan itu?
Baru-baru ini aku mendengar kalau perbatasan daerah selatan diserang kerajaan sebrang. Katanya menteri di sana tidak bisa menangani masalah itu. Prajuritnya kalah jumlah dan beresiko kalah.
''Iya, aku tahu. Kenapa?"
"Aku dan pasukanku dikirim ke sana. Jadi, untuk sementara waktu aku tidak bisa bertemu denganmu!" ujar Raganata sambil menatapku sendu.
Aku balik menatapnya dengan tatapan sedih. Benarkah aku tidak bisa melihatnya untuk sementara waktu? Padahal, kami baru saja dekat.
Ah, jantungku. Kenapa tiba-tiba berdenyut nyeri? Seperti ada yang menusukan benda tajam ke sana. Haruskah kami berpisah begitu saja? Inikah yang dirasakan oleh perempuan yang punya pasangan seorang tentara?
''Tidak perlu khawatir, kita pasti bertemu lagi!" ucapnya untuk menenangkanku. Aku terpaksa tersenyum.
''Kapan kamu pergi?"
''Besok pagi!" jawab Raganata.
Besok pagi? Kenapa tiba-tiba sekali? Aku kan belum menyiapkan apa-apa untuk diberikan padanya.
Bagaimana ini? Apa yang harus aku berikan untuknya?
Ah, iya. Aku buat itu saja.''Tolong jangan berangkat sebelum aku menemui mu!"
______________________________________________________________________________________
Aku menusukan jarum sulaman terakhir setelah empat jam menyulam sapu tangan. Aku membersihkan sisa-sisa benang yang menempel di kain putih itu. Kuangkat sapu tangan itu untuk melihat hasil sulamannya.
Motif bunganya terlihat cantik dan ejaan namanya juga benar. Aku sangat suka bunga Lily of the Valley hasil sulaman ku. Sangat cantik. Aku tidak menyangka bisa membuatnya secantik itu.
Ini pukul 4 dini hari. Satu jam lagi aku harus bekerja. Apa aku berikan sekarang saja? Takutknya Raga pergi sebelum aku sempat memberikan sapu tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemala di tanah Parahyangan
FantasyKemala hanyalah seorang siswi SMA biasa. Suatu ketika, ia tertabrak oleh mobil dan terlempar ke dunia antah berantah. Di sana, ia bertemu dengan seorang pemuda bernama Sangkuriang. Ini adalah kisah Kemala di tanah Parahyangan. Tempat dimana legenda...