• 11 •

262 86 22
                                    

"pacaran atau berhentiin aku dari jabatan wakil ketos ini?!" kata viera, masih dengan posisi nyudutin jeonghyeon pake tangan ke kursi.

"berhenti protes atau saya tambah bagian yang harus kamu kerjain?" akhirnya, jeonghyeon yang sedari tadi pura-pura ga denger viera ngomong, mulai kena jebakan dan ngikutin permainan gadis itu.

meskipun perasaannya mulai campur aduk, jeonghyeon tetep berusaha buat ga nunjukkin itu. viera bakalan merasa menang kalau jeonghyeon terang-terangan ngakuin kalau dia lemah sama cewek-cewek macem viera.

alias cewek cantik.

bukan lemah dalam artian dia dibikin luluh sama viera, tapi lemah dalam artian sebenernya. kondisi badannya yang bakal melemah.

sedaritadi kayaknya jeonghyeon udah ngeluarin reaksi yang terlalu berlebihan, kayak gelisah, panik, kaget, dan lainnya. makanya energi cowok itu seakan terkuras habis.

kali ini, jeonghyeon memutuskan untuk menggunakan sisa energinya buat menghindar. dia enggak boleh terus terpengaruh kelakuan gilanya viera, makanya cowok itu bangkit dari kursinya.

viera kaget karena jeonghyeon tiba-tiba mundur. ternyata masih belum berhasil. gadis itu mendecak kesal.

langkah terakhir dan mungkin langkah tergila yang bisa viera lakukan hanyalah ....

sret!

dengan cepat, viera menarik kerah kakak kelasnya bikin jeonghyeon bisa melihat dengan jelas emosi yang memuncak lewat mata viera.

"apa sesusah itu berhentiin aku? apa kakak tau? aku bener-bener marah sekarang, karena kakak terus pura-pura gatau."

meskipun bilangnya marah, tapi abis itu viera maksain senyum lebar sampai kedua matanya membentuk bulan sabit. sementara tangannya yang terkepal, dilayangkan langsung ke wajah cowok di depannya.

jeonghyeon kaget dan refleks menghindar. tapi alih-alih nonjok wajah cowok itu, viera milih buat narik masker cowok di depannya, bikin talinya putus dalam sekali tarikan. nggak mungkin bisa dipakai lagi.

"hah ... gila," gumam jeonghyeon sambil mundur beberapa langkah. nutupin mulutnya yang kaget pakai punggung tangannya yang dikepal.

demi apapun, waktu viera marah sambil narik maskernya, itu serem banget. mana pakai senyum segala. jeonghyeon jadi merinding.

tatapan viera kalau marah emang seserem itu. dan dengan ekspresi begitu, viera berjalan ngedeketin jeonghyeon pelan. bikin jeonghyeon terus mundur dan mundur, sampai akhirnya--

"awas, kak!"

terlambat.

kaki jeonghyeon melangkah ke arah yang salah. viera inget, ada bagian lantai yang basah karena viera nggak sengaja nyenggol botol air minumnya sendiri yang lupa ditutup waktu nungguin jeonghyeon beberapa jam lalu.

viera belum sempet ngelap lantainya karena di sana nggak ada alat pel, walaupun udah viera cari ke segala penjuru ruangan.

ngeliat kak jeonghyeon mau jatoh dengan posisi berbahaya karena kepeleset, viera refleks narik tangan cowok itu. tapi karena perbedaan tinggi dan berat badan, tubuh ringan cewek itu malah ikutan ketarik dan jatoh juga.

untunglah viera sempet naruh sebelah tangannya di belakang kepala jeonghyeon. jadi pas jatuh, kepala cowok itu nggak terbentur lantai. tapi tetep aja, pasti sakit. viera pun merasakan punggung tangannya agak berdenyut, sakit.

"kakak gapapa?" tanya viera sambil agak mendongak dan menatap wajah jeonghyeon di bawahnya. posisi mereka sekarang emang ga banget, viera jatoh nimpa jeonghyeon, dan jeonghyeon yang di bawah, udah punggung sakit ngebentur lantai, kena beban tambahan pula alias viera.

venustraphobia • lee jeonghyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang