• 24 •

249 73 30
                                    

jeonghyeon merasa aneh dengan dirinya sendiri, belakangan ini.

ya gimana ga aneh, seorang lee jeonghyeon yang dirumorkan ga suka cewek, bahkan benci cewek, atau phobia cewek, bahkan disebut gay lah, apalah, inilah, itulah, tiba-tiba berangkat ke sekolah dengan ngebonceng cewek.

yang ga lain cewek itu adalah viera.

mari flashback sebentar ke hari di mana ulang tahun sekolah diadakan.

usai kejadian yang bikin salah paham itu, viera sama jeonghyeon pacaran boongan. sebenernya sampai sekarang pun viera masih ga percaya kalau jeonghyeon setuju begitu aja sama idenya.

"kak ... ini serius?" viera nanya mungkin yang ke sepuluh kalinya sepanjang perjalanan menuju rumahnya. dia pulang dianter jeonghyeon.

jeonghyeon cuma ngangguk singkat. fokus liat jalan. badannya agak kaku karena baru pertama kali boncengin cewek.

agak lucu buat ukuran pasangan baru karena mereka duduknya jauhan. meski viera dibonceng sama jeonghyeon, tapi cewek itu duduk agak belakang, jaga jarak aman, bahaya kalau jeonghyeon kumat pas lagi ngendarain motor. viera ga mau mati muda.

sebenernya, jiwa tengilnya viera udah balik sedaritadi, tapi karena viera sayang nyawa, sebisa mungkin dia nahan diri supaya nggak macem-macem.

"duh, mataku jadi jelek, sembab banget." viera agak maju buat ngintip mukanya sendiri lewat kaca spion. jeonghyeon agak tersentak waktu merasakan viera nyentuh bahunya sebentar.

perlahan, mata viera jadi agak berat. habis nangis biasanya emang bikin ngantuk. sebisa mungkin viera nahan diri supaya nggak tidur sekarang. bahaya.

"rumah lo ke arah mana?" jeonghyeon nanya.

"hmm? itu ..." viera nunjuk belokan dengan agak lemes.

sekuat tenaga viera berusaha bikin matanya tetap terbuka. tapi, yang namanya ngantuk berat, ujung-ujungnya viera ketiduran juga. untungnya setelah viera nunjukkin rumahnya dan jarak viera sama rumahnya udah deket jadi jeonghyeon ga terlalu kesusahan.

tubuh cowok itu makin kaku waktu kepala viera terantuk dan bersandar di bahunya. beneran kaku banget, kayak patung.

"malah tidur." jeonghyeon bergumam, menghela napas, lantas nurunin kecepatan motornya. gapapa pelan-pelan, yang penting selamat.

sampai di depan rumah viera, jeonghyeon parkirin motor dan bangunin viera. viera melek dikit, tapi kayaknya ga bakal bertahan lama. alhasil setelah viera turun dari motornya, jeonghyeon ikutan turun buat mastiin viera jalan ke dalam rumah dengan benar.

takutnya ketiduran di halaman rumah, atau kejedot pintu.

untungnya itu nggak terjadi. cuma, kayaknya viera lupa kalau pintu rumahnya dikunci, dia terus dorong-dorong, bahkan sampai didorong pakai badannya, tapi percuma pintunya gamau kebuka.

"ck, dikunci itu, ra," decak jeonghyeon pelan, nyamperin cewek itu.

mata viera akhirnya agak lebih melek. "eh, iyakah? pantesan susah."

"kuncinya lo bawa?" jeonghyeon naikkin alisnya.

"nggak. mama sama papa kayaknya nggak ada di rumah. aku nggak tau kuncinya di mana," kata viera lalu duduk di kursi kayu teras rumahnya dan lanjut merem.

ni anak pasrah banget, masa mau tidur di luar? jeonghyeon heran.

karena nggak mungkin biarin anak cewek siang-siang tidur di luar, jeonghyeon mondar-mandir sebentar dan akhirnya nemuin kunci yang terselip di pot bunga dekat jendela yang ada di samping pintu.

venustraphobia • lee jeonghyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang