• 21 •

218 91 37
                                    

sejujurnya, jeonghyeon masih meragukan opini kyungjun tempo hari terkait phobianya. walaupun kyungjun ngasih penjelasan yang masuk akal dan logis. tetep aja jeonghyeon ragu. sekalipun kakak laki-lakinya itu dengan tegas mengatakan kalau jeonghyeon bukan phobia, melainkan cuma trauma.

phobia bisa muncul karena trauma, kan?

masalahnya, bukan itu yang penting sekarang. melainkan kebenaran tentang viera.

jeonghyeon mulai sadar kalau sikapnya selalu berubah-ubah. itu hanya di depan viera. selebihnya dia bisa berubah sikap cuma pas traumanya lagi kambuh aja.

tapi, beberapa menit yang lalu, dia baik-baik aja. cuma karena ga sengaja tatapan sama viera, perhatian cowok itu sempat teralihkan dan semuanya bergerak diluar kendali.

jeonghyeon berani nyentuh viera, berkebalikan dari apa yang viera tau selama ini.

anehnya, waktu sadar, jeonghyeon kembali ke keadaan semula dimana dia merasa ga nyaman sama viera. entah cuma sugesti karena terbiasa disebut phobia atau emang kenyataan aslinya dia begitu.

hasilnya, 50:50. jeonghyeon cukup yakin kalau dia ga phobia. tapi, di satu sisi, jeonghyeon juga merasa kalau dia emang phobia.

pemikirannya memang suka berubah-ubah dan gampang terpengaruh sama opini orang lain. makanya waktu google bilang jeonghyeon phobia, ya dia percaya. dan pas kyungjun bilang bukan phobia, jeonghyeon juga percaya.

akhirnya, sekarang jeonghyeon dilanda kebingungan.

gejala-gejala yang disebutin di google sepenuhnya sesuai sama yang dirasain jeonghyeon. tapi, yang dibilang kyungjun juga sesuai sama jeonghyeon. jadi, mana yang bener?

satu hal yang pasti. jeonghyeon ga pernah benci viera. jelas alasan utamanya karena cewek itu mirip mamanya.

tapi, pemikiran jeonghyeon terbelah menjadi dua sekarang.

jeonghyeon phobia sama cewek, tapi viera dikecualikan karena dia mirip sama mamanya.

atau,

jeonghyeon bukan phobia sama cewek, melainkan cuma benci dan risih akibat trauma. terbukti dari dia yang ga pernah benci sama viera. hanya saja dia takut kalau cewek itu bakalan ngebuka luka lamanya.

jeonghyeon juga ga tau persis gimana perasaan yang dia rasain waktu tatap muka sama cewek lain selain viera. karena jeonghyeon memang selalu menghindar duluan. jadinya, dia ga tau, entah itu perasaan takut atau risih.

jeonghyeon cuma pengen hidup normal, tanpa dicap aneh, terlepas itu memang phobia atau trauma.

satu-satunya harapan jeonghyeon di mana dia ga merasa risih atau takut sama sekali, cuma viera. dan sekarang, jeonghyeon malah sedikit canggung akibat ulahnya sendiri.

padahal viera biasa aja, ga terlalu mempermasalahkan kejadian yang udah lewat. seakan-akan kejadian itu emang ga pernah terjadi.

jeonghyeon heran bagaimana viera bisa tenang-tenang aja sambil masang senyum lebar dan duduk di sampingnya tanpa ngerasa canggung sedikitpun.

"gimana pas jadi mc tadi? aku keren kan, kak? padahal mc dadakan, tapi ternyata lancar, haha," kata viera sambil cekikikan.

sekarang ini, mereka ada di belakang panggung. nunggu kepala sekolah selesai bacain pidato penyambutan. abis itu, mereka masih harus naik panggung lagi buat nyampain kegiatan berikutnya.

padahal, jeonghyeon udah nyari tempat buat duduk sepojok mungkin, tapi viera malah ngikutin dan duduk di sampingnya.

"viera." jeonghyeon memperhatikan gadis di sampingnya.

venustraphobia • lee jeonghyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang