Chapter Thirteen

109 18 0
                                    

Jihoon duduk di depan Rumah Micha, melihat daerah Rumah Micha sangat sepi. Mungkin karena Perumahan kali ya, jadi gak begitu banyak tetangga, di tambah Micha punya halaman pekarangan Rumah yang luas.

"Kenapa Lo gak masuk aja? Kaya tukang kurir Lo di depan aja." Ujar Micha.

"Emang udah biasa tukang kurir duduk di depan gini kaya gue?"

"Gak sih, biasanya berdiri di depan pager."

Mendengarnya Jihoon jadi ingin menjitak kepala Micha, tapi sayang niatnya di urungkan.

"Lo masih tetep mau disini? Gak mau masuk ke dalem?" Ucap Micha sejak tadi dia masih di depan pintu.

"Di dalem ada siapa?"

"Ada bibi sama adek gue sih, gak tau nenek gue kemana."

"Gak lah, kalo gak ada nenek Lo gak mau masuk."

"Dih, kenapa?"

"Enakan ngobrol sama nenek Lo, di banding Lo."

"Dih, demen sama nenek gue Lo ya?! Aih... Jihoon seleranya nenek nenek." Cibir Micha sambil tertawa.

"Tuh mulut Lo ngundang gue buat di cium sih, giliran di cium ngamuk-ngamuk."

Micha menatap sinis dengan mulutnya di manyungkan, melihat itu Jihoon jadi terkekeh.

"Apalagi? Udah kaya bebek Lo kaya gitu mulut di monyongin, mau gue cium? Hah?"

"Lo bisa gak sih Ji, jangan apa-apa cium, Lo emang sering gini ya sama Cewek-Cewek Lo?"

"Siapa Cewek gue? Cewek gue kan Lo doang."

"Alah bacot Ji bacot."

Jihoon bangun dari posisi duduknya, membuat Micha panik stengah mati.

"Eh iyaiya, becanda gue pak ilah sensi banget." Kata Micha membuat Jihoon kembali duduk lagi.

"Kaki Lo masih sakit Ji?" Tanya Micha.

Tadi sempat melihat Jihoon jalannya agak pincang setelah sampai Rumahnya. Padahal di kampus dia masih bisa gendong Micha ke parkiran, sok kuat emang.

"Dikit, besok juga sembuh sih ini mah."

"Bagus deh, mangkanya jangan sok kuat."

"Ya emang kuat, Lo ngapain dah bediri terus di depan pintu? Jodoh Lo nyasar ke Rumah Orang lain loh."

"Mitos ji mitos."

"Duduk di samping gue kenapa emang?"

"Takut gue sama Lo, apa-apa cium kan."

Jihoon tertawa, bisa juga Micha takut padanya, apa mesti dengan ancaman cium dulu baru di patuh?

"Non, makan sore udah jadi, temennya gak mau di ajak makan?" Terdengar suara bibi Micha dari dalam.

"Lo mau makan gak?"

"Boleh, kalo di tawarin Lo mah mana nolak gue."

Micha mendengus malas, lalu Micha masuk ke dalam di ikuti Jihoon di belakang.

Di meja makan sudah ada adik Micha yang makan sambil memegang handphone.

"Makan jangan sambil main handphone apa, kebiasaan banget." Ujar Micha melihat adiknya.

"Lo juga kaya gitu ya kak." Jawabnya.

Jihoon yang ada disitu hanya tersenyum, ternyata adiknya sama persis kaya Micha.

"Siapa nih?" Tanya adik Micha menyadari ada sosok baru di dalam Rumahnya.

"Tem--"

"Kenalin Jihoon, pacar kakak kamu." Jihoon dengan cepat memotong ucapan Micha.

Player With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang