Chapter Twenty Eight

112 21 4
                                    


Mata Kuliah hari ini Kelas Ilmu Komunikasi 2 sudah berakhir di jam lima sore, Micha sudah siap-siap mau pulang tapi keinget ponselnya masih di Jihoon.

"Lo pulang sama siapa Cha?" tanya Jaehyuk sambil memasukkan buku catatannya ke dalam tas.

"Jae pinjem handphone lo dong." Micha memutar tubuhnya ke belakang.

Posisi duduk mereka selalu seperti ini Micha sama Junkyu sampingan, sedangkan Jaehyuk di belakang Micha, soalnya kalau di samping Jaehyuk Micha gak bisa ngobrol.

Kan kalau sama Junkyu masih bisa bisik-bisik buat ngobrol, beda sama Jaehyuk malah di diemin, fokus banget anaknya kalau soal pelajaran.

"Nih, handphone lo kemana emang?" Jaehyuk menyerahkan ponselnya lebih dulu baru nanya.

"Diambil Jihoon."

"Kok bisa?"

"Tau tuh, nggak jelas."

Junkyu baru aja balik dari Toilet wajahnya tersenyum cerah banget seolah baru aja dapetin lotre.

"Abis berak ya lo cerah banget mukanya." tuduh Micha melihat Junkyu.

"Enak aja, Cha tar malem sibuk gak lo?"

"Nggak, kenapa?"

"Keluar yuk sama gue."

"Gue gak di ajak nih?" Jaehyuk melipat kedua tangannya di dada memperhatikan mereka berdua.

"Nggak, lo gak di ajak." jawab Junkyu sambil merangkul pundak Micha mau bisik-bisik biar Jaehyuk gak denger.

"Ada yang mau gue ceritain, ini harus banget diceritain langsung gak bisa lewat telfon." bisik Junkyu.

Jaehyuk mencibik kesal, gak di ajak ya kesel lah dia, biasanya juga gak pernah berduaan perginya.

"Penting banget?"

"Iya Micha, penting banget ini soal masa depan gue."

"Jaehyuk?"

"Nggak perlu, nggak guna nanti."

"Yaudah kabarin ya."

Junkyu menunjukan jempolnya semangat lalu dia melirik Jaehyuk yang udah menatap datar ke arahnya, kaya patung lagi duduk sambil melipat kedua tangannya di dada dengan wajah datar gak ada ekspresi, persis banget kaya patung gajah mada.

"Kaya patung gajah mada lo." ledek Junkyu.

"Eh iya, persis loh Jae tinggal di kerutin dahi lo udah persis banget." sahut Micha ikutan ngeledek.

Gini nih kan kalo di ledekin Jaehyuk jadi malu, akhirnya dia memalingkan wajahnya ke arah lain males ngeliat kedua temannya itu.

"Dih, kita gak lagi muji lo Jae, ngatain ini ngatain." cibir Micha.

"Tau." ikut Junkyu.

Masa bodo Jaehyuk tidak mendengarkan malah bangun dari duduknya memakai tasnya lalu pergi keluar, meninggalkan Micha sama Junkyu terkekeh berdua.

"Eh Winter telfon." Micha kaget melihat layar ponsel Jaehyuk muncul nama 'Winter'.

"Angkat angkat." kata Junkyu semangat.

"Jangan, tar ngamuk pawangnya."

"Angkat aja, pasti balik lagi kesini kalo denger nama Winter."

"Boleh juga." setuju Micha akhirnya.

Micha menggeser tombol ijo sampai sambungannya tersambung.

"Halo."

"Iya, kenapa WINTER?" Micha sengaja nama Winternya dikencengin biar kedengeran dari luar.

Player With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang