Chapter Thirty

78 20 6
                                    


"Jihoon lo ngapain?!"

Jihoon menoleh ke belakang terkejut dengan teriakan Micha yang kini mematung di depan pintu kamarnya.

"Tuh liat." kata Jihoon menunjuk punggungnya yang lebam.

Micha mendekat dia melihat lebam besar bewarna keunguan di punggung Jihoon, melihat itu Micha panik yang terpikirkan di otaknya pasti ini ulah papahnya.

"Kan gue bilang jangan kesini, sekarang gini jadinya."

Mendengar Micha terlihat khawatir Jihoon diam-diam mengulum senyum. "pelan-pelan." kata Jihoon merasakan punggungnya di tekan sedikit kuat.

"Iya-iya, masih sakit gak?" tanya Micha, Jihoon menggeleng melihat itu Micha menghela nafas.

"Batu dibilangin, besok-besok lo jangan gitu lagi Ji, apalagi di area kampus."

"Iya tau, tapi disini boleh kan? Akh!"

Menekan kuat ke area lebam Jihoon, sengaja Micha lakukan.

"Bisa gak sih pikiran Lo tuh jangan itu... Mulu, kaya gak ada hal lain aja."

"Gak bisa kalo sama Lo mah, kalo sama yang lain bisa."

Micha merapihkan kembali kotak p3knya. "Masa?"

Jihoon memutar badannya menghadap Micha, dapat dia lihat wajah cantik Micha saat menguncir rambutnya. "Iya, soalnya di deket Lo godaannya kuat banget." 

Micha memutar kedua bola matanya malas, salah juga dia menanggapi ucapan Jihoon.

"Lebih baik rambut Lo gak usah di kuncir, menggoda iman soalnya." tunjuk Jihoon.

Teringat kembali ucapan Junkyu tadi yang mengatakan bahwa Jihoon gak akan berani melakukan itu, ide jahil terlintas di benak Micha.

Dia mendekati Jihoon perlahan, membuat Jihoon menatapnya bingung apalagi kini dengan beraninya Micha duduk di pangkuan Jihoon.

"Cha."

"Hmm."

Sengaja tangan Micha dengan jahil mengelus perut Jihoon secara sensual.

Jihoon mengeram, menahan gejolak yang di timbulkan dari sentuhan Micha.

"Cha."

"Apa sayang?" bisik Micha tepat di telinga Jihoon.

Masih, Micha masih menggodanya dengan sentuhan sentuhan kecil di area perut Jihoon bahkan sekarang dengan beraninya dia mengelus paha Jihoon.

Jihoon tidak bisa menahannya dengan cepat dia membalikkan posisi Micha menjadi di bawahnya.

"Belajar dari mana Lo kaya gitu?" tanya Jihoon tatapannya tajam seperti ingin menusuk seseorang dengan tatapannya.

Seolah tidak peduli dengan tatapan Jihoon, Micha malah melanjutkan aksi jahilnya dengan mengalungkan tangannya ke leher Jihoon mencoba mengikis jarak di antara mereka bedua.

"Cha, gue gak bakal berhenti kalo Lo mancing gini."  ucap Jihoon dengan suara berat.

"Masa sih?" goda Micha.

Shit! Jihoon meraup bibir Micha tidak sabar, kesabaran dirinya menahan gejolak tadi sudah habis karena godaan Micha benar-benar membuatnya kehilangan kesadarannya.

Micha kewalahan dengan ciuman Jihoon kali ini, lebih kasar, menuntut, bahkan tidak memberi Micha bernafas sebentar saja.

"Jjjiii." Micha mendorong bahu Jihoon agar berhenti, mengerti itu Jihoon akhirnya berhenti.

"Lo duluan yang mancing, jangan salahin gue." ucap Jihoon masih mengurung Micha dibawahnya.

"Lo tuh emang bener-bener gak kapok ya, kalo ketauan papah gue gimana?"

Player With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang