Chapter Eighteen

101 16 2
                                    


Diperjalanan Micha yang udah niat mau nemenin Jihoon selama perjalanan takut dia ngantuk saat nyetir, jadi Micha karokean di mobil walaupun harus berdebat dulu karena Jihoon pengen Micha tidur.

"That should be me~Holding your hands."

"That should be me~Making your lough."

"That should be me~This is so sad."

"That should be me, that should be me."

"That should be me~feeling your kiss."

"That should be me~buyin'you gift."

"This is so wrong, i can't go on."

"Til you believe, that should be me~"

"THAT SHOULD BE ME!"

Diakhir nyanyiannya Micha teriak membuat Jihoon menutup telinga kirinya.

"Biasa aja nyanyinya..." Ucapnya pada Micha.

Micha tidak peduli, dia masih melanjutkan nyanyiannya.

"Lo nyanyi apa curhat dah?"

"Berisik dah Ji! Lo nyetir aja yang bener."

"Elo yang berisik Micha..."

"Yaudah sih, daripada Lo ngantuk."

"Mending Lo tidur deh."

"Gamau, nanti Lo ngantuk gimana."

"Ya tapi nyanyinya biasa aja."

"Ya emang udah biasa."

"Biasa apanya Lo teriak teriak kaya toah."

Micha memukul bahu Jihoon kencang.

"Tangan Lo gue iket nanti, enteng banget mukul Orang."

"Mulut Lo juga gue lakban biar gak berisik."

"Harusnya mulut Lo, bukan mulut gue."

Udah ancang-ancang mau mukul Jihoon dengan cepat berkata.

"Sekali lagi mukul jangan salahin gue tangan Lo gue iket."

Mendengar itu Micha gak jadi mukul, takut kalo beneran hal itu terjadi.

"Giliran di ancem aja baru diem."

Ini sudah pukul 12 malam mereka baru setengah perjalanan, itu karena Micha ingin pulang dulu kerumah ambil baju, padahal Jihoon sudah bilang kalau tidak perlu bawa karena dirinya juga tidak bawa.

Tapi Micha tetep kekeh kalau dia harus bawa, harusnya jam segini sudah sampai kalau bukan karena Micha.

"Ji, gue mau nanya boleh gak?" Micha menatap Jihoon yang sedang fokus menyetir.

Jihoon hanya berdehem, sebenarnya dia agak gugup di tatap seperti itu.

"Pas Giselle chat Lo, ortunya nanyain Lo, Lo dateng gak?"

"Enggak."

"Kenapa?"

"Kenapa ya hmm..." Jihoon berpikir sebentar. "takut lo cemburu." Katanya.

"Dih! Apaan, gue gak cemburu ya!" Ujar Micha.

"Yakin?"

"Yakin lah, ngapain gue cemburu coba?"

"Ohh gitu, beneran gak cemburu kan?" tanya Jihoon sekali lagi ingin memastikan.

"Lo nanya lagi gue tampol ya Ji." Micha sudah melayangkan bogemannya di depan Jihoon.

Jihoon tertawa sinis. "Oke, berarti kalo gue ajak Lo ketemu sama ortunya Giselle dan Gisellenya gak cemburu dong."

"Dih ngapain gue cemburu."

Player With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang