Chapter Nineteen

87 15 0
                                    


Sekitar jam 5 subuh Jihoon baru sampai Apartement dia di Bandung, dia melihat Micha masih tertidur pulas.

Dengan santainya Jihoon menggendong Micha sampai kamar.

"Loh bang?"

Jihoon menoleh ke sumber suara, adiknya ternyata sudah lebih dulu sampai di sini.

"Lo bawa pacar Lo kesini?" Tanya adiknya.

"Hem, Lo jagain ya besok, kalo dia mau keluar temenin aja."

"Lo mau kemana emang besok?"

"Ada urusan."

"Lo ngajak gue kesini cuma buat nemenin pacar Lo?"

"Nggak lah, seharian doang, abis itu baru deh Lo bebas mau kemana, nemuin pacar Lo yang di Bandung juga boleh." Ucap Jihoon santai.

Adiknya mengikuti Jihoon duduk di Ruang tamu, mau mengikuti ikutan ngerokok malah rokoknya di ambil.

"Satu doang bang, besok kan gue nemenin Cewek Lo."

Jihoon melempar satu batang rokok ke meja. "Awas Lo sampe ngerokok di depan dia." Ancam Jihoon pada adiknya.

"Gue juga tau kali."

Jihoon sebenarnya nggak suka ngerokok cuma karena pikirannya akhir akhir ini sedang kacau terpaksa dia ngerokok sesekali.

"Urusan Lo bukan buat nemuin mantan Lo disini kan bang?" Tanya adiknya di sela rokoknya.

Jihoon menghembuskan asap rokoknya kasar, niatnya nggak mau jawab tapi pasti adiknya sangat penasaran.

"Kalo iya kenapa?" tanya Jihoon balik.

Adiknya terkejut. "parah Lo, Cewek Lo tau gimana?"

"Biasa aja paling dia."

"Nggak mungkin sih, Cewek tuh gampang buat nutupin perasaannya, yang susah tuh ngungkapinnya, gengsi."

"Tau aja playboy Bandung." Cibir Jihoon sambil tertawa.

"Enak aja, gue bukan playboy ya, Cewek Cewek aja yang pada tergila gila sama ketampanan gue."

Jihoon berdecih mendengarnya, emang di akui wajah adiknya memang ganteng tapi gak perlu di omong juga.

"Cewek Lo aja sampe foto gue kan."

Ah, Jihoon baru teringat hal itu, dia mengambil ponsel Micha dari kantung jaketnya berniat mau menghapus foto itu, untung adiknya ingetin.

"Tuh udah gue hapus." Tunjuk Jihoon.

"Posesip banget dah, besok juga pasti dia foto gue lagi."

"Hapenya gue bawa."

"Gampang tinggal foto pake handphone gue, foto berdua."

"Gue ancurin handphone Lo."

Adiknya tertawa. "Becanda bang becanda."

Jihoon menatap tajam adiknya, suka sekali adiknya ini memancing emosinya.

"Oya bang, gue mau daftar jadi anggota BEM dong, kalo bisa sih gantiin Lo sebagai ketua BEM ya."

Nah kan, mulai lagi mancing emosi Jihoon.

"Gak." Jawab Jihoon singkat.

"Yailah bang, masa jabatan Lo kan cuma satu tahun, lagian yang milih sebagai ketua BEM kan bukan Lo ini."

"Tapi Lo gak bakal bisa masuk anggota BEM kalo bukan atas persetujuan gue."

"Ayolah bang... Lo gitu sama adek."

Player With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang