Hallo semua Wellcome to chapter seven, sebelum lanjut baca jangan lupa vote dan komen ya semua. Buat yang udah baca sejauh ini, terimakasih.
.
.
.
.
."Hahaha iri sama lo?, Gak mungkin lah, orang gak ada kelebihannya. Cuman banyak omong doang bangga."
"Susah kalau banyak musuh selau ada yang syirik" lanjut Clara tak mau kalah.
"Bacot doang gede nyali nya gak ada" lanjut Bella tak mau kalah juga.
"Udah bel!, Berantem sama dia gak akan ada habisnya yang ada nanti lo di hukum" ucap Grace.
Bella yang berada di belakang Clara pun langsung diam, ia tidak melanjutkan perdebatan sampah itu. Walaupun tadi emosi nya sedikit terpancing namun ia berusaha menahannya.
Entah mengapa hanya dengan melihat muka Clara dapat membuat darah di kepala Bella mendidih. Ingin sekali rasanya mencabik-cabik muka milik mantan sahabatnya itu.
"Hai Grace!" Sapa Shaka yang tiba-tiba berdiri tepat di samping Grace.
Grace tak menjawab ia tetap diam dan fokus ke depan sembari menunggu upacara di mulai.
"Grace! Jawab kek kalau gue sapa tu."
Masih tak ada balasan Grace tetap diam, ia dengar namun ia pura-pura tidak dengar.
"Sapa gue aja Sha nanti pasti gue jawab" ucap Clara tiba-tiba.
"Gue gak minat buat nyapa lo!."
Clara yang mendengar itu pun terdiam. Jujur saja ia sangat malu selalu mendapatkan ucapan tak pantas dari Shaka, namun ia tidak akan berhenti sebelum mendapatkan nya.
Sementara Bella ia berusaha mati-matian menahan tawa akibat melihat Clara yang di perlakukan seperti itu.
Clara menatap Bella kesal, bisa-bisa Bella ingin tertawa, "gak usah ketawa lo!."
"Gak ada yang ketawa di sini" ujar Bella santai.
"Sudah tidak ada yang berbicara lagi, karena upacara akan segera di mulai" instruksi guru piket.
Upacara di mulai dengan tertib, tak lama upacara berlangsung sudah banyak siswa-siswi yang tumbang. Sebenarnya itu hanya pura-pura agar mereka tidak mengikuti upacara saja.
Tiba-tiba saja kepala Grace seperti di hantam oleh batu-batu besar, namun ia berusaha menahan semuanya. "Ayo Grace jangan tumbang bentar lagi selesai, semangat" ujarnya dalam hati.
Ren masih memandang Grace dari kejauhan walaupun tidak terlalu kelihatan. Ren sedikit panik melihat perubahan di wajah Grace seperti orang yang menahan sakit.
Sedetik kemudian Grace pun tumbang, ia tidak bisa menahan berat badannya lagi. Bella yang melihat itu pun panik, "Grace!" Panggilnya.
"Gue gpp bel" ujarnya dengan sisa tenaganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
fille froide [ON GOING]
FantasyGracella anak tunggal yang hidup dengan rasa trauma dan dendam di dalam dirinya. Hidupnya hanya untuk membalaskan dendam seseorang di masa lalu nya. Hingga suatu hari perjodohan gila terjadi. Yang di mana dia harus menerimanya, dengan berat hati. "...