Hallo semua Wellcome to di chapter ke tiga, sebelum lanjut baca jangan lupa vote dan komen ya semuanya...
.
.
.
.
.Grace memeluk mama nya erat-erat walaupun ada sedikit rasa sedih, di mana Elena bukannya menanya kabar nya melainkan menanya tentang sekolah nya.
"Mama tenang aja Grace baik-baik aja di sekolah, les juga aman, Grace gak pernah libur sekolah juga."
"Bagus lah, kalau begitu. Jangan pernah buat papa mu marah ya Grace, mama hanya tidak ingin melihat papa mu kecewa. Kamu lah harapan kami."
"Iya ma, maaf ya ma kalau Grace belum bisa jadi apa yang kalian mau. Tapi boleh gak ma tamat SMA Grace mau masuk kedokteran."
"Grace kamu itu anak tunggal keluarga Winata, jadi kamu harus meneruskan perjalanan papa mu di bidang bisnis. Jadi kamu buang jauh-jauh harapan mu itu."
Mendengar itu Grace hanya tersenyum, lagi dan lagi ia harus membuang cita-citanya. Mau sampai kapan semuanya di atur. Jujur saja ia sudah lelah sama semua ini.
"Oh iya Grace nanti malam kamu siap-siap ya, tampil yang cantik. Ini baju nya jangan lupa di pakai ya, karena kita bakal kedatangan tamu yang sangat penting" Elena memberikan paper bag.
Grace bingung mengapa ia harus tampil cantik?. Bukannya itu tamu orang tuanya?. Tak mau ambil pusing Grace segera mengambil paper bag tersebut dan pamit untuk pergi ke kamarnya.
Sesampainya di kamarnya ia bergegas membuka paper bag tersebut. Ternyata Paper bag tersebut berisikan sebuah baju dress berwarna biru.
"Cantik ya baju nya pasti ini buatan mama".
Selesai membuka baju itu ia segera meletakkannya ke lemari miliknya dan melanjutkan rutinitas lainnya.
Malam pun tiba, Grace sedang bersiap-siap di kamarnya. Betapa cantiknya penampilan Grace saat ini. Walaupun masih ada sedikit bekas luka memar di wajahnya namun itu tidak menghilang kecantikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
fille froide [ON GOING]
FantasiGracella anak tunggal yang hidup dengan rasa trauma dan dendam di dalam dirinya. Hidupnya hanya untuk membalaskan dendam seseorang di masa lalu nya. Hingga suatu hari perjodohan gila terjadi. Yang di mana dia harus menerimanya, dengan berat hati. "...